Angelica Howthorn tidak bisa lagi menahan amarah dan kekesalannya. Saat tahu suaminya ternyata keluar rumah untuk menemui wanita lain, rasa marah pun membuncah di dadanya. Ia merasa ter khianati dan dicurangi. Wanita yang hendak ditemui oleh Collin suaminya pasti adalah mantan kekasihnya yaitu Sophie Marigold.
Namun ternyata Angelica menemukan mobil suaminya parkir di salah satu toko bunga. Mata Angelica memicing kesal dan ia benar-benar berang. Sambil menenteng tas tangannya, ia membuka pintu mobil dan berjalan keluar.
Angelica separuh membuka paksa pintu toko bunga itu dan menemukan pemandangan yang membuatnya mengamuk.
"Angelica?" sebut Collin begitu kaget saat ia berbalik dan sang istri sudah berada di belakangnya. Pandangan Angelica beralih dari Collin ke bunga yang dipegang olehnya. Lalu ia beralih lagi ke Madison yang terpaku kebingungan dengan kedatangan Angelica.
"Beraninya kamu datang kemari dan memberi bunga pada selingkuhanmu?" tuding Angelica langsung marah. Matanya membesar dan ia menghardik suaminya di depan Madison. Terang saja Madison tidak terima. Ia pun langsung menyahut.
"Jangan sembarangan menuduh ya? Kami hanya bersahabat! Aku bukan selingkuhannya!" balas Madison ikut kesal dan menaikkan suaranya. Angelica melotot pada Madison. Ia tidak suka jika ada yang menyahutinya dengan cara yang kasar.
"Kamu dan temanmu itu sama saja! Kalian sama-sama selingkuhan suamiku!"
"Angelica, sudah! Ini tidak seperti yang kamu pikirkan!!" sahut Collin mulai bicara. Ia berbalik pada Angelica mencoba menjelaskan pada istrinya bahwa Madison adalah sahabat baiknya.
"Lalu apa ini?" Angelica merebut bunga dari tangan Collin dan melemparnya ke lantai. Collin hanya bisa melihat saja kekecewaan di mata istrinya.
"Aku percaya padamu, Collin! Kamu akan bertanggung jawab pada bayi yang sedang aku kandung. Tapi apa buktinya? Aku sedang hamil dan kamu malah berselingkuh dengan wanita murahan ini!" bentak Angelica pada Collin sambil menunjuk pada Madison. Madison langsung membelalakkan matanya.
"Apa katamu? Jaga mulutmu kalau bicara!" balas Madison balik membentak Angelica. Ia menunjuk wajah Angelica seakan bersiap untuk berkelahi dengannya. Collin langsung pasang badan dengan berdiri di tengah keduanya yang mulai saling menyahut dan memarahi.
"Aku sudah lama ingin menghajarmu, dasar perempuan murahan!" Angelica berteriak dan akan memukul Madison. Madison yang tidak terima dengan perlakukan Angelica hendak ikut menyerang.
"Kamu kira aku takut padamu!"
Collin yang berada di tengah berusaha untuk melerai dan menghalangi keduanya saling berkonfrontasi langsung.
"Cukup! Jangan berkelahi!" sahut Collin memperingati.
"Kamu hanya menyembunyikan temanmu itu kan? Kamu dan dia sama saja ingin merebut suamiku!" bentak Angelica makin tidak bisa mengendalikan diri untuk menyerang. Kedua lengannya berusaha keras menarik Madison yang juga ingin menarik rambut Angelica yang menarik lengannya.
"Sudah, jangan bertengkar!" Collin ikut berteriak dan tidak sengaja menyikut Angelica sampai ia mundur ke belakang.
"Aahhkk!" Angelica kesakitan dan Collin yang kaget karena menyakiti istrinya langsung panik.
"Angelica, Sayang ..."
"Kamu tega memukulku? Aku sedang hamil bayimu, Collin!" ucapa Angelica dengan raut sedih sambil memegang pipinya. Collin menggelengkan kepalanya. Madison pun tampak diam dan memandang Angelica tanpa bicara lagi.
"Sayang, aku tidak sengaja ..."
"Kamu memang pria jahat, Collin!" Angelica menangis berbalik keluar dari toko bunga itu dengan perasaan kecewa yang begitu besar. Suaminya mengkhianati dirinya saat ia sedang hamil.
Angelica yang kecewa, lalu masuk ke dalam mobilnya. Sementara Collin yang panik ikut mengejar sang istri sampai ke mobil.
"Sayang! Angelica, dengarkan dulu!" panggil Collin sambil mengetok-ngetok kaca mobil Angelica. Angelica menangis hebat dan menyeka air matanya. Ia tidak peduli dengan suaminya yang mengejarnya memohon untuk memberikan penjelasan.
"Angelica!" panggil Collin terengah di jalan melihat mobil istrinya yang kabur begitu saja.
Angelica terisak dan kecewa. Ia kecewa pada Collin yang seharusnya menjadi suami setia namun tak terjadi. Ia bahkan rela mengikat Collin dalam sebuah pernikahan atas dasar tanggung jawab. Collin disangkakan Angelica telah menghamilinya. Dan Collin memang bertanggung jawab dengan menikahi Angelica meski ia sendiri tidak yakin dengan kehamilan itu.
Angelica yang tidak tahan akan kepedihannya lalu berhenti di salah satu kafe asing yang tidak pernah ia kunjungi sebelumnya. Dengan kesal, marah dan kecewa, ia keluar dari mobilnya dan asal menyeberang. Sebuah mobil dari arah berlawanan tak sempat mengerem dan membunyikan klakson.
Angelica yang kaget menoleh dan membelalakkan matanya. Tiba-tiba tubuhnya disambar oleh seseorang dari depan tepat waktu.
"Aaahkk!" Angelica terjatuh dipeluk seorang pria yang menyelamatkannya dari sambaran sebuah mobil yang berjalan ke arahnya. Angelica menutup matanya karena ketakutan sekaligus syok. Namun, perlahan ia membuka mata hendak mengetahui jika dirinya tertabrak atau tidak.
"Angelica?" sebut pria yang tengah memeluknya di pinggir jalan.
"Cass?" panggil Angelica pada Cassidy. Perlahan dan hati-hati, Cass membantu Angelica untuk berdiri. Ia menoleh ke samping dan pemilik mobil yang melintas menghampiri mereka.
"Kalian baik-baik saja? Apa kamu tidak apa-apa, Nyonya?" ujar si pengendara mobil dengan raut menyesal.
"Mengapa Anda tetap melintas tanpa berhenti? Bagaimana jika dia celaka?" tukas Cass dengan nada kesal memarahi si pengendara mobil.
"Maafkan aku. Aku tidak melihat ada penyeberang yang melintas. Maafkan aku."
"Sudah, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja," sahut Angelica memotong agar tidak terjadi perdebatan yang lebih panjang. Cass lalu menoleh pada Angelica sekaligus ingin mengecek keadaannya.
"Apa kamu yakin baik-baik saja?" tanya Cass dengan lembut seraya memegang lengan Angelica. Angelica tersenyum dan mengangguk.
"Jika butuh ke rumah sakit, aku bersedia mengantar," tawar pria itu lagi.
"Tidak apa-apa, Tuan. Aku baik-baik saja," jawab Angelica masih tersenyum tipis lalu melirik pada Cass. Cass juga ikut melirik pada Angelica dan membalas senyumannya.
"Tidak apa-apa, biar aku yang atasi ini!" ujar Cass pada pria pengendara mobil tadi. Pengendara mobil itu tersenyum mengangguk sekaligus berterima kasih.
"Terima kasih sudah menolongku, Cass," ujar Angelica berterima kasih pada Cass. Cass tersenyum lembut dan mengangguk. Ia tertegun beberapa saat menatap wajah cantik Angelica yang tidak berubah. Angelica akan tetap menjadi cinta pertamanya yang tidak akan pernah bisa dilupakan Cass seumur hidupnya.
"Apa yang kamu lakukan di sini? Aku sudah lama tidak melihatmu," balas Cass dengan sikap gugup yang langsung ia rasakan begitu dekat dengan Angelica.
"Aku ... " Angelica langsung berubah sedih dan menundukkan wajahnya. Cass mulai mengernyitkan keningnya dan seketika khawatir. Sebelah tangannya lalu menyentuh sisi lengan Angelica dan menatapnya lekat.
"Apa kamu baik-baik saja? Apa mungkin ada yang sakit karena benturan tadi?" Angelica menaikkan pandangannya dan menggelengkan kepalanya. Matanya tampak berkaca-kaca seperti hendak menangis.
"Bukan tubuhku yang sakit, tapi hatiku," jawab Angelica dengan suara yang lirih. Cass tertegun menatap Angelica yang terlihat patah hati.
"Ayo kita bicara!"