Pria itu sampai di depan gerbang sekolahnya Kania dengan senandung tipis pada bibirnya yang berbunga-bunga. Kania sudah menunggu kedatangannya sedari tadi. Tidak heran dia langsung menghampiri mobil Genta begitu melihatnya.
Perempuan itu berjalan mengetuk kaca mobil Genta sebelum masuk. Laki-laki itu langsung tersenyum begitu melihat Kania duduk di sebelahnya.
"Om Genta!" ujar Kania senang menghambur ke dalam pelukan Genta yang membuat pria itu tidak siap. Tidak biasanya Kania sebahagia itu melihatnya bahkan sampai memeluknya dan menangis.
Genta memberikan jarak menatap puteri tunggal dari sahabatnya itu. "Hey, ada apa? Kok kamu tiba-tiba nangis."
Kania menggelengkan kepalanya. "Aku hanya kangen sama, Om." Kania berbicara menyembunyikan apa yang tahu. Sementara Genta semakin kebingungan dengan perubahan sikap Kania.
"Kamu kok bisa berubah dalam semalam?"
Kania menarik nafasnya kemudian mengusap air matanya. Kania kemudian menaikkan bahunya. "Mau tahu aja," ujar Kania.