Chereads / Chosen Blood / Chapter 27 - Kegelapan

Chapter 27 - Kegelapan

"Untuk menyerahkan dirimu kepada mereka," Shine menjawab tegas, ia yakin jika dirinya membawa Rachel, para penjaga akan membukakan pintu untuk dirinya, hanya sekedar membukakan pintu mungkin … tidak ada ramah tamah disana tentunya.

Wajah Rachel mulai memberikan reaksi tidak menyenangkan, bagaimana bisa dia menjadi barang yang akan diberikan kepada orang lain? Mengoper kesana dan kemari beberapa kali?

"Kalian ingin membuangku?" Rachel bertanya dengan sangat perlahan dengan suara tertahan.

Clay memengang tangan Rachel yang mulai terasa sangat dingin untuk manusia, tanda jika Rachel mulai merasakan kecemasan berlebih.

"Bukankah kalian mengatakan akan melindungi ku sampai akhir?" Rachel kembali melanjutkan perkataannya.

"Karena ingin melindungimu … satu-satunya tempat yang paling aman untuk saat ini adalah ditempat penjaga. Aku baru menyadari jika … ada bahaya lain yang akan mengancam mu, lebih berbahaya lagi jika kau berada di dekat ku,"Clay berbicara sambil meremas tangan Rachel, ada perasaan tak ingin melepaskan wanita itu.

"Jika mereka bahkan tidak menerima Shine yang masih memiliki darah kaumnya, bagaimana mereka akan menerima diriku yang tidak memiliki apapun, siapa diriku yang tiba-tiba datang untuk meminta perlindungan?" Rachel bertanya sambil menatap kedua lelaki tersebut secara bergantian.

"Sudah tugas dari kami untuk melindungi manusia, seperti sebuah perjanjian yang mengikat darah kaum kami, kami tidak akan pernah bisa menolak kepada seseorang yang meminta pertolongan kami," Shine menjawab pertanyaan Rachel.

Rachel hanya menundukan kepalanya, sudah pasti dia tidak menginginkan hal tersebut. Cukup mereka berdua … dirinya hanya ingin berada di samping mereka. Pikirannya sedang kacau sekarang … dan tangannya mulai merasakan gerakan lembut yang menenangkan dari tangan Clay.

Rasa dingin ditangan Rachel mulai berkurang, Clay menatap dalam kepada Rachel dan terus menggerakan jari jemarinya semakin erat dan semakin erat meremas pelan jari jemari Rachel. Ada perasaan yang bergejolak di dada Clay … ia merasakan tidak ingin berpisah dari gadis itu.

Sementara Rachel mulai menatap kearah bibir Clay yang terlihat sangat menarik untuknya, entah karena hormone yang bergejolak … atau karena suasana membangkitkan hasratnya untuk menyentuh lembut bibir Clay yang terlihat merah saat ini. Matanya tidak dapat lepas dari bibir tipis itu … beberapa kali Rachel menelan ludahnya

Sadarlah Rachel … aku tahu dirimu sudah lama sekali sendiri, tapi bukan berarti dirimu harus bertindak murahan seperti itu. Cepat sadarkan pikiranmu untuk mengecup bibirnya …, ini tidak benar … kau tahu itu dengan baik.

Langit semakin gelap, cahaya yang ada saat ini hanyalah cahaya dari lampu mobil, mata Shine mulai bersinar layaknya mata kucing di malam hari, mata malamnya mulai aktif … dia dengan santai membawa mobil itu seperti tanpa kesulitan sama sekali.

Sementara Rachel menyipitkan mata sambil mencodongkan kepalanya mendekat kearah kaca depan mobil, berusaha untuk melihat jalan yang menurutnya tidak terlihat sama sekali, hanya bebatuan yang tidak rata dengan jarak pandang hanya tidak lebih dari satu centimeter.

"Awas … ada kelinci di depanmu, Shine!!!" tegas Clay sambil menunjuk arah depan.

Rachel langsung menatap bodoh kearah Clay, sambil mengedipkan matanya berkali-kali. Sesekali ia kembali menatap ke arah depan sambil menggosok matanya. Dirinya masih tidak percaya dengan penglihatannya.

"Kenapa kau bertindak seolah-olah kau kasihan dengan mereka, padahal mereka adalah makananmu," Shine memutarkan kepalanya kearah Clay, menunggu jawabannya

"Kalau tidak terpaksa … dan jika kalau aku bukan makhluk seperti ini, aku akan menjadi seorang vegan Shine," Gerutu Clay.

"Kalian bercanda? Apa hanya aku satu-satunya di sini yang tidak dapat melihat kelinci tersebut? Boro-boro kelinci … bahkan untuk melihat apa yang di depan saja, aku tidak bisa," Rachel masih tidak percaya dengan yang mereka bicarakan.

"Sepertinya tidak buruk menjadi salah satu dari kalian," lanjut Rachel.

Kali ini perkataan Rachel yang mengangetkan mereka berdua.

"Jangan berpikir untuk menjadi salah satu dari kaumku Rachel," tegas Clay.

"Tidak ada yang menyenangkan untuk menjadi Vampire, kau akan kehilangan semua akal sehatmu ketika haus melanda, dan ketika rasa menyakitkan menahan dahaga datang. Tidak semua Vampire dapat melakukannya," lanjut Clay sambil mengertakkan giginya.

Clay mulai mengingat masa-masa mengerikan dalam hidupnya, ketika melihat sang Raja membunuh Permainsurinya sendiri dengan sangat kejam. Dan terlihat sangat puas ketika telah mencabik-cabik dan mengisap semua darah yang terpancarkan keluar.

Urat-urat dileher Clay mulai menonjol, warna biru yang terlihat sangat transparan dikulit Clay yang sangat putih … tangannya semakin kuat mencengkram tangan Rachel.

"Auwh…," decak Rachel ketika merasakan rasa sakit itu mengalir dari tangannya.

"Ah …, maafkan aku Rachel," Clay langsung melepaskan tangannya dari jari jemari Rachel.

"Benar, tidak ada yang menyenangkannya menjadi salah satu dari kami, kau tidak inginkan membeli baju lebih dari tiga set tiap harinya kan, dan aku tidak bisa membayangkan jika dirimu harus berusaha mencari semak-semak untuk kembali menjadi wujud manusiamu, atau tidak mungkinkan kalau dirimu harus bertarung dan belari sambil membawa pakaian? Percayalah itu tidak menyenangkan," Shine berusaha menjelaskan situasinya.

"Atau kau harus melepaskan dulu sepatu hak tinggimu saat berubah, melepaskan antingmu … atau membawa-bawa tasmu saat berubah, yakinlah itu sama sekali tidak keren. Seorang serigala berlarian memakai tas selempang," Shine kembali melanjutkan ceritanya.

Rachel dan Clay tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Shine, mereka berdua membayangkan bagaimana jadinya jika seorang serigala menggunakan lipstik dan tas bermerek, berlarian untuk membantai para Vampire. Untuk pertama kalinya mereka mendengarkan lelucon dari Shine yang benar-benar mengocok isi perut mereka dan membuat air mata diam-diam keluar dari kelopak mata mereka berdua.

Suasana mendadak hening, ketika tatapn serius itu sama sekali tidak menganduk konten lelucon. Baik Rachel maupun Clay saling menatap dan baru menyadari jika yang dikatakan oleh Shine tadi benar-benar bukan sebuah lelucon, tapi masalah hidupnya selama ini … yang harus mengonta-ganti pakaian entah berapa kali sehari.

Rachel dan Clay kembali saling menatap, dan kembali tertawa terbahak-bahak. Karena menyadari permasalahan hidup Shine hanya sebatas pakaian.

Namun tawa itu menghilang ketika tiba-tiba saja mobil mereka yang sedang berhenti, bergerak dengan sangat kuat, membuat tubuh mereka tergoncang-goncang di dalam mobil, Rachel bahkan harus berpengangan kuat dengan tubuh Clay yang sangat dekat dengannya, ia memeluk erat tubuh Clay sambil memejamkan mata.

Sementara Shine ikut bergerak dengan tidak karuan, tangannya memengang setir dengan sangat kuat sekali, darah Shine mulai mendidih ketika bau itu mulai tercium dari celah-celah halus jendela mobil, bau yang tidak dapat orang cium.

"Mereka datang…," Shin memperingati.

Mata Clay langsung memerah ketika mengetahui bau yang sangat dia kenal

"Mereka bahkan mulai berani beraksi di jalan bebas," Clay tersenyum kesal.