Chereads / Unwanted Coercion / Chapter 4 - BAB 4

Chapter 4 - BAB 4

Imelda pun segera menghabiskan susunya. Setelah itu berdiri dan pergi ke dapur lalu membuka kulkas mengambil telur, daun bawang, dan wortel. Setelah itu ia memakai celemek yang ada di gantungan pojokan. Ia mengambil wadah lalu mencuci wortel dan daun bawang. Setelah itu mengirisnya kecil-kecil. Lalu memecahkan telur dan mengocoknya bersama wortel dan irisan daun bawang tidak lupa menambahkan garam, merica bubuk dan penyedap. Ricandra menyaksikan punggung Imelda yang sedang memasak dengan cekatannya. ia pun tersenyum.

Saat Imelda menggoreng masakannya baunya tercium sangat harum membuat perut Ricandra semakin lapar. Tidak berapa lama Imelda menaruh sepiring omelet di meja makan tepatnya di depan Ricandra lengkap dengan sendok, garpu dan saos. Ricandra pun segera menyantapnya.

"Auw sssshhhhhh hah hah hah." Eluh Ricandra.

"Kenapa Mas?" Tanya Imelda panik.

"Panas." jawab Ricandra.

"Hati-hati Mas. Pelan-pelan makannya. Nich minum." Ucap Imelda sambil menyerahkan segelas air putih. Ricandra pun menerimanya lalu meminumnya.

"Kamu nggak makan?" Tanya Ricandra saat melihat Imelda hanya menungguinya makan.

"Nggak Mas. Aku udah kenyang." Tolak Imelda.

"Ayo makan. Kamu kan belum makan. Aaaa" Ucap Ricandra sambil menusuk omelet lalu mengarahkan ke mulut Imelda dan menyuruhnya membuka mulutnya. Imelda pun terpaksa menerima suapan Ricandra. Imelda mengunyahnya dengan menunduk. Wajahnya memerah. Ini pertama kalinya ia makan di suapi laki-laki.

"Masakanmu enak..." ucap Ricandra tiba-tiba.

"Makasih Mas..." balas Imelda sambil tersenyum.

Setelah Ricandra selesai makan Imelda mencuci piring dan membersihkan meja makan serta dapur. Sedangkan Ricandra menonton televisi di ruang tengah. Selesai bersih-bersih Imelda bermaksud kembali ke kamarnya namun tiba-tiba listrik padam.

"MAS... MAS RICANDRA... TOLONG IMELDA!" Teriak Imelda hampir menangis.

"Ada apa?" Tanya Ricandra saat sudah di depan Imelda menggunakan senter ponsel dan melihat Imelda sedang berjongkok di samping tangga.

"Aku takut gelap hiks hiks." Jawab Imelda mulai menangis lalu memeluk Ricandra.

"Ada aku. Jangan menangis lagi." Ricandra membalas pelukan Imelda.

"Apa kamu mau tidur?" Tanya Ricandra. Imelda mengangguk. Ricandra pun mengantar Imelda ke dalam kamarnya. Membaringkannya di ranjang dan menyelimutinya.

"Jangan pergi. Aku takut. Ini pertama kalinya aku di sini" Ucap Imelda saat Ricandra akan pergi.

"Lalu?" Tanya Ricandra.

"Temani aku Mas. Aku mohon. Aku benar-benar takut." Ucap Imelda memohon hampir menangis. Akhirnya Ricandra pun menemani Imelda.

"Jangan menangis. Aku akan menemanimu di sini." Balas Ricandra lalu berbaring di samping Imelda. Imelda pun memeluknya dan menyembunyikan kepalanya di dada Ricandra hingga ia tertidur.

'Rambutnya wangi banget.' Batin Ricandra sambil memeluk Imelda. Ricandra pun berusaha menenangkan dirinya sendiri yang baru pertama kali tidur sambil meluk gadis. Ada sesuatu yang tidak beres. Tiba-tiba juniornya bereaksi. Ia pun berusaha menekan perasaan aneh itu hingga ia pun ikut tertidur juga.

Pagi hari Imelda membuka matanya. Ia merasakan ada sesuatu yang berat di perutnya. Ia pun merabanya dan menemukan tangan laki-laki. Ia kaget lalu melempar tangan itu ke belakang. Ia menoleh ke belakang dan mendapati tubuh Ricandra sedang tidur seranjang dengannya dan memeluknya.

"Aaaaaa kenapa Mas Ricandra tidur di sini?" Teriak Imelda sambil mendudukkan dirinya lalu menarik selimut hingga dadanya. Ricandra yang mendengar teriakan Imelda segera membuka matanya.

"Masih pagi kenapa kamu teriak-teriak sih?" Ucap Ricandra sambil mengerjapkan matanya berusaha membuka matanya dengan lebar.

"Kenapa Mas Ricandra tidur disini? Bukannya tadi malam kita sudah bikin perjanjian kalo kita tidur di kamar yang berbeda?" Ucap Imelda menjelaskan.

"Hey gadis kecil coba di ingat lagi ya? Saat listrik padam kamu ngapain?" Balas Ricandra lalu bangun dan pergi keluar dari kamar Imelda. Imelda pun mencoba mengingat kejadian tadi malam dan betapa malu dirinya. Ia yang meminta Ricandra tidur disini dan yang mulai memeluknya. Sekarang malah nuduh Ricandra yang salah. Imelda pun segera mandi dan berganti pakaian lalu pergi ke dapur membuat sarapan pagi.

Ricandra menuruni tangga dan melihat punggung Imelda sedang memasak di dapur. Ia pun duduk di meja makan.

"Buatkan aku kopi." Ucap Ricandra membuat Imelda yang fokus memasak menjadi kaget.

"Oke!" Balas Imelda tanpa menoleh.

Tidak berapa lama Imelda menyuguhkan kopi di meja makan beserta sarapan pagi berupa sayur capjay dan telur ceplok karena hanya itu bahan yang tersedia di kulkas. Ia mengambilkan nasi untuk Ricandra.

"Segini cukup?" Tanya Imelda sambil menunjukkan nasi di piring yang ia pegang. Ricandra pun mengangguk.

"Aku akan bekerja. Kamu jaga rumah ya?" Ucap Ricandra setelah selesai makan dan berdiri hendak naik ke kamarnya.

"Antar aku pulang Mas. Besok aku harus sekolah. Dan bukankah kita akan mengurus surat pernikahan kita hari ini?" Tanya Imelda.

"Aku sudah menyuruh seseorang untuk mengurusnya. Kita tinggal menunggu suratnya jadi dan tanda tangan. Nanti sore aku akan mengantarmu pulang setelah pulang kerja. Nggakpapa kan?" Balas Ricandra.

"Nggak mau. Aku takut di rumah sendirian." Jawab Imelda.

"Kalo gitu ikut aku ke kantor. Aku ada meeting hari ini." Ucap Ricandra memberikan penawaran. Setelah berpikir sejenak Imelda pun setuju.

Sesampainya di perusahaan semua mata tertuju ke arah Imelda yang mengekor di belakang Ricandra. Imelda merasa malu lalu ia menarik lengan Ricandra dan berjalan di sampingnya.

"Kenapa semua orang melihatku seperti itu Mas?" Bisik Imelda di samping Ricandra.

"Mungkin penasaran. Ingat kalau di tanya semua orang bilang kalau kamu sepupuku. Oke?" ujar Ricandra pada Imelda.

"Siap bos!" Balas Imelda sambil mengacungkan jempolnya.

Setelah sampai di ruangan kantornya Ricandra segera duduk di kursinya lalu menyalakan laptop.

"Sebentar lagi aku meeting di ruangan sebelah. Kalo butuh sesuatu bilang saja pada sekretarisku di luar pintu ini." ucap Ricandra pada Imelda. Imelda pun mengangguk mengerti.

Setelah Ricandra keluar ruangan Imelda merasa bosan. Ia mengirim pesan ke grup whatsapp yang terdiri dari Imelda, Rita, Melly dan Vina.

Imelda : Lagi apa guys? Bosen nich ????

Melly : Makan somay

Rita : Kamu jadi nikah?

Vina : udah malam pertama belum Imelda? Hahaha

Imelda : @Rita jadi lah. Kamu tahu kan bapak ku gimana?

Imelda : @Vina mau tahu aja apa mau tahu banget? Hahaha

Karena bel masuk tanda istirahat sudah selesai telah berbunyi, ketiga teman Imelda pun tidak membalas pesan Imelda.

Siang hari Imelda merasa lapar. Ia pun keluar ruangan dan melihat ke meja sekretaris tapi tidak ada orangnya. Ia menengok ke ruangan sebelah pintunya masih belum terbuka. Ricandra masih belum selesai dengan meetingnya.

"Gimana ini?" Gumam Imelda sambil memegangi perutnya.

"Ada yang bisa di bantu Mbak?" Tanya seseorang dari belakang Imelda. Imelda pun menoleh dan tampaklah Romaldy asistent Ricandra.

"Aku lapar. Bisa kah aku mendapatkan makanan? Atau pinjamkan aku uang nanti aku akan menggantinya." Ucap Imelda terus terang tanpa malu-malu karena dia memang sudah sangat lapar.

"Ikutlah denganku ke kantin. Aku akan mentraktirmu makan. Mmm aku Romaldy asistennya Pak Ricandra. Kamu siapa?" Tanya Romaldy sambil mengulurkan tangannya kepada Imelda.

"Imelda. Sepupunya Mas Ricandra." jawab Imelda sambil membalas uluran tangan Romaldy dan tersenyum.