Chereads / Unwanted Coercion / Chapter 10 - BAB 10

Chapter 10 - BAB 10

"Dia temanku Mas. Udah ah keluar! Aku mau tidur." Ucap Imelda sambil menarik tangan Ricandra. Karena Ricandra nggak mau bangun, Imelda pun tertarik dan jatuh ke dada Ricandra. Imelda melotot menatap wajah Ricandra yang jaraknya hanya 5cm dari wajahnya. Sedangkan Ricandra tersenyum manis. Ricandra bisa merasakan betapa kenyal dan padat payudara kecil Imelda di dadanya. Jantung Imelda berdetak kencang takut di apa-apain Ricandra karena sekarang ia hanya menggunakan handuk yang hampir melorot. Imelda segera berdiri dan merapatkan handuknya lagi lalu mengambil piyamanya dan masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah memakai piyamanya, Imelda keluar dari dalam kamar mandi dan melihat Ricandra masih berbaring di ranjangnya.

"Kenapa masih belum pergi?" Tanya Imelda kesal dengan muka cemberut.

"Aku mau tidur disini. AC kamarku mati." Jawab Ricandra sambil memejamkan matanya.

"Kamar di rumah ini kan banyak Mas?" Tanya Imelda.

"Aku sudah PW (Posisi Wenak). Ayo tidur!" Ujar Ricandra sambil menarik selimut. Imelda pun terpaksa tidur bersama Ricandra untuk ke sekian kalinya. Ia berbaring di samping Ricandra dan memunggunginya.

Pagi hari saat Ricandra membuka matanya ia melihat ranjang di sampingnya sudah kosong. Ia pun keluar kamar dan melihat Imelda sedang memasak di dapur.

'Wangi banget. Bikin perut lapar.' Batin Ricandra. Ia pun duduk di meja makan sambil memperhatikan punggung Imelda yang sedang memasak. Imelda memasak masih memakai piyama lengan pendek dan celana selutut yang ia pakai tidur tadi malam lalu di lapisi celemek di bagian depan tubuhnya. Rambutnya di ikat sembarangan ke atas memamerkan lehernya yang jenjang, putih dan mulus. Ricandra melihat tubuh Imelda dari atas hingga ke bawah.

'Lumayan...' Batin Ricandra.

Saat Imelda berbalik mau menaruh masakannya di meja makan, ia melihat Ricandra disana.

"Kamu bangun jam berapa?" Tanya Ricandra pada Imelda.

"Jam empat Mas." Jawab Imelda sambil menaruh ayam kecap dan kopi panas di atas meja makan.

"Aku mau sarapan sekarang. Aku lapar." Ucap Ricandra. Imelda pun mengambilkan nasi lalu menaruh di atas meja depan Ricandra.

"Hari ini kamu kemana?" Tanya Ricandra pada Imelda karena hari ini hari Minggu.

"Nggak kemana-mana. Mau bersih-bersih dan nyuci." Jawab Imelda sambil menaruh lauk di piring Ricandra.

"Nggak usah. Nanti pembantu mama mau kesini. Ayo ikut aku jenguk papa." Ujar Ricandra lalu memasukkan suapan pertama ke mulutnya.

"Oke. Aku mandi dulu Mas." Balas Imelda seraya berdiri hendak pergi ke kamarnya tapi di cegah Ricandra.

"Temani aku makan. Ayo sarapan bersama." Ujar Ricandra. Imelda pun mengambil piring untuk makan bersama Ricandra.

Sesampainya di rumah sakit Imelda dan Ricandra mencium punggung tangan Pak Bams dan Bu Sofely bergantian.

"Ricandra nggak jahat kan sama kamu?" Tanya Pak Bams pada Imelda.

"Enggak Pakdhe..." Jawab Imelda sambil tersenyum.

"Kok panggil Pakdhe lagi?" Ujar Pak Bams kurang suka.

"Iya Pa..." Ucap Imelda malu-malu karena belum terbiasa.

"Ricandra kamu makin gemukan sekarang?" Ujar Pak Bams pada Ricandra yang melihat pipi Ricandra agak sedikit cabi.

"Masa' sih Pa?" Tanya Ricandra tidak percaya sambil membelai pipinya.

"Iya Ricandra. Sepertinya Imelda merawatmu dengan sangat baik." Ucap Bu Sofely menambahi sambil tersenyum senang.

Tidak berapa lama perawat mengantar makan siang untuk pasien. Bu Sofely pun menerimanya lalu menaruh di meja samping Pak Bams.

"Pakdhe... eh Papa mau makan? Biar Imelda suapi ya mumpung masih hangat?" Ucap Imelda menawari Pak Bams makan. Pak Bams pun mengangguk sambil tersenyum. Imelda membuka makanan itu lalu menyuapi Pak Bams dengan pelan-pelan. Ricandra dan Bu Sofely menyaksikan Imelda menyuapi Pak Bams dengan penuh perhatian.

"Tuh lihat Ricandra, Imelda sama mertuanya perhatian gitu apalagi sama suaminya? Kamu aja makin gemukan sekarang. Kamu belum apa-apain dia kan?" Ucap Bu Sofely pada Ricandra sambil berbisik.

"Apa-apain gimana Ma?" Tanya Ricandra pura-pura nggak ngerti.

"Sudahlah. Ingat Imelda masih sekolah. Jangan di bikin hamil." Ucap Bu Sofely pada Ricandra.

"Di bikin hamil gimana Ma? Orang Ricandra nggak ngapa-ngapain dia. Malah kita tidur di kamar yang berbeda. Ricandra masuk kamarnya aja di usir." Jelas Ricandra pada mamanya. Mamanya tertawa terbahak-bahak membuat Pak Bams dan Imelda menoleh ke arah mereka.

"Ada apa?" Tanya Pak Bams ingin tahu.

"Nanti saja Mama critain Pa..." Ucap Bu Sofely sambil menahan tawanya.

Sore hari Ricandra dan Imelda pamit pulang pada Pak Bams dan Bu Sofely. Di tengah perjalanan Imelda baru ingat kalau beras di rumah tinggal sedikit.

"Mas mampir beli beras ya. Di rumah tinggal sedikit." Ucap Imelda tiba-tiba.

"Mau beli dimana?" Tanya Ricandra sambil tetap mengemudi.

"Di toko yang dekat perumahan Mas Ricandra aja. Selain harganya lebih murah. Kita juga membantu menambah rizki mereka untuk menyekolahkan anak mereka. Kalo kita beli di supermarket harganya lebih mahal dan lagian yang punya juga sudah kaya." ucap Imelda membandingkan. Ricandra pun berpikir yang di katakan Imelda ada benarnya juga.

Sesampainya di rumah pembantu yang membersihkan rumah sudah pulang. Imelda segera masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Perjalanan jauh membuatnya merasa sangat lelah.

Begitu juga dengan Ricandra ia istirahat di kamarnya. Tidak berapa lama ponselnya berdering. Ricandra mengambil ponselnya dan melihat ID pemanggil yang menunjukkan nama pemanggil "Sayangku". Ricandra pun segera menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.

Ricandra : "Hallo."

Roselia : "Sayang..."

Ricandra : "Iya ada apa sayang?"

Roselia : "besok aku berangkat ke Singapura."

Ricandra : "Iya aku tahu..."

Roselia : "Kamu nggakpapa kan aku tinggal 3 bulan?"

Ricandra : "Nggakpapa. Sudah biasa. Mau di antar ke bandara?"

Roselia : "Nggak usah sayang. Aku berangkat sama tim crew. Udah dulu ya aku mau mandi. Bye sayang muach"

Setelah menaruh ponselnya kantuk Ricandra pun menjadi hilang. Ia segera masuk ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya dengan mandi air hangat.

Malam hari Ricandra turun dari kamarnya. Suasana rumah sangat sepi. Ia pun membuka kamar Imelda dan tampaklah Imelda sedang belajar karena besok try out. Ricandra pun masuk dan duduk di tepi ranjang Imelda.

"Imelda..." Panggil Ricandra.

"Hmmm..." Sahut Imelda tanpa menoleh ke Ricandra tetap fokus membaca bukunya di meja belajar.

"Kamu sudah makan?" Tanya Ricandra.

"Belum." Jawab Imelda singkat.

"Ayo makan di luar." Ajak Ricandra.

"Kemana?" Tanya Imelda masih fokus ke bukunya. Ricandra pun mendekati Imelda lalu menutup bukunya dan menarik tangannya. Imelda pun menurut saja karena memang perutnya sudah lapar. Ricandra mengajaknya masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobilnya ke jalan raya. Setelah 20 menit perjalanan akhirnya Ricandra memarkirkan mobilnya di sebuah rumah makan yang menjual berbagai macam olahan seafood.