Chereads / Chosen Blood / Chapter 28 - Daerah Batasan

Chapter 28 - Daerah Batasan

Mobil terus saja bergerak dengan kuat, seolah-olah mereka sengaja mengangkat mobil yang mereka kendarain dari bawah, dan terus saja mengoyangkan mobil tersebut hingga orang yang berada di dalam sana ikut terguncang.

Shine yang merasa kehilangan kendali, tiba-tiba saja mengubah dirinya menjadi setengah WereBear dan setengah Werewolf, sosoknya yang besar lebih dari dua meter itu secara otomatis menghancurkan sebagian atap mobil dan sisi pintu mobil saat melakukan perubahan mendadak.

Serpihan-serpihan material mobil berterbangan beserta dengan kain-kain pakaian yang terobek-robek menjadi beberapa ukuran kecil di udara, besarnya tubuh perubahan Shine, membuat ban-ban mobil tersebut kehilangan kemampuannya untuk mengangkat beban yang melebihi kapasitas, sebuah ledakan empat ban langsung terdengar dengan sangat kuat.

Rachel langsung menutup kedua telingannya dengan kedua tangannya, namun suara itu dapat menembus perlindungan yang telah berusaha dirinya buat untuk melindungi kedua gendang telinganya, dengungan mematikan terus berdenging ditelinga Rachel.

"NGING….. NGING…." Suara yang terdengar ditelinga Rachel.

Hingga … suara dengungan menyakitkan yang bergema tersebut, tiba-tiba hening … Rachel tidak dapat mendengarkan suara apapun sama sekali, ia masih dapat melihat gerakan mulut Clay, namun ia tidak mendengarkan sepatah katapun diteliganya.

"Apa yang kau katakan, Clay?" tanya Rachel yang sama sekali tidak dapat mendengar apa yang dirinya sendiri katakan.

Tubuh besar Shine bahkan mematakan roda as mobil, hingga Velg pada roda-roda penyot, bamper depan dan belakang mobil ikut menyentuh tanah hingga rata. Melihat makhluk besar tersebut tetap duduk manis di atas kursi dengan seatbelt yang mengikat kencang tubuhnya, seatbelt tersebut sudah terlihat benang-benang yang mulai merekah, saling menguatkan agar tidak putus. Hal tersebut sama sekali tidak dapat membuat Clay tertawa sama sekali.

Tentu saja … ia harus kembali kehilangan mobil mewahnya, dengan orang yang sama dengan situasi yang berbeda, terlihat jelas raut wajah Clay yang tercengang melihat makhluk besar itu berada di dalam mobilnya tanpa aba-aba sama sekali.

Mata Clay memerah sempurna, karena rasa amarah, kekecewaan serta rasa siaganya. Shine berdiri dengan mudahnya, tanpa harus repot-repot untuk membuka pintu mobil kembali, bisa dibayangkan jari jemarinya yang besar sama sekali tidak dirancang untuk membuka pintu mobil. Dengan muka polos, Shine berdiri dan memutuskan ikatan seatbelt dengan satu kali hentakan saja.

"Setidaknya kau harus memberikan aba-aba … bagaimana kau akan mempertanggung jawabkan semua tindakanmu Shine? Apakah aku akan berdosa jika menagih gati rugi kepada seorang calon pastur yang bahkan kehidupannya masih aku tanggung?" protes Clay.

Clay masih dengan susah payahnya membuka pintu mobil yang tersangkut di aspal jalan, tentu saja, langkah kaki Shine bahkan dapat membuat jejak di aspal yang sangat keras, pintu itu tersangkut dengan aspal yang lebih tinggi.

Mau tidak mau Clay harus menendang kuat pintu mobil tersebut hingga melayang ke udara. Ia menarik nafas sangat panjang ketika melihat pintu itu jatuh beberapa meter dari tempat seharusnya.

Rachel masih memengangi kedua telinganya yang tidak berfungsi sama sekali, ia tidak dapat mendengarkan apapun … rasa cemas mulai mengisi pikirannya, kalau-kalau gendang telinganya pecah karena suara yang mematikan tersebut.

Clay menatap Rachel yang hening, ia menarik tangan Rachel dengan lembut untuk keluar dari mobil tersebut. Sementara Rachel masih termenung sambil menatap Clay, seolah bertanya apa yang sedang terjadi kepada dirinya maupun di sekitarnya.

"Kau tidak apa-apa Rachel?" tanya Clay, saat melihat wajah Rachel yang memucat.

Rachel menyipitkan matanya menatap gerakan mulut Clay, berusaha mencoba membaca apa yang dikatakan Clay kepadanya. Matanya focus kepada gerakan mulut Clay, hingga mulut Rachel ikut bergerak mengikuti setiap gerakan.

"AWAAAAASSSSSS, CLAY!!!!" teriak Rachel ketika melihat salah satu musuh berada di belakang Clay.

Lelaki yang bertaring tajam dan bermata merah itu menarik tubuh Clay menjauh dari Rachel, terlambang bagi Clay untuk menyadari keberadaan lelaki itu. Tubuh Clay tertarik menjauh dari Rachel.

"KYAAAAAAA!!!!!" teriak Rachel, melihat kejadian tersebut.

Tangan Rachel terulur, seolah berusaha untuk menangkap Clay yang terseret dan berusaha menolongnya, namun dia sadar … jika yang paling perlu pertolongan adalah dirinya, ia berusaha bergerak makin memojokkan diri, berusaha melindungi dirinya dari serangan makhluk-makhluk tersebut.

Shine sedang asyik menghajar beberapa vampire yang terus saja berdatangan, hingga ia tidak menyadari jika Rachel dalam keadaan berbahaya, sendirian. Sedangkan Clay terseret beberapa meter menjauh, Clay berusaha untuk melepaskan gigitan kuat lelaki tersebut di bagian punggungnya, sambil mencengkram kuat tubuh Clay.

Beberapa vampire mulai mendatangi Clay dan menahan mulai menahan tubuhnya. Clay yang mulai merasa amarahnya di titik didih, menarik kepala vampire yang dari tadi menggigit kuat punggungnya, menariknya dengan sangat kuat kedepan. Hingga potongan daging punggung Clay ikut terlepas dari tubuhnya, darah segar bewarna hitam mulai mengalir dari tubuh Clay, membasahi semua bajunya.

Clay mengeluarkan kuku-kukunya yang tajam, taringnya mulai tubuh sempurna, lebih tajam dibandingkan dengan sebuah mata pisau yang baru saja diasah. Giginya setajam berlian, sebuah keistimewaan yang ia dapat dari menjadi turunan langsung dari raja vampire yang terkutuk.

Giginya bahkan dapat memotong berlian dengan sangat rapi, ia mulai mencabik-cabik vampire yang mulai menghalanginya, potongan daging mulai bertebangan di mana-mana, kukunya yang tajam bahkan menembus kedalam organ-organ tubuh para vampire.

Melihat kesempatan yang benar-benar langkah, seorang dari mereka yang dari tadi melihat dan mengamati situasi, bergerak dengan sangat cepat, berlari kearah mobil tersebut. Ia tersenyum dengan sangat lebar … ke arah Rachel.

Salah satu vampire tersebut, menarik sisi pintu yang lain … dimana Rachel duduk bersandar sambil bersembunyi dibawah kursi mobil sambil memeluk kakinya dengan erat.

"KRAAAANGGGGG"

Suara pintu yang terlepas dari engselnya dan diseret dengan sangat kuat, hingga menimbulkan gesekan antara pintu dan aspal. Terlihat jelas Rachel berjongkok dibalik pintu tersebut.

Rachel menatap keatas kepalanya, tepat di atas sana terlihat Vampire tersebut tersenyum kepada Rachel, walau itu terlihat sangat manis dari sisi yang lain.

Tapi tidak untuk Rachel … senyuman tersebut mengetarkan seluruh bulu kuduknya, serasa malaikat maut yang sedang tersenyum kepadanya.

"Oh … jadi kamu yang dicari-cari itu. Tidak buruk ternyata," lelaki itu masih tersenyum kepada Rachel.

Perlahan Rachel bergerak menjauh, ia menggerakan kakinya dikit demi dikit, sepelan mungkin untuk tidak terlihat. Namun usahanya sia-sia saja … ketika tangan lelaki itu mulai menarik kerah bajunya dan juga rambutnya yang terurai.

"Kita akan bersenang-senang terlebih dahulu sayang, kau tidak perlu takut. Kau pasti akan bahagia sampai akhir," lelaki itu mulai tersenyum semakin lebar.

Rachel berusaha untuk melepaskan genggaman tangan lelaki itu dari pakaiannya, ia mengcakar kuat tangan lelaki itu … namun sepertinya kulit lelaki itu tidak merasakan sakit sama sekali. Kaki Rachel memberontak dengan sanga kuat, ia juga sempat memengang kursi dengan kuat agar tidak ikut terseret oleh lelaki itu