Clay berjalan tanpa tahu harus berbuat apa, ia memandangi jalan dengan hamparan rerumputan di sekelilingnya, dia tahu pasti jika terlalu lama menyengkap Rachel itu sangat berbahaya untuk Rachel, dirinya dan juga keluarganya, suatu saat nanti Danson pasti akan mengetahuinya.
"Pindah!!!" Pikir Clay.
Cara satu-satunya yang saat ini terpikirkan olehnya, ia tahu pasti Rachel pasti akan sangat bosan berada di dalam masa persembunyiaan, pertanyaan yang lain pun mulai bermunculan.
"Sampai kapan?" Clay bertanya kepada dirinya sendiri.
Kenapa aku harus begitu melindunginya? Aku bsia saja melepaskan semuanya, seperti yang lainnya. Apa yang membuatku harus mempertahankannya? Aku yakin jika Shine membawanya Rachel kekaum penjaga, Rachel akan lebih aman disana dan terlindungi. Tidak ada Vampire yang cukup gila untuk masuk kesarang para penjaga untuk mengantarkan nyawanya.
Dibandingkan bersama kami … mengingat Bravely bahkan dapa lepas kendali saat bersama dengan Rachel.
"Aku harus membicarakan ini bersama Shine, aku yakin dia juga memiliki pemikiran yang sama dan akan menurukan sedikit egonya," Clay bergumam sendiri.
Clay melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumahnya, tiba-tiba derap langkah kaki yang sangat cepat terdengar disusul sosok lelaki yang berlarian dari pintu kearahnya, Clay menghentikan langkah kakinya.
"Mereka memulainya … mala mini, kau sudah mendengarkan kabar ini kan?" tanya Cadee kepada Clay setelah berlari dengan sangat kencang.
"Malam ini?" tanya Clay tidak percaya.
Salah satu hal yang membuatnya harus berpikir kembali, bagaimana bisa ia melakukan operasi rahasia malam ini dan meninggalkan Rachel sendirian di sini? Meninggalkan Rachel disini sendirian sama saja membiarkan dirinya dalam keadaan berbahaya. Hal berbahaya pasti dapat terjadi, namun ia juga tidak mungkin membawa Rachel bersamannya.
"Mereka sudah menyebarkan undangan," Cadee mempertega perkataannya.
"Bagaimana kalau kita tidak ikut mala mini?" tanya Clay dengan suar yang memelan, ia tidak terlalu yakin dengan perkataannya sendiri.
"Clay?" Cadee bertanya dengan kondisi bingung.
Clay yang sekarang tidak seperti Clay yang ia kenal, Clay yang ia kenal akan bergebu-gebu ketiak mendeggarkan berita bahwa Jayden akan memulai pesta kembali.
"Apakah ini karena Rachel?" tanya Cadee, memastikan kembali.
Tentu saja sikap Clay yang terlihat ragu-ragu muncul bersamaan dengan hadirnya Rachel di rumah mereka.
"Hm … aku sedang berpikir," Clay hanya dapat menjawab hal tersebut, karena pada dasarnya dia memang benar-benar sedang berpikir rencana apa yang harus ia lakukan?
"Kumpulkan pasukan kita, kita akan membagi dua tim," tegas Clay.
"Kita akan membagi dua tim," Clay memerintahkan kepada Caydee.
"Dua tim?" Cadee bertanya sambil menatap Clay dengan kepala yang dimiringkan.
Mereka tidak pernah melakukan hal tersebut, dua tim? Apa yang akan mereka lakukan dengan dua tim tersebut? Hal tersebut membuat Cadee bertanya-tanya dalam kepalanya.
"Satu tim akan akan ketempat pertemuan Jayden, sementara aku dan Shine akan membawa Rachel pergi dari tempat ini. Aku tahu dirimu sudah lama mengikutiku … kali ini aku mengandalkan dirimu. Tim pertama akan dipimpin oleh dirimu … lindungi orang-orangku," Clay menepuk pundak Cadee.
Terlihat raut wajah Cadee yang terlihat gusar, ia tidak terlalu yakin dapat melakukannya tanpa Clay, bagaimanapun Clay adalah pemimpin mereka.
Sementara ditempat lain.
Jayden dan lima orang kaki tangannya berjalan dihutan yang penuh dengan ilalang yang cukup tinggi, mereka berlima berjalan dengan kecepata tinggi seperti baiasanya, hanya sekelebat mata.
Clep … clep … clep …
Seperti lampu flash camera, setiap kali ledakan lampu flash cahaya, mereka telah berganti dan perpindah tempat. Semakin cepat dan semakin cepat menuju para pendaki gunung beserta rombongannya yang sedang asyik mendaki.
Ada sekitar sepuluh orang disana, tersenyum dengan penuh gembira sambil bercanda gurau.
Jayden berserta lima kaki tangannya telah berada di dalam rombongan pendaki, ikut tersenyum ketika mereka para pendaki mulai berswadaya foto.
Jepret …
Bersamaand engan suara jepretan, satu orang dari mereka lenyap dari rombongan, salah satu dari kaki tangan Jayden menculik mereka, mendekap mulut mereka dengan sangat erat,jangankan untuk berteriak, untuk bernafas saja mereka sudah kesusahan. Sementara tubuh mereka juga didekap dengan sangat erat hingga tidak dapat bergerak sama sekali.
Jepret …
Orang kedua ikut lenyap tanpa disadari oleh para orang-orang yang berada dalam rombongan tersebut.
Jepret …
"KYAAAAA …," teriak salah atu orang yagn berada di dalam rombongan.
Teriakan tersebut terdengar ketika salah satu orang dalam rombongna melihat dengan mata kepalanya sendiri, orang yang berada di sampingnya didekap oleh orang yang tidak dikenal dengan sangat kuat.
Mata korban melohat pada seseorang yang berteriak dengan tatapan melotot layaknya seseorang yang meminta pertolongan padanya.
Pada saat itulah semua orang menatap kepada Jayden dan teman-temannya dengan mata yang gemetar karena takut.
"Hai …," Sapa Jayden dengan sangat tenang sambil melambaikan tangannya, tidak lupa dengan senyuman yang sangat menenangkan untuk sebuah kematian.
"KYAAAAA!!!!!!"
Teriakan semakin kuat ketika Jayden dengan sangat cepat, tiba-tiba saja telah berada di sebelah salah satu rombongan yang memengang kamera, Jayden menarik kamera mereka dan meremukannya dengan satu tangan, membuktikan bahwa dia benar-benar sangat kuat dan tak terkalahkan oleh para manusia.
Diam-diam salah satu dari rombongan pendaki merekam semuanya di dalam ponsel tanpa diketahui oleh Jayden dan lainya, dengan tangan yang sangagt gemetar … ia menyelipkan ponselnya di dekat bebatuan.
"Aku merasa sagna haus saat ini … apa sebaiknya kita menghabiskan sebagian mereka di sini? dan sisanya untuk berpesta?" tanya Jayden sambil tertawa.
Lima orang tersebut ikut tertawa mendengar tawaran Jayden, para manusia yang mengetahui jika mereka bukanlah manusia, dengan sangat cepat mulai memencarkan diri. Berlari dengan sangat cepat untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.
Suasana semakin kacau … ketika semua orang berlarian tidak tentu arah, ada beberapa orang yang berteriak meminta pertolongan, berharap ada pendaki lain yang akan menolong mereka, ada beberapa orang yang harus terjatuh dan terguling-guling karena tersandung bebantuan, dan sebagiannya lagi berlari dengan kaki dan tubuh gemetar.
"HAHAHAHAHA berlarilah kalian, lari!!!!! Lari!!!! Larilah dengan sekuat tenaga … lari yagn jauh, karena kalian tetap tidak akan lolos dariku," Jayden tertawa dengan sangat kencang, puas melihat ketakutan yang tersirat dari wajah para calon korban.
Dan dengan cepat kelima dari mereka berpencar untuk memulai pesta terlebih dahulu, mereka mengejar para korban, dan mempermainkan mereka terlebih dahulu sebelum menghabisi mereka, mereka mematahkan satu persatu tulang jari korban, hingga teriakan memenuhi hutan yang lebat tersebut. merasa setiap teriakan adalah kepuasan sendiri untuk mereka … mereka tertawa dengan kencang setiap mendengarkan teriakan.
" Mari kita bersiap!!!!" Tegas Clay.