Tara menggelengkan kepalanya sambil tetap menyandarikan dagunya di pundak Rosa. "Rian enggak ada. Hanya ada kita berdua di lantai ini."
"Ya tapi tetap aja. gimana kalau tiba-tiba Pak Rian masuk?"
Tara menaikkan bahunya. "Itu bagus. Kalau perlu kita umumkan kepada semua orang tentang pernikahan kita dengan benar. Sepertinya sudah waktunya. Bukankah begitu? Saya rasa kita sudah perlu memikirkan soal resepsi."
"Resepsi?" Rosa mengulangnya dengan terkejut.
Tara menganggukkan kepalanya. "Ya, memangnya kamu tidak ingin."
Rosa berkaca-kaca. "Aku enggak mungkin enggak mau!" Rosa memeluk laki-laki itu dengan benar yang membuat Tara tertawa kecil dengan tingkah isterinya itu. senang, keinginannya disetujui juga oleh Rosa tanpa masalah.
***
"Oh mas Tara!" rintih Rosa putus-putus dengan kelakuan Tara. Genta menutup telinga anaknya cepat. Kania dan Genta bisa mendengar jeritan dua orang yang sedang berada di bawah itu. segera melarikannya sejauh mungkin dari dua pasangan itu.
