Kania menggelengkan kepalanya. "aku enggak percaya dia. Gimana kalau dia membelikan alat yang kualitasnya buruk? Aku mau ke dokter aja."
Genta menganggukkan kepalanya. "Okeh ke dokter. Tapi … bisakah kamu menunggu saya sekitar lima belas menit karena saya harus menyelesaikan kepentingan saya sebelumnya. Saya tahu kamu lebih penting tapi …"
"Oke! Aku tunggu dibawah. Maaf sudah membuat rapat kamu berantakan."
Genta tersenyum kecil. "Terima kasih sudah ingin mengerti saya sayang!" setelah mengatakan itu Genta menuju ruangan kepala departemen pengembangannya sebentar, berbicara disana dengan bawahannya selama beberapa saat sebelum kemudian dia menemui Kania lagi.
"Jadi Mika membuat kamu lelah? Apa kita menyewa nanny? Maksud saya, kan Mika sekarang enggak digendong lagi. hanya perlu pengawasan. Apa kamu mulai mempertimbangkan membawa nanny lagi?" Genta bertanya hati-hati pada isterinya yang masih begitu muda itu.