Chapter 25 - Ranking ATS

"Aku menganggap bahwa squad itu memang cocok untukmu, Ayah... tapi apakah kau bisa memberitahuku kenapa Ayah bisa masuk ke squad itu?"

"Pertanyaan bagus... tentu saja squad yang memiliki tugas sangat berbahaya tidak mungkin dimasuki oleh orang-orang sembarangan, hanya beberapa orang saja yang dapat masuk ke squad kita saat ini!"

Jagt nampak duduk dengan santai, meskipun isi pembicaraan mereka semakin serius dan rahasia. Sementara itu Raya nampak mencoba untuk duduk dengan tenang, sedangkan Arany hanya memandang Ayahnya tanpa ekspresi yang jelas, dia tidak terlihat begitu tertarik dengan isi pembicaraan Ayahnya, meskipun dia terus mengajukan pertanyaan. Dia melakukan hal itu mungkin hanya untuk memuaskan Ayahnya.

"Ada beberapa ranking yang dimiliki oleh para anggota ATS, hampir mirip dengan pangkat yang dimiliki oleh militer, tapi ranking dalam ATS memiliki beberapa cabang yang terbagi tergantung dengan kemampuan individu setiap anggotanya!"

"Pembagiannya cukup sederhana, saat kau pertama kali masuk ke ATS, kau menjalani beberapa tes yang sangat panjang, kan?"

"Tidak... Aku tidak menjalani tes apapun!"

"EH!"

Raya nampak sangat terkejut dengan informasi yang baru saja dia terima. Meskipun dia adalah putri Jagt, tapi Raya tidak pernah mengira bahwa Arany tidak pernah menerima tes saat masuk ke ATS. Bagaimana bisa hal itu terjadi? Raya memandang gurunya dengan pandangan bertanya-tanya.

"Ya, itu benar... dia tidak perlu menjalani tes apapun. karena dia masuk atas rekomendasi dari diriku! Dan itu adalah salah satu hak yang kumiliki sebagai pemilik ranking tertinggi!"

"Aku tidak terkejut jika Ayah memiliki ranking tertinggi, tapi bisakah kau menjelaskan tentang ranking itu?"

Arany sebetulnya tidak begitu tertarik dengan ranking, dia hanya tidak suka Ayahnya bertingkah sombong tanpa menjelaskan apapun.

"Raya, bisakah kau yang menjelaskannya!"

"Ya, Aku mengerti! Aku beberapa ranking yang terdapat dalam ATS, kau bisa menyamakan ranking di ATS dengan pangkat di militer atau ranking di dalam game, karena pada dasarnya prinsipnya sama... siapa yang lebih kuat dan memberikan banyak jasa, maka dia akan mendapatkan ranking yang lebih tinggi!"

"Kalau seperti itu, maka itu lebih dekat ke game dari pada militer!"

Baik Raya atau Jagt tidak menyangkal hal tersebut, karena mereka memiliki pemikiran yang sama. Sepertinya ATS didirikan dengan sistem seperti agar orang berada di atas adalah orang yang benar-benar kuat dan berjasa, jadi tidak ada gunanya untuk protes tentang hal seperti itu. Malahan Jagt menganggap bahwa sistem itu jauh lebih cocok untuk organisasi seperti mereka, dari pada sistem yang diterapkan di militer.

"Biasanya peringkat tertinggi dalam game adalah Emas, Perak dan Perunggu, tapi dalam ATS ada satu peringkat lagi yang lebih tinggi, yaitu hitam!"

"Black Hunter... itulah julukan yang kudapatkan saat mendapatkan peringkat tersebut!"

Jagt nampak sangat sombong saat menyebutkan julukannya. Bukannya Arany tidak mengerti perasaan Ayahnya, karena bagaimanapun pasti sulit untuk mendapatkan peringkat yang tinggi, apalagi di organisasi yang berbahaya ini. Meski begitu, Arany tetap tidak suka dengan sifat Ayahnya yang satu itu.

"Setiap orang akan mendapatkan julukan mereka masing-masing sesuai dengan peringkat dan keahlian mereka... contohnya adalah Aku... Aku belum pernah bertarung secara langsung dengan mahluk itu, jadi Aku tidak memiliki pengalaman apapun, tapi Aku memiliki kemampuan yang cocok untuk menjadi pemburu yang bertarung secara langsung, makanya Aku mendapatkan julukan sebagai White Hunter!"

"Kau bukan satu-satunya orang yang mendapatkan julukan seperti itu, ada banyak para pemula yang mendapatkan julukan seperti itu... Kalian mendapatkan julukan seperti itu, karena kalian masihlah polos seperti warna putih, setelah mendapatkan pengalaman, maka kalian bisa mendapatkan peringkat kuning, biru, merah, perunggu, perak, lalu emas... jika kalian bisa menjadi yang terbaik di bidang kalian, maka kalian bisa mendapatkan peringkat hitam!"

Raya menganggukan kepalanya mengerti. Kalimat terakhir yang dikatakannya memiliki makna tersirat, yaitu Raya harus bisa melampaui gurunya dan mendapatkan julukannya.

"Meskipun kau mendapatkan julukan itu, tapi kau tidak bisa memamerkannya ke semua orang, seperti kau mendapatkan gelar pendidikan atau mendapat kenaikan pangkat, jadi kurasa julukan itu tidaklah berguna!"

"Kau memang benar!"

Meskipun terdengar sangat kasar, tapi Jagt memang harus setuju dengannya. Jagt tidak bisa menyangkal jika julukan yang mereka dapatkan tidaklah lebih dari kepuasaan diri sendiri. Mereka tidak bisa menyombongkannya pada orang di luar ATS.

"Ranking yang kuterima ini memang tidaklah berbeda dengan ranking yang terdapat dalam game, tapi meski begitu, Aku tetap merasa bahwa ranking ini tidaklah buruk... kau pasti akan merasa senang saat mendapatkan ranking yang tinggi di dalam game, kan? Perasaan yang kualami saat mencapai ranking ini, kurasa sama, tidak, sudah pasti perasaan ini jauh lebih menyenangkan dari pada memiliki peringkat pertama dalam game!"

"Meskipun kau mungkin akan kehilangan nyawamu saat mendapatkan peringkat itu?"

"Justru itulah yang membuatku sangat senang saat mendapatkan rankingku saat ini!"

Arany memang menganggap bahwa pemikiran seperti itu bodoh, tapi dia tidak bisa menyangkal bahwa begitulah cara berpikir laki-laki. Arany bertanya-tanya apakah pria lainnya yang berada di ruangan ini juga memiliki pemikiran yang sama dengan Ayahnya. Arany tanpa sadar melihat ke arah Raya berada, pria itu nampak tersenyum saat mendengar perkataan Ayahnya.

"Lalu apakah kau akan mendapatkan sesuatu saat mencapai ranking tersebut?"

Tidak ingin memikirkan isi kepala Raya yang tengah tersenyum, Arany mengajukan pertanyaan lainnya.

"Sebetulnya kami tidak boleh sembarangan menyebutkan kewenangan kami pada orang lain, tapi karena kalian berdua adalah orang yang kupercayai, maka Aku akan mengatakannya!"

"Kenapa Ayah tidak boleh mengatakan hal seperti itu?"

"Tentu saja untuk keamanan... kita tidak bisa membeberkan begitu saja wewenang atau hal apa saja yang kami dapatkan saat mencapai ranking tertentu, karena jika hal tersebut sampai bocor ke para mahluk menjijikan itu, maka mereka bisa menyusun rencana tertentu untuk membalas kita!"

Arany harus mengakui jika hal itu memang berbahaya. Perang informasi memang tidak bisa dianggap remeh, semakin banyak kau tahu tentang lawanmu, maka semakin besar kau menang. Begitu juga hal sebaliknya, semakin sedikit lawan mengetahui tentang dirimu, maka semakin kecil lawanmu mengalahkanmu. Meskipun dalam perang, perhitungan saja tidaklah cukup, tapi setidaknya kau akan mendapatkan keunggulan jika kau memiliki informasi lebih banyak dari pada lawanmu.

"Lalu bisakah Ayah memberi tahu kami apa saja yang kau dapatkan saat mencapai rankingmu saat ini?"

"Aku hanya akan memberi tahumu beberapa hal saja, karena ada beberapa hal yang tidak boleh kubocorkan pada siapapun!"

Baik Arany ataupun Raya sama-sama menganggukan kepala. Tidak hanya Arany, bahkan Raya juga tidak mendapatkan informasi apapun tentang hal tersebut, karena betapa rahasianya informasi tersebut.

"Pertama adalah perlengkapan, semakin kuat kamu, maka kau akan mendapatkan perlengkapan yang semakin bagus... perlengkapan yang bagus untuk saja memerlukan uang yang tak sedikit untuk membuatnya, jadi oleh sebab itu mereka menginginkan orang yang terbaik untuk memakai hal tersebut, karena mereka ingin perlengkapan itu dapat digunakan dengan maksimal, bahkan jika kalian berada di peringkatku, kalian bisa memesan sendiri perlengkapan yang kalian inginkan!"

"Kedua adalah senjata, orang-orang yang berada di peringkat kami akan bisa dengan bebas memilih senjata yang kami sukai, bahkan jika itu adalah senjata yang baru dikembangkan, bahkan kami bisa memberikan senjata itu pada orang yang kami inginkan!"

"Ketiga, kami bisa dengan bebas merekrut orang-orang yang kami anggap memiliki potensi, meski kami perlu membuat laporan tentang alasan kenapa kami memilih orang tersebut, tapi pada akhirnya kami tetap memiliki kebebasan untuk memilih orang-orang yang kami inginkan untuk bergabung dengan ATS dan tentu saja tanpa tes, seperti yang terjadi padamu!"

Raya dan Arany hanya terdiam sambil mendengar penjelasan dari Jagt. Raya nampak cukup tertarik dengan apa yang dikatakan oleh gurunya itu, sementara Arany mulai bosan mendengar penjelasan panjang itu.

"Sebetulnya ada beberapa hal lainnya yang ingin kuberitahukan lagi pada kalian, tapi Aku akan menunggu sampai kalian menaikan ranking kalian... kurasa ini bisa menjadi sedikit motivasi untuk kalian!"

"Ya!"

"..."

Raya menjawab dengan bersemangat, sedangkan Arany tidak mengatakan apapun. Wanita muda itu nampak tidak tertarik sedikitpun untuk menaikan peringkatnya.

"Memangnya ada gunanya meningkatkan ranking untuk seseorang yang berkerja di balik layar?"

Setelah beberapa saat terdiam, Arany akhirnya mengeluarkan suaranya dengan nada yang menyindiri. Sepertinya dia tidak puas dengan posisinya, meskipun Arany tidak berharap untuk melakukan perkerjaan berbahaya, seperti bertarung secara langsung dengan mahluk itu, tapi dia setidaknya mendapatkan posisi yang lebih menantang, seperti memberikan bantuan dari jarak jauh sebagai sniper. Meski masih pemula, tapi Arany memiliki kepercayaan yang cukup tinggi pada kemampuan menembaknya.

"Itu tergantung usahamu... jika kau bisa menunjukan kemampuan yang hebat di bidang lainnya, selain berkerja di balik layar, maka kau mungkin akan dipindahkan ke posisi lain dan menaikan rankingmu mulai sekarang bukanlah sesuatu yang buruk... benar, kan?!"

"Ya, dimanapun posisimu berada saat ini, posisi itu sama pentingnya dengan posisi lainnya!"

Arany menatap kedua lelaki itu secara bergantian, meskipun mereka memiliki sikap yang berbeda dari luar, tapi pada dasarnya mereka tidaklah berbeda jauh satu sama lain. Arany mungkin akan bertemu dengan banyak orang seperti mereka, jika dia tetap berada di organisasi itu. Arany hanya bisa menghela nafas saat membayangkan bahwa hari-hari itu akan suatu hari nanti.

"Sebetulnya bukan hanya peringkat saja yang penting, tapi kerja samamu dengan teman satu squadmu juga akan sangat penting! Tak selamanya kalian akan ditempatkan di satu squad yang memiliki keahlian yang sama dengan kalian... kalian mungkin akan dipindahkan ke squad yang berada dari squad kita ini!"

"Ya, Aku sudah paham akan hal itu, makanya Aku juga melatih kemampuanku yang lain... seperti melacak seseorang atau membidik dan menembak dari jarak jauh!"

"Seperti yang diharapkan dari murid terbaikku, kau memang pantas menjadi seorang pemburu sejati!"

"Ya!"

"Hahahaha!"

Suara tawa Jagt dapat terdengar di ruangan tempat mereka berada berkumpul. Dia nampak sangat senang dengan jawaban Raya.

Aranya memegangi kepalanya yang mulai terasa pusing saat mendengar tawa tersebut. Arany saat ini hanya bisa berharap bahwa datangnya hari itu masih jauh di masa depan.

"Kenapa kau harus tiba-tiba tertawa seperti itu?"

Suara pelan Arany tak dapat didengar oleh siapapun yang berada di ruangan itu, karena suara tawa keras milik Ayahnya yang mengisi seluruh ruangan itu, atau itulah yang dipikirkan oleh Arany, tapi sebenarnya baik Jagt ataupun Raya sama-sama dapat mendengar suaranya dengan sangat jelas. Mereka hanya berpura-pura tak mendengarnya dan mempertahankan apa yang sedang mereka lakukan saat ini, Jagt masih nampak senang (setelah selesai tertawa) dan Raya yang hanya duduk dengan tenang di bangkunya.