Chereads / Mendadak Vokalis / Chapter 5 - Pertunjukan Pertama

Chapter 5 - Pertunjukan Pertama

Rangga dan anggota bandnya sudah bersiap untuk tampil di televisi nasional. Mereka semua sudah di panggung dan menunggu aba-aba dari produser untuk segera beraksi.

Tiba-tiba saja Rangga berlari ke belakang panggung, meninggalkan seluruh anggota bandnya yang kebingungan.

"Gak bisa gue enggak bisa!" Rangga mulai berbicara pada dirinya sendiri.

Suara di kepala Rangga memberi perintah.

"Gak bisa, gue gak bisa tampil!" Ujar Rangga dengan panik.

"Demas! Gue bukan elu! Gue bukan vokalis!"

Rangga akhirnya kembali ke panggung dan menatap teman-teman, ia mengangguk tanda ia siap untuk bernyanyi.

Pertunjukkan berjalan lancar dan sorak sorai penonton begitu meriah. Kepercayaan diri Rangga mulai merangkak naik. Wawancara juga berjalan lancar malam itu.

Rangga kembali pulang ke rumahnya.

"Selamat datang!" Kamila dan Reino berteriak bersamaan, mereka berdua ternyata menyiapkan sebuah perayaan sederhana.

Kamila segera memeluk Rangga, "Eomma, sangat bangga sama kamu Demas." Hanya Kamila yang saat ini memanggil Rangga sebagai Demas dan Rangga tidak pernah protes. Lagipula, wanita ini adalah ibu kandung Demas. "Ayo, kita potong kuenya."

"Terima kasih, eomma." Rangga tersenyum.

"Semoga, kamu tambah sukses ya, Nak, jangan nyampe bikin eomma khawatir lagi." Kamila mengacak rambut Rangga, dan Rangga cuma tersenyum.

Dalam hati Rangga berpikir, apakah ia dapat kembali ke tubuhnya dan bila ia kembali ke tubuhnya, apa yang akan terjadi pada Demas.

Setelah mandi, Rangga menatap dirinya di cermin. "Demas, kamu disini?"

Tidak ada suara di kepalanya seperti yang ia dengar sebelumnya.

"Demas... Kamu hantu atau ada di kepala gue sih?" Tanya Rangga bingung.

"Demas, gue perlu bicara sama elu. Tentang Raisa."

"Benar, kamu yang menghamili Raisa?"

Rangga tetap berusaha berbicara dengan Demas walau tidak ada jawaban. Rangga akhirnya menyerah dan keluar dari kamar mandi.

Ia berbaring dengan rambut yang masih basah di tempat tidur.

Suara tersebut terdengar lagi.

Rangga segera duduk dan menatap sekelilingnya, "Demas? Elu dimana sih?"

Ujar Demas dengan nada sedih.

"Jadi, benar? Kamu yang menghamili anak saya?" Sekarang Rangga berbicara kepada Demas sebagai orang tua dari Raisa.

Demas terdiam, tapi ia masih ada disitu. Dikepala Rangga. Di dalam tubuhnya sendiri.

"Lalu, kenapa Reino bisa berpikir bahwa kalian sudah menikah?" Rangga terdiam sesaat, "Kamu tidak kawin lari dengan Raisa, kan?"

"Demas, ini masalah serius. Raisa itu putri saya, dia memiliki masa depan yang sangat cerah."

Tanya Demas dengan nada sedih.

Rangga menghela nafasnya, "aku harap tidak."

Demas terdiam dan ia menghilang lagi.

Malam itu Rangga memikirkan segala kemungkinan yang terjadi, bila Raisa bangun dari koma-nya, tetapi ia masih terjebak di tubuh Demas. Jelas tidak mungkin ia menikahi Raisa, walaupun ini tubuh Demas, rasanya salah bila ia menikahi putrinya sendiri.

Ia bahkan bersedia mengorbankan dirinya agar Demas dapat kembali ke tubuhnya. Tapi bagaimana bila Demas mengkhianatinya dan kemudian memutuskan hubungannya dengan Raisa. Tidak akan ada yang menjaga Raisa.

Akhirnya ia tertidur dengan berbagai pertanyaan yang belum terjawab.

Keesokan harinya, Rangga masih harus sekolah dan latihan band sebagai persiapan konser D'Jagoan. Selain itu, D'Jagoan juga sedang bersiap untuk merilis album baru.

Seluruh anggota band D'Jagoan dipanggil oleh CEO perusahaan rekaman mereka.

"Hari ini, saya mengumpulkan kalian semua disini untuk membicarakan kelanjutan band D'Jagoan." Tuan Ramli, CEO Denting Genta Record, memulai rapat.

Kelima anggota band D'Jagoan mengangguk mengerti dan mendengarkan dengan seksama.

"Sejak berita kecelakaan Demas," Tuan Ramli melanjutkan.

Rangga menatap Tuan Ramli dengan tatapan kesal.

"Maksud saya Rangga," Tuan Ramli memperbaiki kesalahannya, "Penjualan merchandise kita meningkat tajam."

Semua anggota band bertepuk tangan senang termasuk Rangga. Jimmy dan Nuno yang duduk di sebelah Rangga menepuk-nepuk bahu Rangga dengan bangga.

Rangga merupakan anggota termuda band mereka, sekaligus produser lagu-lagu D'Jagoan yang ada di puncak tangga hits musik.

"Walau begitu, sayangnya, penjualan tiket konser kalian, tidak sebaik tahun lalu. Dan karena kecelakaan Rangga, kita harus mengembalikan uang penggemar untuk 6 konser."

Wajah anggota band semakin serius.

"Selain itu, insiden kemarin di siaran langsung televisi nasional." Tuan Ramli memandang Rangga dengan tajam.

"Dan, skandal kehamilan gadis itu."

"Kehamilan Raisa, adalah urusan pribadi saya!" Rangga protes.

"Tapi kamu adalah seorang bintang, Rangga! Kamu harus mempertimbangkan seluruh kegiatan dan gerak-gerik kamu." Tuan Ramli memandang Rangga dengan kecewa, "oleh karena itu, saya akan mengistirahatkan Rangga, dan memilih vokalis baru untuk D'Jagoan."

"Loh! enggak bisa begitu Pak Ramli," seluruh anggota band tampak protes.

Rangga hanya terdiam.

ujar Demas kesal.

Demas terdengar geram.

Rangga adalah pria yang pendiam dan tidak banyak bicara. Ia akan menghindari konflik dan seringkali ditindas oleh orang lain.

Mohon Demas.

Rangga tersenyum dingin kepada Tuan Ramli, "coba saja, saya yakin para penggemar akan mengamuk. Bila posisi saya diganti, D'Jagoan akan kehilangan seluruh penggemarnya." Rangga tersenyum percaya diri kepada Ramli.

Seluruh anggota band lainnya mengangguk setuju.

"Benar, Pak. Kalau Rangga diganti, bisa-bisa D'Jagoan bubar dan Bapak akan menghancurkan kerja keras kami semua, termasuk Bapak, di tiga tahun belakangan." Protes Nuno.

"Kalau Rangga diganti, Bapak juga perlu mencari pengganti kami semua." Ujar Anton.

"Kami memulai band ini bersama dan akan selalu bersama dalam bermusik." Jimmy menambahkan.

"Rangga masih akan bersama kalian di band ini sebagai pemusik. Kalian ini kenapa keras kepala sekali sih?" Ujar Ramli kesal.

Akhirnya, Tuan Ramli berkata dengan dingin, "Sabtu besok, kalian akan menjadi konser pembuka Boyband asal Inggris. Bila penampilan kalian baik dan sempurna, saya tidak akan membicarakan masalah ini lagi. Tetapi bila kejadian di statsiun televisi seperti kemarin terulang lagi. Posisi Rangga akan saya gantikan."

semua mata di ruangan memandang Rangga dengan tegang hingga akhirnya rapat dibubarkan.