Hi, Shin balik lagi bawa cerita baru. Cerita remaja yang bakal bikin kita semua mesam mesem bareng-bareng hehe ^^
Jangan lupa add to library! Komen juga yah 🥰❤️
Setiap partnya mungkin bakal pendek-pendek Shin buat 😁
Semoga kalian suka sama cerita ini ^^
*****
Seorang gadis bertubuh sekitar 155cm, dengan rambut diikat satu ke belakang dan dahinya tertutupi poni, berlari cepat, mencoba mensejajarkan langkah kakinya dengan seorang pemuda yang berada di depannya. Tubuh yang kecil sangat mempengaruhi lebar langkah kakinya.
"Ya Tuhan, dia ngelangkah apa lari sih? Kenapa kok gak nyampe-nyampe gue ngejar dia! Dasar kuda liar!" gerutu gadis itu dengan mempercepat larinya.
Atas kerja keras yang dilakukan, akhirnya, gadis itu bisa berdiri sambil merentangkan kedua lengannya di depan pemuda itu. Napas gadis itu naik turun tidak teratur membuat pemuda itu menatapnya aneh dan mencoba untuk melanjutkan perjalanannya melalui jalan di samping tubuh gadis itu.
"Eh- tunggu! Lo mau ke mana? Gue mau ngomong sama elo. Astaga! Gue capek-capek kejar lo, malah lo mau nyelonong ninggalin gue lagi," gerutu Esther sambil mengacungkan telunjuknya.
Pemuda itu menatap gadis di depannya dengan alis bertaut.
"Lo pegasus 'kan?" tanya gadis itu pada pemuda di depannya.
Semua pandangan orang di sekitar, tertuju pada mereka berdua dan tampak penasaran dengan apa yang akan terjadi.
"Kalo gak ada kepentingan mending lo minggir," usir pemuda itu menatap sinis gadis di depannya.
Gadis itu membelalakkan kedua matanya saat mendapat pengusiran dari Pegasus.
"Gue capek lari-larian ngejar lo. Lo bilang gue gak punya kepentingan? Ah- bener-bener yah, lo!" dengkus Esther menahan emosi.
Pemuda itu melipat kedua tangan di depan dada dan menatap tajam Esther yang balik menatapnya tanpa ragu. Esther memperhatikan lekat-lekat pemuda di depannya itu. Alisnya tebal, bibirnya merah, wajahnya benar-benar tampan tidak terbantahkan. Namun, sikapnya begitu dingin dan misterius membuat Esther penasaran dibuatnya.
Pemuda tampan bernama Pegasus itu lantas mendengkus dan menaruh tangannya di bahu Esther lalu mendorongnya pelan agar gadis itu tidak menghalangi jalannya. Pegasus melangkah meninggalkan Esther yang masih melamun, tetapi sedetik kemudian gadis itu menyadari kepergian Pegasus dan segera menyusulnya kembali.
"Pegasus! Gue suka sama elo!" teriak Esther tanpa malu.
Semua orang di sana menoleh, termasuk Pegasus. Pemuda itu menatap Esther horor dan bergumam, "sinting!"
Pegasus kembali melangkah, mengabaikan teriakan Esther yang dianggapnya hanyalah tindakan konyol. Sudah sangat sering, dirinya mendapatkan pernyataan cinta dari berbagai gadis, tetapi tidak ada satu pun yang ditanggapi oleh Pegasus. Baginya, semua itu hanyalah bullshit!
"Pegasus! Gue suka sama elo, woi!" Esther berteriak di depan Pegasus setelah berhasil berlari mengejar pemuda itu.
"Lo gila, yah?" ketus Pegasus.
"Hah?!" Esther memasang ekspresi wajah terkejut.
"Minggir!" usir Pegasus lagi.
"Woi! Lo denger gak sih. Gue suka sama elo," teriak Esther lebih kuat.
Pegasus berdecak kesal. "Lo ngomong apa sih? Gak jelas banget. Mendingan lo minggir. Lo ganggu banget."
"Lo tuli, yah? Gue udah ngomong sejelas itu, gue juga udah teriak-teriak dan elo bilang gue ngomong apa?" Esther melotot kesal pada Pegasus.
"Denger yah, gue ulangi lagi. Gu-e su-ka sa-ma e-lo! Gue suka sama elo." Esther mengeja perkataannya di samping telinga Pegasus sambil berjinjit.
"Lo gila!" desis Pegasus.
Esther kembali membelalakkan matanya mendengar tanggapan Pegasus.
"Lo ngatain gue gila? Lo kali yang gila." Esther mengentakkan lengan Pegasus dari cekalannya.
"Gue nyatain perasaan, malah lo katain gila. Enak aja!" gerutu Esther.
Pegasus menarik lengan Esther dan menundukkan tubuhnya, berbisik di samping telinga gadis yang menurutnya aneh itu. "Gue gak suka sama elo! Dasar gadis aneh!"
Pegasus mengempaskan balik lengan Esther, sama seperti apa yang dilakukan gadis itu pada lengannya. Semua orang di sekitar mereka sudah menahan napas, mengira akan ada adegan seperti di drama, sang pemuda mencium sang gadis dan mereka berpacaran. Akan tetapi, ternyata zonk! Mereka hanya mendapatkan percekcokan satu sama lain.
Pegasus berjalan dan sengaja menabrak tubuh mungil Esther yang sedang menggertakkan giginya kesal.
"Lo! Tunggu aja yah. Gue gak akan nyerah. Gue bakal terus kejar elo!" teriak Esther tanpa ragu apalagi malu. Gadis itu menatap punggung lebar Pegasus yang mulai perlahan menjauh dari pandangan matanya.
Esther kemudian melangkah ke arah berlawanan. Ekspresi wajahnya sama sekali tidak terlihat kecewa. Gadis itu bahkan bersenandung sambil melangkah ringan ke arah kelasnya mengabaikan pandangan aneh orang-orang di sekitarnya.