Tara menatap jam pada dinding. Sudah hampir tengah malam tapi Rosa masih belum kembali. Tadinya Tara berusaha tidak peduli. Ia bahkan sudah berusaha memejamkan matanya. Pertengkaran tadi sore dengan Rosa masih menghantuinya. Perempuan itu tidak mungkin marah juga kepada Tara karena kata-kata Tarakan?
Tara mengumpat ketika pikiran itu terus berputar di kepalanya. Pada akhirnya dia menyerah, mengambil jaket dan senter untuk menyusul Rosa. Dia tidak bermaksud naik pitam pada Rosa sebenarnya. Dia hanya kesal dengan dirinya yang tidak bisa mengendalikan pikirannya lagi. ia merasa bersalah pada Dita entah kenapa.
Benar saja, perempuan itu masih terduduk di tempat sebelumnya membuat Tara mengumpat kepadanya. "Rosa, apa yang sebenarnya kamu pikirka hah? Apa kamu tidak ingin untuk pulang ke penginapan?" tanya Tara ditengah hujan yang cukup deras berjatuhan mengguyur seluruh tubuhnya.