Cass menggelengkan kepalanya saat Angelica menanyakan sebuah ide untuk membalas wanita yang telah menjadi selingkuhan suaminya Collin. Bagi Cass, ia tidak memiliki hati dan pengalaman yang baik untuk menjawab keinginan Angelica. Angelica tampak kecewa dan sedih. Ia menunduk sambil mengelus perutnya. Cass masih terus menatap Angelica dengan perasaan bersalah. Apa yang bisa dilakukan oleh Cass untuk membantu Angelica?
"Aku sedang hamil, Cass. Tapi suamiku tidak memedulikanku sama sekali. Ia malah sibuk dengan wanita lain," aku Angelica makin membuat hati kecil Cass bergejolak. Ia tidak tahu jika Angelica ternyata tengah hamil.
"Uhm, maafkan jika aku bertanya seperti ini. Aku sudah lama tidak bertemu dan mendengar kabar darimu. Tapi bukankah dulu kamu juga pernah hamil dengan mantan kekasihmu dan akan menikah? Apa yang terjadi?" tanya Cass teringat sekilas dengan masa lalu Angelica yang ia ketahui. Angelica makin terlihat sedih dan kembali meneteskan air matanya.
"Aku rasa aku pastilah wanita paling bodoh di dunia ini. Aku mempercayai seorang pria yang aku pikir akan bertanggung jawab denganku saat aku sedang mengandung anaknya. Namun aku tidak bisa meneruskan kehamilanku," ucap Angelica separuh menunduk seolah ia tengah malu.
"Apa yang terjadi?" tanya Cass makin merasa ikut sedih.
"Dia pergi dengan wanita lain dan ketika aku hendak menyusulnya. Aku mengalami kecelakaan dan kehilangan bayiku. Dia tidak lagi mau bertanggung jawab. Aku bahkan hampir lumpuh gara-gara itu." Cass makin merasa bersalah.
Angelica dulunya adalah sahabat kakaknya Jewel. Namun entah mengapa, Jewel tak mau lagi bersahabat dengan Angelica hanya karena ia termakan omongan kekasih yang kemudian menjadi suaminya yaitu Rei Harristian. Meskipun saat itu, Jewel menjelaskan pada Cass jika Angelica sudah beberapa kali melakukan hal yang buruk namun Cass merasa bahwa itu hanya fitnah semata.
Sekarang usai mendengarkan cerita hidup Angelica, Cass makin merasa jika Angelica adalah wanita yang hebat.
"Lalu sekarang aku bertemu Collin dan dia juga ..." Angelica menunduk lagi sambil menyeka air matanya.
"Aku pikir dia berbeda sehingga aku bersedia berkencan dengannya untuk mengobati luka hatiku. Namun ternyata aku salah. Dia bahkan tidak mau memutuskan kekasihnya. Mengapa aku terus jatuh cinta pada pria yang salah, Cass?" Angelica menoleh pada Cass dengan mata berkaca-kaca.
Cass makin terenyuh dan ikut merasakan sakit yang dirasakan oleh Angelica dalam hubungan cintanya. Bagi Cass, cintanya untuk Angelica tidak pernah pergi sama sekali. Semakin ia mencoba untuk menepis semakin terasa jika Cass masih menyimpan rasa rindunya pada Angelica. Tangannya meraba tangan Angelica dan menggenggamnya. Dengan pandangan penuh cinta, Cass memandang mata Angelica yang basah.
"Aku masih mencintaimu, Angelica. Jika saja dulu kamu mau mempertimbangkan aku, mungkin kita sudah bahagia. Aku akan melakukan apa pun untuk membahagiakanmu," ujar Cass dengan tutur lembut dan merayu pada Angelica. Angelica tersenyum perlahan dan mengangguk lalu menunduk lagi.
"Sebenarnya aku malu padamu, Cass. Kamu selalu mencintaiku, tapi hatiku tidak bisa berbohong. Aku ... aku mungkin terlalu bodoh mencari cinta di luar sana selain dirimu dulu. Aku menyesal," balas Angelica masih meneteskan air matanya seolah ia tengah menunjukkan penyesalan yang dalam atas keputusannya dulu tidak memilih Cass sebagai pendampingnya.
"Apa itu maksudnya, aku masih memiliki kesempatan untuk bisa bersamamu?" tanya Cass masih terus memandang Angelica. Angelica sedikit tersenyum dan melepaskan tangan Cass.
"Tapi aku masih terikat pernikahan dengan Collin ..."
"Kamu bisa menceraikannya kan? Toh dia sudah berselingkuh!" tukas Cass mulai merasa jika ia bisa memperoleh kesempatan yang dulu ingin ia raih bersama Angelica. Angelica mengatupkan bibirnya dan menggelengkan kepalanya.
"Aku dan Collin memiliki perjanjian pranikah. Jika salah satu dari kami meminta cerai maka ia tidak akan mendapatkan harta bersama. Collin akan menguasai semua asetku dan aku akan kehilangan semuanya jika bercerai darinya." Cass berdecap kesal dan menggelengkan kepalanya.
"Aku punya uang yang lebih dari cukup untukmu, Sayang! Berapa yang kamu inginkan, aku akan berikan semuanya!" tukas Cass dengan cepat dan terkesan meremehkan. Angelica tersenyum pelan dan menundukkan kepalanya.
"Mungkin tidak seberapa dibandingkan dengan harta kekayaanmu sekarang. Tapi harta bersama yang aku bawa berasal dari peninggalan orang tuaku. Jika aku meminta cerai dari Collin, maka dialah yang akan menguasai warisanku," jawab Angelica menjelaskan masalahnya. Cass terdiam dan berpikir.
Ia sudah hampir mendapatkan kesempatan untuk bisa bersama Angelica sekali lagi. Tapi kesempatan itu seakan perlahan menghilang gara-gara masalah warisan dan gugatan perceraian.
"Kamu pasti mengerti kan jika aku tidak mungkin menyerahkan harta orang tuaku pada orang lain apa lagi itu mantan suami? Itu sangat tidak mungkin." Angelica kembali menambahkan.
"Lalu bagaimana? Aku ingin tanya padamu, jawablah dengan jujur. Apa kamu benar-benar ingin memberikan kesempatan padaku? Apa kamu ingin bersamaku?" tanya Cass sambil menatap Angelica lekat dan dekat. Ia hanya ingin kejujuran dari Angelica atas perasaannya kini.
"Aku ingin bahagia, Cass. Aku sudah tidak kuat lagi. Selama ini hidupku hanya dibayang-bayangi oleh orang ketiga dalam hubungan cintaku. Apa jika aku bersamamu, aku akan bahagia?" Angelica balik bertanya hal yang dari dulu ingin didengar oleh Cass. Cass kembali memegang tangan Angelica dan menatap wajahnya.
"Aku sudah lama jatuh cinta padamu. Izinkan aku memiliki kesempatan untuk membahagiakanmu. Aku akan menerima bayimu dan statusmu seperti apa pun. Aku tidak mau membuatmu kembali terluka," ucap Cass makin sendu. Angelica tampak tersentuh dan terharu dengan segala yang dijanjikan oleh Cass padanya.
"Aku percaya, Cass. Aku pun ingin merasakan kebahagiaan itu denganmu. Tapi ..."
"Tapi apa?"
"Bagaimana dengan pernikahanku dan Collin? Aku tidak bisa meminta cerai darinya!" Cass terdiam mendengar hal tersebut. Ia berpaling menatap meja di depan mereka dan diam berpikir.
"Apa itu artinya jika suamimua yang menceraikanmu maka kamu menyelamatkan harta orang tuamu?" Angelica mengangguk lagi.
"Berarti kita harus membuat dia menceraikanmu ..." gumam Cass pelan. Tapi bagaimana caranya?
"Aku harus menghancurkan wanita itu, Sophie. Jika dia terluka dan hancur, maka Collin akan mengambil kesempatan untuk menceraikanku dan kembali padanya." Cass menoleh dan mengernyitkan keningnya.
"Apa itu mungkin? Rasanya agak tidak masuk akal!" sahut Cass sedikit protes.
"Collin paling tidak suka jika melihat gadis itu terluka. Dia pasti akan langsung datang untuk menolongnya. Dasar brengsek!" umpat Angelica dengan kesla.
"Kita kan tidak mungkin membayar orang untuk mencelakakannya kan? Maksudku, itu kan kriminal!" tukas Cass lagi.
"Lalu aku harus bagaimana? Jika dia tidak menceraikanku, maka tidak mungkin bagi kita bersama." Cass sedikit menoleh pada Angelica dan ia berpikir makin keras. Cass menarik napasnya agak panjang lalu mengangguk.
"Aku rasa aku punya ide. Biar aku yang mengurusnya."