Chereads / Menipu Penipu Asmara / Chapter 12 - Rencana

Chapter 12 - Rencana

"Lalu kamu akan membuatnya melakukan apa?"

"Jika dia mau bekerja sama denganku, maka dia harus membuat Collin menceraikanmu." Angelica terdiam beberapa saat dan tampaknya ia sedang berpikir.

"Aku rasa itu terlalu terburu-buru, Cass. Aku justru ingin agar dia meninggalkan suamiku sehingga aku bisa menguasai semua miliknya," jawab Angelica sempat membuat Cass mengernyit.

"Bukankah kamu bilang hanya ingin menyelamatkan harta orang tuamu?" sahut Cass makin bingung. Ia mulai agak sedikit ragu tentang keinginan Angelica yang sesungguhnya. Bukankah semula ia ingin bercerai?

"Aku ingin membalas atas apa yang sudah dilakukannya padaku. Collin harus jatuh, Cass. Jika Sophie bersamanya dan aku diceraikan maka semua milik kami akan dikuasai oleh Sophie. Aku tidak mau meninggalkan apa pun untuk Collin." Cass tertegun sesaat dan sedikit mengernyit.

Ia paham jika Angelica begitu terluka dengan pengkhianatan suaminya. Namun bukankah lebih baik bercerai daripada terus bertahan di pernikahan tersebut dan memulai hidup baru dengan Cass? Setidaknya itu yang dipikirkan oleh Cass tentang Angelica.

"Angelica, perceraian akan jauh lebih mudah daripada terus bertahan seperti ini," ujar Cass mencoba memberikan pendapatnya.

"Kamu tidak tahu seperti apa rasanya, Cass? Aku benar-benar sakit hati pada apa yang dilakukan oleh Collin. Aku sangat mencintainya dan rela berkorban untuknya tapi dia malah menukarku dengan perselingkuhannya dengan wanita itu. Aku tidak akan membiarkan wanita itu menguasai Collin untuk menceraikanku!" Cass memejamkan mata dan mengurut keningnya. Ia menghela napas panjang mendengar keluhan Angelica.

"Lalu kamu ingin aku melakukan apa?" tanya Cass pada akhirnya.

"Aku ingin kamu membalaskan sakit hatiku pada wanita itu. Sophie telah membuat pernikahanku berantakan, aku tidak mau dia malah bahagia dengan Collin dan mengejekku di belakang," tukas Angelica mengungkap keinginannya pada Cass. Cass terdiam dan mulai menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Angelica, aku hanya ingin kamu bahagia."

"Kalau begitu bantulah aku, Cass. Aku tahu kamu bisa membuat wanita jatuh dan hancur. Dia bukan orang baik, jika tidak dia tidak akan kembali kemari dan malah mengganggu rumah tanggaku," jawab Angelica lagi.

"Jika wanita itu pergi dari Collin, maka bagaimana dia akan menceraikanmu? Itu tidak mungkin," sanggah Cass pada pendapat Angelica.

"Aku masih bisa mencari skandal yang lain yang membuatnya menceraikanku, yang penting bukan wanita itu yang akan bersama Collin jika bercerai dariku!" Angelica bersikeras ingin mendapatkan semuanya dan melibatkan Cass dalam urusan rumah tangganya.

Cass yang memang mencintai Angelica selama bertahun-tahun tengah tak bisa berpikir lurus tentang mana yang baik dan buruk. Ia merasa harus melindungi Angelica dari rasa sakit yang diberikan oleh suaminya selama ini.

"Cass, aku adalah seorang istri yang teraniaya. Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik dan sempurna, tapi Collin memperlakukan aku seperti ini, aku tidak bisa menerimanya." Cass masih menundukkan pandangannya dan masih mendengarkan Angelica.

"Apa kamu tahu yang dia lakukan sewaktu aku memergokinya hendak mencari tahu soal Sophie? Dia tidak peduli dan membiarkan aku menyetir sendirian dalam keadaan begitu stres. Dia tidak peduli padaku, padahal aku adalah istrinya."

"Yang ada di pikirannya hanyalah Sophie semata. Dia akan mengejar wanita itu ke mana pun, Cass!" rengek Angelica benar-benar mencurahkan isi hatinya.

"Baiklah ... baiklah, jangan menangis! Aku pasti akan menjauhkan wanita itu dari suamimu. Aku akan membuatnya menyesali apa yang sudah dilakukannya. Jangan stres dan menyiksa dirimu, Angelica. Aku tidak rela melihatmu harus menangis gara-gara masalah ini. Ingat kamu sedang hamil!" balas Cass panjang lebar akhirnya mengalah.

Cass merasa begitu terenyuh dan ingin berkorban demi cintanya pada Angelica. Rasanya ia ingin melakukan apa saja yang diinginkan oleh Angelica agar ia bahagia.

"Benarkah kamu mau melakukannya untukku, Cass?" tanya Angelica yang mulai terdengar sedikit sesenggukan.

"Tentu, tentu saja! Aku akan menjauhkan Sophie dari Collin dan membalas Sophie sampai dia kapok. Setelah itu terserah kamu mau menjalankan rencana seperti apa. Aku hanya ingin kamu bahagia dan tidak menangis lagi. Aku mencintaimu, Angelica," ujar Cass kemudian.

"Aku tahu, aku tahu kamu akan selalu melindungiku." Cass tersenyum pada kalimat yang diucapkan oleh Angelica dan mengangguk. Angelica pasti akan mencintainya suatu saat. Ia yakin jika sekarang jalannya terbuka untuk membuktikan betapa cinta Cass pada Angelica tidak pernah pudar meski bertahun-tahun berlalu.

"Aku akan selalu melindungimu," tambah Cass makin meyakinkan.

"Iya, aku percaya. Terima kasih, Cass. Aku akan menunggu kabarmu soal rencana itu. Oh, aku harus pergi sekarang, sepertinya Collin sudah pulang. Aku harus terus mengawasinya, jika tidak dia pasti akan berusaha untuk menghubungi wanita itu lagi," keluh Angelica pada Cass.

"Baiklah, selamat malam!"

"Selamat malam, Cass!" Cass pun akhirnya menutup sambungan telepon itu lalu terdiam sesaat memandangi layar ponselnya. Sesungguhnya ia agak ikut ragu pada rencananya hendak membalas Sophie Marigold. Namun, Cass cukup terpengaruh dengan apa yang diucapkan oleh Angelica padanya.

Jika dilihat dari penampilannya, gadis bernama Sophie itu bukanlah seperti gadis lugu dan polos. Ia punya penampilan yang seksi dan glamor yang menandakan jika ia berasal dari kalangan jetset yang memiliki pergaulan luas. Mobil yang digunakan pun hanya digunakan oleh orang-orang kaya saja.

"Aku harus cari tahu siapa dia!" ucap Cass lalu menjelajahi mesin pencari di aplikasi ponselnya. Ia mengetik nama Sophie Marigold dan muncul beberapa akun media sosial Sophie yang bisa dijelajah. Cass mulai menelusurinya satu persatu. Ia begitu asyik sampai lupa melepaskan pakaiannya.

Setelah satu jam barulah Cass melepaskan pakaiannya di dalam walk in closet sebelum kemudian kembali lagi dalam keadaan bersih dan wangi sehabis mandi. Ia masih duduk di atas ranjang tetapi tidak langsung tidur. Cass tengah mencari tahu apa pun informasi soal Sophie dan keluarga Marigold.

"Jonathan Marigold ... jadi dia adalah Ayah wanita ini. hmm ... dia ternyata pengusaha perusahaan retail furnitur dan interior." Cass membaca informasi dari ponselnya dan mengangguk-angguk kecil. Ia ikut melirik pada jam di ponsel lalu tersenyum.

Cass menambahkan daftar teman pada akun media sosial Sophie dan berusaha untuk mengikutinya. Tak lupa setelahnya, Cass menghubungi Sophie. Sayangnya dia tidak mengangkatnya.

"Kamu pikir kamu bisa coba-coba mengabaikanku ya!" cetus Cass separuh mengeram. Ia mengirimkan pesan pada Sophie melalui pesan pribadi untuk memperingatkannya.

'Ini aku, Cass. Jangan berpikir untuk tidak mengangkat panggilanku,' tulis Cass dalam pesan pribadinya.

Cass menunggu beberapa saat dan Sophie tidak membalasnya. Saatnya mencoba menghubungi kembali dan jika kali ini, ia tidak mengangkat, Cass akan melakukan sesuatu yang tidak akan ia sukai. Senyum Cass mengembang pada dering ke empat, panggilannya diangkat oleh Sophie.

"Gadis pintar ..."