Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Mendadak Vokalis

Four_Percent
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6.6k
Views
Synopsis
Hi!! Check my WSA entry: https://www.webnovel.com/book/romansa-dalam-pernikahan-kontrak-sang-ceo-serigala-dan-sang-bidadari_23195332806534605 Romansa Dalam Pernikahan Kontrak Sang CEO Serigala dan Sang Bidadari *** Rangga adalah seorang duda berusia 37 tahun. Istrinya meninggal setahun yang lalu. Saat ini ia hidup dengan putrinya yang bernama Raisya, berusia 17 tahun, dan putranya Reno, berusia 12 tahun. Rangga adalah pemilik toko CD dan kaset di pinggiran kota Jakarta. Dengan majunya era teknologi, tokonya hampir bangkrut dan hubungannya dengan kedua anaknya pun tidak dalam kondisi terbaik. Rangga seringkali menatap televisi dan menonton acara musik. Ia merasa iri pada vokalis grup band D'Jagoan yang sedang naik daun. Semasa mudanya, Rangga juga pernah menjadi vokalis band yang hampir terkenal, tapi ketenarannya redup ketika ia memilih berkeluarga. Suatu hari, Rangga mengalami kecelakaan motor. Ia terbangun di rumah sakit, tapi tidak pada tubuhnya. Ia terbangun di tubuh, Demas Ranggasta. Sang Vokalis dari grup band D'Jagoan. Bagaimana petualangan Rangga di dalam tubuh Demas? 11 chapter - tamat Bersambung ke: Balada Cinta Anak SMA https://www.webnovel.com/book/balada-cinta-anak-sma_23194859206533405 Disclaimer art is not mine, credit to: MarianneC75 https://www.deviantart.com/mariannec75/art/Suga-singing-607182548 Please DM me to remove the cover. Thank you!
VIEW MORE

Chapter 1 - Pria Tua Pemilik Toko Tua

Rangga membersihkan rak berisi tumpukan kaset dan CD yang ada di tokonya. Ia membersihkan setiap sudut di tokonya dengan telaten. Baginya pria berusia 37 tahun tersebut, toko ini bukanlah sekedar toko kaset dan CD, tetapi tempat penuh kenangan dengan mendiang istrinya.

Raisa, putri sulung Rangga sudah berusia 17 tahun. Gadis itu sudah menyarankan agar Rangga menutup tokonya dan membuka usaha lain.

Raisa yang tidak tega melihat ayahnya membersihkan toko sendirian kemudia mengambil sebuah kemoceng, "Pak, kenapa sih, Bapak bersikeras mempertahankan toko ini?" Raisa menatap Rangga dengan perasaaan kesal, ini bukanlah percakapan mereka yang pertama mengenai toko ini.

Rangga hanya tersenyum, "toko ini penting bagi Bapak dan Ibuk, Rai."

Raisa menatap Rangga dengan kesal, "tapi Ibuk udah enggak ada, Pak. Sekarang, toko ini cuma penting untuk Bapak saja."

Rangga menatap Raisa sedih, "Bapak yakin, Ibukmu pasti akan sedih juga kalau toko ini ditutup."

Raisa menatap Bapak, "Pak, Raisa bukannya mau membuat Bapak sedih, tapi-kan tahun ini Raisa akan berkuliah ke Singapura, siapa yang akan menjaga Bapak menjaga toko ini? Reno? Anak itu, kerjanya main saja."

Rangga menatap foto mendiang istrinya di salah satu sudut toko. Foto itu adalah foto Rangga dan istrinya Angelia, ketika mereka membuka toko ini pertama kali.

Raisa kemudian meletakkan kemocengnya dengan kasar di meja kasir, "Raisa berangkat les Bahasa Inggris dulu, Pak." Raisa menyalami Bapak dan pergi begitu saja.

Rumah keluarga Rangga ada di lantai dua toko ini. Saat ini, Rangga hanya hidup bertiga dengan kedua anaknya. Raisa, putrinya yang berusia 17 tahun dan Reino, putranya yang berusia 12 tahun.

Raisa adalah gadis yang pintar dan cerdas. Tahun ini ia akan berangkat kuliah ke Singapura dengan beasiswa penuh dari universitas. Raisa tahu ayahnya bukanlah orang yang kaya raya, oleh karena itu, Raisa magang di sebuah perusahaan rekaman.

Reino tidak secerdas dan sepintar Raisa, walau begitu Reno sangat suka memasak dan bercita-cita menjadi koki. Reino seringkali membuat video memasak dan meng-uploadnya ke Youtube. Selain itu Reino juga suka bernyayi sehingga ia sering membuat video gabungan antara memasak dan bernyanyi.

***

Hari sudah semakin gelap. Rangga dan Reino sudah menghabiskan makan malam mereka. Rangga berusaha menghubungi telepon genggam Raisa tetapi tidak diangkat juga.

"Kemana sih anak ini!" gerutu Rangga.

"Kak Raisa, sibuk pacaran kali, Pak!" ujar Reino.

Rangga memandang Reino galak, meminta penjelasan lebih.

Sejak istrinya meninggal, harus Rangga akui bahwa ia kurang membperhatikan pertumbuhan kedua anaknya. Raisa tampak tegar dan menyibukkan diri dengan kegiatannya di sekolah hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan beasiswa.

Reino menyibukkan dirinya membuat berbagai video. Rangga sudah membelikannya berbagai peralatan masak yang diminta Reino dan kamera dengan resolusi bagus agar Reino meyibukkan dirinya dan tidak larut dalam duka.

Walau begitu, sebenarnya Ranggalah yang terlarut dalam duka. Hingga saat ini ia belum bangkit dari duka kepergian istrinya. Kepergian Angelia terlalu mendadak. Pagi itu ia izin untuk pergi ke pasar, tetapi ANgelia tidak pernah kembali. Ia menjadi korban tabrak lari.

"Emang, Bapak enggak tahu. Kak Raisa kan selalu diantar dan dijemput mobil mersi belakangan ini," ujar Reino polos sambil bermain game konsolnya.

Rangga berpikir sejenak. Ia sering melihat mobil mersi hitam terparkir beberapa meter dari tokonya, tetapi ia tidak pernah berpikir bahwa mobil tersebut ada hubungannya dengan Raisa.

"Reino, Bapak akan jemput Kak Raisa ya. Kamu jaga rumah! Kunci pintunya!" Rangga mengambil helm-nya dan berjalan ke lantai bawah.

"Loh, Pak! Aku ditinggal sendiri!" tanya Reino.

"Anak laki-laki harus berani!" ujar Rangga.

"Pulangnya bawa nasi goreng ya, Pak! Telor ceploknya dua!" Rangga nyengir lebar dari lantai dua.

Rangga tersenyum lebar, "dasar kamu ini! Tadikan kamu sidah makan nasi goreng untuk makan malam!"

Reino kembali fokus pada permainan gimnya, "yang ini untuk camilan, Pak! Masih masa puber dan pertumbuhan!"

Rangga menggelengkan kepalanya. Ia mulai mengenakan helm dan berpikir, kemana ia harus mencari Raisa bila ia tidak ada di tempat Les Bahasa Inggrisnya. 'Bagaimana kalau Raisa kecelakaan seperti Angelia?' pikirnya.

Rangga menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan segala pikiran negatifnya.

Rangga mulai menyalakan motor tuanya. Ia mengendarai dengan kecepatan penuh karena ia ingin segera tiba di tempat les Bahasa Inggris Raisa.

Tiba-tiba hujan turun dengan deras dan Rangga kesulitan melihat jalanan. Ketika tiba di lampu merah perempatan jalan, Rangga tidak memperhatikan warna lampu yang berubah menjadi hijau. Rangga terpaksa mengerem mendadak dan motornya terjungkir di jalanan yang licin.

Rangga mengerang kesakitan dan ketika ia akan bangkit, sebuah mobil mersi berwarna hitam melaju cepat ke arahnya. Rangga dapat melihat seorang pemuda berambut putih yang mengendarai mobil tersebut. 'Dan Raisa?' pikirnya bingung.

Pengendara mobil mersi tersebut menginjak rem secara mendadak untuk menghindari Rangga dan membanting setir dengan keras. Rangga tetap terpental karen tersenggol bagian belakang mbil yang berputar tidak terkendali ketika setir dibanding paksa.

"Aku membunuh seorang pria!" ujar pemuda yang mengendarai mobil mersi hitam tersebut. Demas Ranggasta. Seorang pemuda keturunan Korea Selatan yang menjadi vokalis utama dari group band yang sedang naik daun, D'Jagoan.

"Itu ayahku!" ujar Raisa yang duduk di kursi penumpang di samping Demas.

Demas tiba-tiba memincingkan matanya karena silau dari sebuah lampu kendaraan. Sebuah truk melaju menghantam mobil mersi hitamnya. Mebil tersebut terguling beberapa kali hingga akhirnya berhenti.

[Berita Utama: Tiga orang koma dalam kecelakaan lalu lintas tadi malam.]

[Berita Utama: Demas Ranggasta koma dari kecelakaan lalu lintas tadi malam.]

[Berita Utama: Demas Ranggasta mengalami kecelakaan bersama seorang gadis.]

[Berita Utama: Gadis korban kecelakaan yang bersama Demas Ranggasta, HAMIL!]

[Tweet netizen1: What! Demas!! Aku juga mau kamu hamili!! #demasbangundong #demaskamubikinrahimkuhangat.]

[Tweet netizen2: Semoga Demas cepet bangun! Si Jalang mati aja! #demasbangundong #demasweloveyou.]

[Berita Utama: Sudah tiga minggu Demas Ranggasta koma, akankah ia bangun?]

[Berita Utama: D'Jagoan akan mencari vokalis baru untuk konser mereka bulan depan.]

***

[Berita Utama: Demas Ranggasta akhirnya membuka mata.]

Demas Ranggasta, usia 18 tahun, akan lulus SMA tahun ini. Vokalis sekaligus produser musik dari band terkenal bernama D'jagoan yang sudah menghasilkan dua album dalam tiga tahun belakangan ini. Akhirnya membuka mata setelah satu bulan koma.

Demas memicingkan matanya karena silau dari lampu penerangan rumas sakit. Ia dapat melihat dokter tersenyum kepadanya, "selamat datang kembali Demas Ranggasta."

'Demas Ranggasta? Kenapa mereka memanggilku Demas?' pikir Rangga.

Demas melihat ke samping. Ia dapat melihat pantulan dirinya di tiang logam yang menopang air infus. Ia melihat pantulannya berambut putih. 'Sudah berapa lama aku disini? Kenapa rambutku putih semua?' Rangga tampak kebingungan. Saat ini, Rangga berada di tubuh Demas Ranggasta. Tetapi ia belum menyadarinya.