Rachel menatap Vesha cukup lama hingga perlahan pandangannya lenyap bersamaan dengan dirinya yang meninggalkan ruangan yang menengangkan itu. Namun perkataan itu masih tergiang dipendengarannya.
Mata yang bewarna cokelat terang itu perlahan-lahan mulai memudar, kembali kepada warna cokelat gelap. Tubuh Brave mulai merenggang dari posisi menengang, menandakan jika ia telah berhasil menguasai dirinya sendiri, perlahan pertahanan Clay dan Cadee ikut melemah. Mereka melepaskan tangannya dari tubuh Brave.
Brave menutup wajahnya dengan sebelah tangannya, urat-urat yang bewarna biru langit itu mencuat dikulit tubuhnya yang putih. Ia mulai menyesali apa yang dirinya lakukan … dirinya menggosok-gosok wajahnya dengan sangat kasar. Namun rona merah akibat gesekan tidak muncul diwajahnya.
"Maafkan aku … sungguh aku benar-benar hampir lepas kendali," Brave akhirnya berbicara sambil meringgis kesal pada dirinya.
"Sungguh aku benar-benar tidak bermaksud, apakah aku masih akan diterima dikeluarga ini?" tanya Brave sambil melirik Clay.
"Kenapa kau harus keluar dari keluarga ini? Wanita itulah yang seharusnya keluar dari tempat ini !!! Dia bukan bagian dari kaum kita. Aku sudah tidak menyukainya dari pertama kali melihatnya," Vesha meninggikan nadanya, memprotes kepada Clay dengan sangat lantang.
"Aku tidak akan mengusirmu hanya karena masalah itu Brave, tapi setidaknya kau harus dapat mengendalikan dirimu, bagaimana jika dirimu benar-benar lepas control saat berada diluar sana," Clay menjawab pertanyaan Brave sambil menepuk ringan pundaknya, agar Brave tahu jika dirinya masih bagian dari keluarga itu.
"Tenanglah Vesha, dimana ketenanganmu selama ini? Bukan salahnya jika harus berada di tengah-tengah situasi seperti ini, siapa yang akan tinggal dengan makhluk predator yang mengancam dirinya?" Clay berusaha menenangkan Vesha.
Wanita yang telah menjadi keluarganya hampir satu abad lamanya, dia tahu persis bagaimana sifat wanita itu. Dia wanita yang sangat elegan dan sangat tegas … namun dia tidak pernah semarah ini … hanya karena manusia.
"Kalau begitu segera pindahkan dia kemana saja … aromanya sungguh sangat menganggu indera penciumanku," lanjut Vesha.
"Jika aku bisa … aku pasti akan melakukannya, namun Rachel telah ditandai oleh Danson. Dia tidak akan bertahan jika tanpa bantuan," Clay berusaha menjelaskan kepada Vesha.
Danson seorang vampire yang sangat dijunjung para vampire baru dan lama, ia selalu memiliki cara untuk melakukan pembunuhan illegal menjadi legal, para vampire telah bersepakat untuk menjaga kebrutalan mereka demi kelangsungan dan kententraman para Vampire.
Clay bahkan membangun sebuah makamah konstitusi yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk dirinya, sebuah wadah untuk mengadili para Vampire yang telah melanggar hukum-hukum yang telah ditetapkan, salah satunya dengan memburu di depan umum, menggunakan kemampuan mereka dikhalayak ramai.
Sungguh menakutkan jika para manusia yang begitu banyak dengan senjata yang semakin canggih memburu mereka, mengekspos, dan hal yang paling mengerikan adalah menyiksa mereka demi sebuah pengetahuan.
Sulit untuk membayangkan jika mereka tertangkap, neraka hidup pasti akan dirasakan oleh mereka, seperti para hewan lab, mungkin saja mereka akan dibakar untuk menguji daya tahan kulit para vampire, mungkin juga dibekukan dengan ketinggian tinggi, mereka juga akan membiarkan para vampire untuk merasakan dahaga yang luar biasa untuk mengetahui berapa lama para vampire akan bertahan, dan juga menguji coba senjata pembunuh vampire.
Seperti yang telah banyak dilakukan oleh para ilmuwan sebelumnya demi memuaskan rasa penasaran mereka, bagaimana bisa mereka mengetahui jika para nyamuk memiliki waktu 40 hingga 60 hari untuk hidup, dan bagaimana mereka bisa mengetahui hanya para nyamuk betina yang mengisap darah? Dan bagaimana mereka bisa mengetahui apa yang dibenci dan disukai oleh para nyamuk? Jika mereka tidak mengeksplor para nyamuk dengan begitu banyak percobaan. Dan mereka tidak menginginkan hal tersebut terjadi pada kaumnya.
Karena itu Clay sedang mencari bukti untuk menghancurkan aksi brutal dan pesta-pesta mereka melanggar hukum untuk dibawa kepengadilan para Vampire.
"Danson? Kau melakukannya lagi Clay?" tanya Cadee.
"Bukankah aku telah melarangmu yang mulia untuk melakukan hal tersebut selama kami berpergian? Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu?" Cadee melanjutkan kecemasannya.
"Ah … gadis malang. Dia pasti sedang ketakutan saat ini … bagaimana bisa ia kembali hidup menjadi manusia seperti sebelumnya? Jika saja mahkamah agung mengetahuinya … apa yang harus kita perbuat?" Casey bertanya dengan sangat hati-hati.
Namun jika begini … apakah aku yang akan mendapatkan bukti terlebih dahulu atau Danson yang akan menghancurkan aku terlebih dahulu. Mengingat diriku masih memengang posisi tertinggi dipara Vampire, satu saja kesalahanku … mereka akan membawanya kepengadilan, termasuk masalah Rachel.
"Kau tidak bisa selalu menyelamatkan seluruh manusia yang menjadi buronan mereka. Mari aku bertaruh … wanita itu pasti belum mengetahuinya … jika dialah senjata pembunuhmu kelak. Bagaimana kalau dia kabur dan mengatakan hal yang sebenarnya?" Vesha kembali menekan Clay.
"Dia tidak bisa melakukannya, siapa yang akan percaya hal seperti itu? Dia hanya akan dirawat dirumah sakit jiwa dengan kehaluan yang dialami," Clay tersenyum kecil mengingat bagaimana Rachel bereaksi ketika dia mengatakan hal yang sama dulu.
"Untuk urusan pengadilan, untuk saat ini mari kita rahasiakan. Aku percaya dengan kalian … keluargaku tidak akan mengkhianatiku, dan untuk hari ini aku pasti akan memaafkan Brave namun kau pasti sudah tahu … kalau hukuman akan tetap berlaku, renungkan dirimu disana," tegas Clay.
"Kenapa dia harus dihukum?" tanya Vesha yang masih belum menerima.
"Vesha …," Casey mengelengkan kepala kepada Vesha untuk menghentikan apa yang ia lakukan sekarang.
"Baik itu Rachel ataupun orang lain nantinya, itu tetap merupakan kegagalannya untuk mengendalikan diri!" Clay menegaskan kata-katanya dengan nada yang mulai meninggi.
Tidak ada yang berani membantah perkataan Clay, mereka cukup tahu diri, Clay sangat mengerikan jika sedang marah. Dan Brave tidak memberani membantah … ia melangkahkan kakinya dengan berat keruangan hukuman.
Ruangan yang sangat gelap dan tertutup, di penuhi dengan jeruji-jeruji yang sangat kuat dilapisi dengan air suci dan darah para pemburuh. Memengangnya saja akan membuat para vampire merasa sangat menderita, kulit mereka akan terbakar dan menyakitkan.
Sementara Rachel yang telah berada dikamar diam-diam mencoba mendengar suara-suara samar yang mengambang, namun tidak ada satu katapun yang berhasil dirinya dapatkan. Namun ia tahu pasti jika dirinya yang menjadi topic pembicaraan hangat kali ini.
Sementara Shine memejamkan mata sambil duduk didepan pintu … diam-diam dia sedang mengatifkan kemampuan werebearwolfnya untung menguping semua pembicaraan yang dilakukan oleh para vampire itu. Dia sengaja menutup matanya, bukan untuk mengkhayati atau memperjelas pendengarannya, dia melakukan itu untuk menutupi bukti jelas kalau dia sedang menguping, mengingat ketika kekuatannya teraktifkan … bola matanya akan memerah semerah darah.
Rachel membereskan barang-barangnya dengan sangat cepat, aku tidak bisa berlama-lama disini, aku mengetahuinya dengan pasti dari tatapan Vesha, jika dirinya benar-benar tidak menyukaiku. Dia pikir aku senang tinggal disini? Salah besar … , aku ingin kembali kekehidupanku.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu disana.
Shine membuka matanya yang memerah, dan berdidi dengan siaga, indera penciumannya mengetahui siapa pemilik bau ini.