"ARYA!"
Ageha segera berlari ke arah Arya yang tergeletak di lantai. Dia tahu bahwa mereka akan bertarung, tapi Ageha tidak menyangka bahwa Roy akan melukai Arya dengan sangat parah.
Ageha mengangkat tubuh Arya untuk memeriksa lukanya, tapi luka Arya segera menutup. Sepertinya Arya sangat beruntung, karena dirinya adalah manusia serigala yang memiliki kemampuan untuk menyebuhkan diri dengan sangat cepat, jika tidak dirinya pasti akan sekarat.
Arya mencoba berdiri kembali, tapi sayangnya dia tidak sanggup untuk melakukannya. Sepertinya meski lukanya telah menutup, tapi dia tetap tidak bisa mengganti darah yang sudah keluar dari tubuhnya.
"Arya, kau tidak perlu memaksakan dirimu..."
"Jika kau ingin balas dendam, kau harus bisa berdiri!"
"ROY!"
Saat Ageha khawatir terhadap Arya, Roy malah menyuruh pemuda itu untuk bangkit kembali. Ageha tidak mengerti dengan sikap Roy saat ini, kenapa dirinya tiba-tiba saja bersikap sangat keras. Dulu Roy juga pernah melatihnya, tapi dia tidak pernah memperlakukan Ageha seperti dia memperlakukan Arya saat ini.
"Jika kau tidak bisa berdiri, lupakan saja balas dendammu!"
Arya langsung menatap tajam Roy, setelah perkataan itu keluar dari mulutnya. Arya tidak mungkin bisa melupakan dendam yang saat ini masih membara di dalam hatinya.
Meskipun dengan bersusah payah, Arya dapat berdiri kembali. Darah masih membasahi bagian depan tubuhnya, meski lukanya sudah sembuh, karena Arya tidak memiliki waktu sedikitpun untuk menyingkirkan darah di tubuhnya.
Beberapa detik setelah Arya berhasil berdiri kembali, Arya merasakan hantaman yang sangat kuat pada tubuhnya yang membuatnya terpental ke belakang sampai menabrak dinding. Arya merasakan bahwa beberapa tulangnya patah, karena hantaman tersebut.
Saat Arya melihat ke arah si penyebab tubuhnya terpental, dia masih memasang pose sehabis menendang dengan satu kaki yang terangkat. Meskipun Arya hampir tidak bisa melihat tendangannya, tapi tak salah lagi jika Roy yang membuat tubuhnya terpental tadi.
"Roy! Bukankah kau sudah berlebihan! Arya baru saja sadar dan tubuhnya masih lemah, tapi kenapa kau sudah sangat keras padanya!?"
"Itu justru karena dia lemah!"
"Huh!?"
Meskipun Ageha mencoba menghentikannya, tapi nampak tidak peduli dengan perkataan Ageha. Dia bahkan tidak melihat ke arah Ageha saat membalas perkataannya. Sementara Ageha nampak tidak begitu paham dengan tujuan Roy yang sebenarnya, meskipun Roy sudah memberikan jawaban atas pertanyaannya.
"Apakah kau sudah tidak bisa bergerak?!"
Roy nampak menatap tajam pada Arya yang masih tidak dapat berdiri. Meskipun Arya memiliki kemampuan penyembuhan diri yang sangat bagus, tapi Arya merasa bahwa dirinya tidak akan sanggup bertahan dari serangan Roy.
Dari awal Arya memang bukan orang yang suka berkelahi, jadi dia memang tidak memiliki teknik apapun untuk bertarung, selama ini dia hanya menggunakan instingnya untuk melakukan sesuatu, tapi sayangnya insting saja tidak akan sanggup untuk menghadapi Roy, bahkan instingnya tidak berguna untuk menghindari serangannya.
Setelah Arya merasa bahwa tulang di tubuhnya sudah membaik, dia kembali mencoba untuk berdiri, tapi sayangnya tinju Roy menghantam wajahnya dan membuatnya kembali tersungkur di lantai.
"ARYA!"
Ageha berlari ke arahnya, lalu memeluk tubuhnya untuk melindunginya dari serangan Roy. Ageha sudah tidak tahan dengan hanya melihat Roy yang menghajar Arya habis-habisan.
"Bukankah kau sudah berlebihan, Roy!?"
"Sama sekali tidak!"
Meskipun Ageha menatapnya dengan sangat tajam, Roy masih mempertahankan wajah tanpa ekspresinya. Dia nampak tidak menyesal sedikitpun, meski sudah membuat Arya babak-belur.
"Apakah semua yang kau lakukan tadi perlu untuk latihannya?"
"Ya!"
"Tidakkah kau bisa memberikan pelatihan yang lebih lembut dari pada itu?"
"Aku masih belum serius!"
"Aku tahu kau kuat, tapi bukankah kau harus menahan dirimu! Arya masih belum terbiasa dengan dunia kita, tapi kenapa kau harus kejam padanya?!"
"Itu agar dia menjadi kuat!"
"Apakah hanya kekerasan saja yang bisa membuatnya menjadi kuat?"
"Jika dia ingin balas dendam... ya!"
Ageha tidak mengatakan apapun setelah itu. Dia mengerti bahwa bersikap lembut tidak akan membuat Arya menjadi lebih kuat, tapi tidak adakah cara yang lebih baik dari pada ini? Meskipun Roy tidak pernah membuat Ageha menjadi seperti Arya saat ini, tapi dia berhasil membuat Ageha menjadi lebih kuat, lalu kenapa dia tidak bisa memilih latihan yang tidak sekeras ini untuk Arya.
Ageha memeriksa wajah Arya. Sepertinya Arya langsung kehilangan kesadarannya, setelah menerima hantaman yang sangat keras pada wajahnya tadi. Sepertinya latihan harus berakhir sampai di sini, meskipun Roy masih nampak ingin melanjutkan latihan mereka.
"Aku tahu jika balas dendam itu tidaklah baik, tapi apakah tidak ada yang bisa kita lakukan untuknya?"
"Apa kau kasihan dengannya?"
"Ya... dia baru saja kehilangan orang yang sangat berharga baginya... dia pasti merasa sangat sedih dan tak tahu apa yang sebaiknya dia lakukan... makanya dia memilih untuk balas dendam... agar dia tetap memiliki alasan untuk tetap hidup."
"Kita sudah mengalami hal yang sama dengannya!"
"Hn... Aku tahu..."
Baik Roy ataupun Ageha tahu rasanya kehilangan orang yang berharga bagi mereka. Makanya mereka bisa mengerti perasaan Arya saat ini, meski cara mereka berbeda saat mereka menghadapi Arya. Roy nampak sudah yakin dengan apa yang harus dia lakukan untuk Arya, sementara Ageha masih tidak tahu apa yang sebaiknya dia lakukan untuknya.
"Apa kau bisa memberitahuku alasan kenapa kau sangat keras padanya? Tentu saja tidak secara singkat!"
"....."
"Jika kau tidak bisa mengungkapkannya dengan suaramu, kau bisa menulisnya!"
"..."
Roy tidaklah pandai dalam merangkai kata, bahkan jika dia menulisnya, dia tidak yakin jika Ageha akan mengerti tentang apa yang coba dia lakukan. Jadi dia terdiam selama beberapa saat untuk memikirkan isi perkataannya, sebelum menjawab pertanyaan Ageha.
"Aku tidak ingin dia terbunuh!"
"Hm?"
Ageha nampak terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Roy. Sepertinya Roy memang mengatakan yang sebenarnya, karena Ageha bisa melihat jejak kesedihan pada wajah Roy.
"Arya saat ini ingin balas dendam, tapi dia terlalu lemah untuk melakukan hal tersebut!"
"Kita tidak tahu seberapa kuat lawannya, jadi kurasa memang lebih baik jika Arya bertambah kuat sebelum menghadapinya... tapi apa yang kau lakukan bukankah sudah berlebihan?"
"Aku tahu, tapi dia bisa terbunuh jika dia tidak bisa bertahan dariku!"
"Tapi kau bisa membunuhnya saat latihan tadi!"
"Aku sudah menahan diri!"
Ageha memberikan tatapan meragukan pada Roy. Dia tidak bisa melihat bahwa Roy tadi sedang menahan dirinya. Ageha memang tahu bahwa Roy sangat kuat dan dia dapat membunuh Arya, jika dia ingin, jadi mungkin saja apa yang dimaksud oleh Roy dengan menahan diri adalah dia tidak akan memberikan serangan yang akan langsung membunuh Arya.
Roy mengambil duduk di samping Ageha, lalu menyenderkan tubuhnya pada dinding.
"Aku tidak begitu pandai mengajar orang lain dengan kata-kata..... jadi Aku ingin Arya tahu betapa lemahnya dirinya saat ini dengan menunjukan perbedaan kekuatan kita... sejujurnya Aku masih ragu apakah caraku sudah benar atau tidak.... tapi Aku tahu bahwa Aku perlu memberikannya peringatan!"
"Apa kau masih bisa mengatakan bahwa itu adalah peringatan?"
Roy menggaruk pipinya dengan canggung. Dia harus mengakui jika apa yang telah dia lakukan memang berlebihan, tapi dia merasa bahwa apa yang dia lakukan memang sangat perlu dilakukan. Ini semua demi masa depan Arya.
"Apa ada hal lainnya yang ingin kau katakan?"
Roy nampak masih ingin mengatakan sesuatu, jadi Ageha akhirnya bertanya padanya. Jika dia tidak mengatakan apapun, Roy mungkin tidak akan pernah mengatakan isi kepalanya.
"Menyadari kelemahanmu sendiri akan membuatmu lebih berhati-hati dan lebih berhati-hati akan membuatmu lebih sulit untuk dibunuh!"
Meskipun Roy tidak menjelaskannya lebih lanjut, tapi Ageha sadar dengan apa yang coba dia sampaikan. Roy tidak melakukan hal ini agar Arya bisa bertambah kuat, tapi agar dia bisa bertahan hidup.
"Sadar akan kelemahan, kah... apakah seseorang mau melakukan hal tersebut?"
"....."
Roy tidak menjawab pertanyaan Ageha. Mereka berdua tahu bahwa sangat susah bagi seseorang untuk mengakui kelemahannya, meskipun kelemahannya sudah terlihat sangat jelas, karena seseorang tidak ingin terlihat lemah dihadapan orang lain. Bahkan baik Roy ataupun Ageha, tidak ada satupun di antara mereka yang ingin mengakui kelemahan mereka, jadi apakah Arya bisa menyadari dan mengakui kelemahannya? Sepertinya hanya Arya yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.