Pegasus menghabiskan sepanjang waktu sorenya di studio sekolah. Dirinya berlatih keras untuk pertandingan dance solo dan juga grup. Pegasus sering kali mendapatkan cibiran dari orang-orang awam di luar sana karena dianggap dance sama sekali tidak pas dengan imagenya yang dingin, miskin ekspresi dan irit bicara. Akan tetapi, pemuda itu menulikan telinga mengenai hal itu, dirinya lebih mementingkan mengukir prestasi untuk membungkam para pencemooh dirinya.
Sam dan Chris datang bersama beberapa orang teman lainnya masuk ke dalam studio. Mereka tergabung dalam kategori grup dance.
"Ternyata lo udah duluan ke sini, gue kira diculik sama bintang-bintang di langit," sindir Chris mencoba bercanda dengan Pegasus.
"Emang P udah jadian sama Star?" tanya Micel penasaran.
Semua orang yang ada di studio menatap wajah Pegasus, menunggu klarifikasi yang dikeluarkan pemuda tampan, idola para kaum hawa di sekolah mereka. Baru saja Pegasus ingin membuka mulut, berencana menjawab pertanyaan asal Micel, tiba-tiba pintu studio diketuk seseorang cukup keras.
Sam, Chris, Micel, Ayin, melompat terkejut, sedangkan Pegasus seolah sama sekali tidak memiliki refleks apa pun sehingga dirinya tetap berdiri diam dan hanya menoleh sekilas. Ayin segera berlari menuju pintu dan membukanya lebar untuk melihat siapa yang datang.
Seorang gadis berponi dengan rambut panjang diikat satu ke belakang tersenyum semringah, menampilkan deretan gigi putih bersihnya pada Ayin.
"Hallo, bantuin gue dong." Star menyapa Ayin dan menyodorkan kantong bening yang berisikan minuman dingin.
Kepala Star muncul dari ambang pintu menatap satu per satu orang yang ada di dalam studio dan pandangannya berbinar ketika matanya bersirobok dengan Pegasus.
"Kuda, semangat, yah, latihan hari ini. Gue tunggu lo di luar." Star tanpa ragu berteriak cukup lantang.
Semua orang di sana menahan tawa ketika tahu jika Star memberi Pegasus panggilan khusus yaitu Kuda. Sebelumnya, setahu mereka, tidak ada yang berani memanggil Pegasus dengan panggilan-panggilan aneh, tetapi Star sepertinya berbeda dari yang lain. Gadis itu dengan berani memanggil Pegasus, kuda.
"Star, lo gak semangatin kita juga?" goda Chris membuat Pegasus melirik tajam.
"Semangat juga buat semuanya," kata Star dengan ceria.
"Kuda, liat gue sini, bentar!" pinta Star dan Pegasus dengan spontan menoleh membuat keempat teman lainnya menutup mulut dan memegangi pipi mereka menahan senyum.
Star memasukkan telapak tangannya ke dalam saku seragam yang ia pakai seolah sedang mencari sesuatu, lalu tidak lama, gadis itu mengeluarkan jemarinya dari sana dan membentuk sebuah simbol hati dengan jempol dan telunjuk ke arah Pegasus. Wajah Star bersemu merah merona. Dirinya melawan rasa malu untuk melakukan semua itu. Star belajar dari novel dan juga drama yang sering ia tonton.
Keempat sahabat Pegasus bersorak cie-cie, salah tingkah, tetapi berbeda hal dengan Pegasus, pemuda itu berdiri tanpa ekspresi melihat tingkah Star yang dianggap berlebihan.
"Mending lo pergi deh. Ganggu banget!" Pegasus dengan begitu kejamnya mengusir Star.
Bukan hal yang mengejutkan ketika perkataan dan sikap itu diberikan Pegasus pada para gadis yang mengejar cintanya. Keempat sahabat Pegasus sontak menoleh bersamaan, menganalisis ekspresi Star setelah mendapat pengusiran kejam dari sahabat mereka.
Star tampak baik-baik saja. Gadis itu tetap tersenyum ceria seolah ucapan Pegasus hanyalah angin lalu semata.
"Okay! Gue cabut dari sini. Gue gak akan ganggu lo latihan, tapi—gue bakal ganggu lo lagi kalo udah selesai latihan. Babay, muah!" Star memberikan flying kiss ke arah Pegasus dan berbalik dengan wajah semringah.
Keempat sahabat Pegasus bertepuk tangan secara spontan dan bersamaan. Sesuatu pemandangan yang langka, yang pernah mereka temukan. Bahkan Moon yang terkenal bar-bar dan begitu posesif pada Pegasus pun akan segera mundur, menciut ketika pemuda tampan itu mengusirnya dengan nada suara cukup tinggi. Star sepertinya benar-benar sudah mempersiapkan mental yang kuat untuk menghadapi kebekuan seorang Pegasus.
Ayin berjalan memberikan satu per satu botol air kemasan pada Micel, Sam, Chris dan Pegasus yang ada di sana. Akan tetapi, ada hal yang menarik perhatian Ayin ketika ingin menyodorkan botol minuman yang isinya berbeda dengan sebelumnya. Di label botol itu ditempeli sebuah kertas yang berisikan tulisan, "Es teh gak kalah manis dari es teler, tapi kalo mau yang lebih manis, coba lo terima cintanya Es-ther Star hehe ^^"
"Sumpah! Lawak banget gebetan lo kali ini, P. Salut gue sama kegigihannya." Ayin kemudian menyodorkan botol itu pada Pegasus. Pemuda itu membaca kalimat yang ada di botol lalu memutar bola matanya. Pegasus melempar botol itu ke sampingnya, membiarkan menggelinding ke sudut dinding.
"Dasar cewek idiot, aneh!" gumam Pegasus kesal.
Pemuda itu dan teman-temannya melanjutkan latihan mereka, sibuk mengatur formasi dan juga gerakan agar tampak sinkron. Kekompakan dalam grup dance adalah salah satu hal yang penting. Pegasus dan temannya sengaja merekam gerakan mereka agar mudah untuk mengevaluasi setiap kesalahan yang muncul dan mencari cara untuk segera memperbaikinya.
Star sendiri memilih untuk menonton para anggota cheerleaders latihan. Gadis itu tidak bisa mengintip latihan Pegasus karena studio itu memiliki kaca gelap dan juga begitu tertutup rapat.