Chereads / PEGASUS / Chapter 5 - 05 - Ditolak Lagi?

Chapter 5 - 05 - Ditolak Lagi?

Ceritanya mainstream banget yah? Duh, kalo gak mainstream kayaknya bukan Shin deh yang nulis, apalagi tipe berat-berat gitu 😆😆 beban hidup udah berat, Tsay! Jangan ditambah dengan pikiran riweuh bin kacau balau lagi sama cerita 🥰

Ini cuma cerita remahan kerupuk biasa 😁 tapi bakal bikin nagih kalo diliat berkali-kali 🤤

Udah, ah! Happy reading 💋💋❤️

*****

"Eh, kemarin kalian denger gak, kalo si Moon bikin ulah lagi?" Chris menghampiri Pegasus dan Sam yang sedang duduk di kursi taman, sibuk bermain game online.

"Ngapain lagi dia? Ngebully orang lagi?" tebak Sam dan Chris segera menggeleng.

"Dia ngelabrak Star dibonusin tamparan juga sampe luka." Pegasus dan Sam menghentikan permainannya dan menatap lekat wajah Chris mencari kebenaran.

"Serius lo? Sebabnya apa?" Sam begitu penasaran.

Chris berdeham sambil memberi isyarat lewat ujung dagunya ke arah Pegasus.

"Gue maksud lo?" tanya Pegasus menyakinkan dan Chris mengangguk.

Pegasus mendengkus menanggapinya. "Gila kali tuh orang yah!"

"Si Moon gak terima kalo Star nembak P, kata Moon dia yang paling berhak atas P. Moon juga ngatain Star sampah, tapi kerennya Star, dia ngebales telak ucapan Moon." Chris bertepuk tangan girang mengekspresikan kesenangannya.

"Baru kali ini gue nemu cewek yang berani ngebales ucapan si Moon. Asli, Star keren banget," puji Chris, sedangkan Sam dan Pegasus melihat Chris dengan tatapan aneh.

"Kenapa? Salah ucapan gue?" tanya Chris tampak bingung karena Pegasus dan Sam melihatnya aneh.

"Gue cuma ngerasa lo aneh aja. Bisa-bisanya girang banget ada yang berani ngelawan Moon. Bukannya lo, fans beratnya Moon?" sindir Sam dan Chris memukul lengan sahabatnya itu.

Pegasus beranjak dari tempat duduknya tanpa sepatah kata pun, meninggalkan Sam dan Chris yang sibuk bercanda gurau dengan pukulan-pukulan ala pertemanan. Pegasus memilih untuk ke studio. Jam pelajaran telah berakhir dan dirinya memilih untuk menghabiskan sepanjang sorenya untuk berlatih dance.

Langkah kakinya berhenti seketika saat melihat seorang gadis sedang bergerak menirukan gerakan di dalam layar ponselnya. Gerakannya cukup aneh dan juga kaku. Tanpa sadar Pegasus tersenyum miring melihatnya.

"Idiot!" gumam pemuda tampan itu.

Niat hati ingin melewatinya saja, tetapi seolah gadis itu memiliki ribuan mata, Star menyadari keberadaan Pegasus di belakangnya.

"Hallo, kita ketemu lagi," sapa Star tanpa ragu dan malu. Senyum cerah menghiasi wajah cantiknya.

Pegasus memutar bola mata dan melewatinya begitu saja. Akan tetapi, bukan sesuatu yang mudah untuk melewati keberadaan Star bagi Pegasus. Gadis itu merentangkan kedua tangannya untuk menghadang jalan Pegasus.

"Minggir gak lo," desis Pegasus.

Star menggeleng sambil menatap lekat wajah Pegasus. "Enggak, sebelum lo nerima gue jadi pacar lo!"

Pegasus diam, tatapannya tajam seolah ingin mencabik Star saat itu juga. "Denger yah! Gue gak mau jadi pacar lo. Pergi sana! Lo bukan tipe gue." tolak Pegasus tanpa ragu.

"Eh, nolak itu mikir dulu kek. Lo kayak gak punya perasaan aja." Star menggerutu.

Pegasus mendorong bahu Star dengan telunjuknya. "Gue emang gak punya perasaan sama lo. Jadi, lo pergi aja. Jangan ganggu gue lagi."

Star memutar bola matanya mendengar ucapan cukup kejam Pegasus. "Sayangnya, gue gak akan nuruti omongan lo. Gue bakal ganggu lo terus." Star tersenyum menampilkan deretan gigi putih nan rapinya pada Pegasus.

Pemuda itu tampak frustasi menghadapi Star. Emosinya sedikit terpancing dengan tingkah laku Star yang keras kepala dan tidak tahu malu itu.

"Mau lo apa sih sebenernya? Lo taruhan berapa? Kalo menang lo dapet apa, hah?!" Nada bertanya Pegasus sedikit meninggi membuat Star mundur dua langkah terkejut.

"Dih, siapa yang taruhan? Kayak lagi sabung ayam aja. Taruhan itu tindakan ilegal. Bisa-bisanya lo nuduh gue taruhan." Star mengelak dari tuduhan Pegasus.

Pemuda itu menyugar rambutnya lalu menggosok wajahnya frustasi. Star terperangah melihat Pegasus melakukan hal itu. Di mata Star, Pegasus tampak begitu keren dan tampan bak model majalah terkenal.

"Mau lo apa sih sebenernya?" tanya Pegasus mencoba bernegosiasi pada Star agar tidak mengganggunya lagi.

"Mau gue, ya elo lah. Gue mau jadi pacar elo!" jawab Star cepat tanpa ragu apalagi malu.

Pegasus memijat pangkal hidungnya sambil memejamkan mata. "Mimpi lo ketinggian!" Setelah mengatakan itu, Pegasus melangkah menabrak bahu Star dan sama sekali tidak menoleh ke belakang. Star sendiri tidak berusaha mengejar kepergian Pegasus, gadis itu berdiri sambil tersenyum senang.

"Kuda dingin, gue bakal bikin lo meleleh di tangan gue!" teriak Star.

"Terserah lo, Es Teler! I don't care!" Tanpa disangka Pegasus membalas teriakan Star. Gadis itu melompat-lompat kegirangan. Jika orang lain akan sakit hati dan kecewa mendengar balasan Pegasus padanya, tapi Star tidak demikian. Gadis itu menganggap Pegasus memberikannya kesempatan untuk mendekati pemuda tampan itu.

"Es Teler? Bisa aja Kuda dingin ngasih panggilan sayang ke gue. Gue yakin lo bakal terteler-teler sama gue. Esther Star, semangat!" Star bermonolog.

***

Pegasus menggeleng kecil saat mendengar teriakan gadis aneh bin idiot itu padanya. Mulutnya begitu gatal untuk membalas teriakan itu. Hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya pada siapa pun, apalagi pada gadis yang mengejarnya.

Hampir sebagian besar, gadis di sekolahnya pernah menyatakan cinta padanya, tetapi tidak ada satu pun yang diterima. Baginya, berpacaran adalah hal yang membuang-buang waktu dan juga bukan sesuatu yang menyenangkan. Memiliki pacar juga pasti akan membuatnya pusing, karena perempuan itu susah ditebak dan dimengerti. Pegasus belum siap untuk semua itu.

Namun, bertemu dengan gadis aneh tadi, Pegasus bisa membuktikan kebenaran cerita Chris. Benar saja, ujung bibir sebelah kiri Star memakai plester. Namun, tidak hanya di sudut bibir, di lengannya juga ada sebuah plester. 'Apakah Moon menyakiti Star sampai ke bagian tubuh lainnya?' Pertanyaan itu muncul di dalam kepala Pegasus.

Pegasus menggeleng, tidak seharusnya dirinya memikirkan hal remeh temeh seperti itu. Hal itu bukanlah urusannya. Lebih baik dirinya berlatih untuk mengikuti kompetisi dance nasional yang akan diadakan bulan depan.

*****