bulan Agustus ini aku merasakan segala kelelahan dan kepayahan... seolah-olah ujian ini tidak ada habisnya dan belum ada titik akhirnya, dibulan ini betul-betul menguras fikiranku, tenaga emosi dan segalanya, mulai aku caci maki orang tua siswa aku hampir gebukin sama orang tua sampai-sampai aku dilaporkan ke kepala sekolah aku disuruh bina karna melakukan kesalahan seolah-olah aku melakukan kesalahan yang sangat besar, padahal dia sendiri yang salah datang marah-marah sama aku dengan tanpa sebab dan tanpa alasan yang jelas.
gara-gara masalah ini aku kefikiran berhari-hari, duduk gak enak diripun gak tenang, belum lagi di cara tegur Bu Waka yang sangatlah tidak bersahabat seolah-olah aku sudah melakukan kesalahan yang sangat besar dan tidak bisa diampuni
" Rani, bapak ada telpon kamu, katanya dengan muka masam dan aura yang sangat tidak bersahabat"
"gak ada jawabku, ada masalah apa ya, barusan Rani baru siap ngomong sama bapak, kok bapak gak ada bilang apa-apa ya"
" masalah kamu dengan orang tua siswa kemaren, kamu tu salah kenapa kamu harus pukul meja, dan bapak tu salah juga, masak begitu dia pergi kesini"
" iya kak, kataku aku sudah telpon anaknya dan sudah minta maaf"
" kamu minta maaf sama anaknya, sama bapak itu kan enggak, dia Uda lapor sama bapak tu"
aku yang sudah kefikiran berhari-hari ditambah lagi dengan pertanyaan beliau jadi malah bertambah beban yang aku pikul, aku gak sabar ingin berjumpa dengan pak Ryan sang kepseknya agar hilang semua bebannya, pak Ryan pun lama kali pergi kekota rasanya Uda berhari-hari gak pulang padahal baru 1 hari dan 2 hari lagi akan, rasa tak sabar sangat mengusikku, selang 2 hari akhirnya pak Ryan pulang, aku langsung masuk ke kamarnya (Ruang kepala sekolah) aku bertanya dengan pelan dan penuh hati-hati.
"bapak, sibuk gak itu ciri khas aku yang akan ngomong dengan pimpinan aku"
"gak qoq, kenapa Rani, ada apa kata beliau"
"boleh gak Rani mau ngomong sesuatu, masalah orang tua siswa"
" oh boleh, pas kali bapak mau tanya masalah itu juga, kebetulan sekali"
sebelumya aku Uda minta maaf duluan, aku ceritakan terus panjang lebar, dari awal kejadiannya sampai akhir, pak Ryan manggut-manggut mendengar semuanya yang aku ceritakan pelan-pelan, akhirnya pak Ryan mengerti semua nya alur cerita tersebut dan aku minta maaf lagi kataku gak seharusnya Rani kayak gitu pak, sebelumnya Rani Uda pernah berhadapan dengan orang tua semacam itu lebih parah dari itu malah pak, dia mencaci maki, menghina, sampe dia bilang " kamu itu sombong, angkuh, kayak orang gak berpendidikan, macam-macam lah pak dia marah-marah dan ditunjuk ke muka Rani pak, tapi Rani bisa tahan tanpa menjawab satu patah kata pun, namun beda dengan ini pak, dia Uda main fisik Uda kasar pak, jadi Rani manusia biasa bukan malaikat, Rani juga kalap waktu itu gak sadar langsung Rani pukul meja, Rani minta maaf pak, gak seharusnya Rani gitu, karna kesalahan Rani pak, Rani siap menerima semua keputusan dan konsekuensinya yang akan bapak kasih hari ini.
gak sampe segitunya lah Ran bapak faham sekarang, bapak cuma berpesan Rani untuk kedepan agar lebih bisa menahan emosinya lagi, nanti juga bapak akan konfirmasi ulang ke bapak itu bahwa bapak sudah ingatin Rani,
setelah semuanya aku uraikan dan utarakan satu persatu akhirnya aku lega, dan akhir kata aku juga bilang sama pak Ryan bapak boleh tanya sama Maman pak, dia juga menyaksikan dan dia juga jadi penengah waktu itu, Maman juga staf dan kawan seruang dengan aku.
Akhirnya aku puas dan Alhamdulillah itu berhasil aku lewatin, dan bisa aku hadapi dengan senyum, pak Ryan sangat bijak tidak Sengeri yang aku bayangkan, aku membayangkan aku akan dimarahin habis-habisan. aku lega masalah ini sudah selesai dan aman..
namun selang beberapa hari aku diserang lagi orang tua yang lain yang anaknya mau pindah sekolah ke kota, dan ini rupanya lebih parah mulutnya sang bapak-bapak bermulut lemes, karna kesalahan aku, Ara yang jadi korbannya bapak bermulut lemes itu, Ara guru matematika dan juga menjabat sebagai pengajaran, kasian Ara diserang habis-habisan sama bapak itu padahal gara-gara kesalahan sikit yang aku buat, bisa-bisanya bapak bermulut lemes marah-marah ke guru anaknya, aku gak habis Fikir ada yang orang tua begitu, akhirnya aku ditelpon Bu Ama guru bahasa Indonesia aku biasa sering panggil kak Ama,
"Rani, dimana sekarang, cepat balek kesekolah ini ada orang tua yang anaknya mau pindah, datang kesekolah marah-marah ini surat yang Rani buat tadi salah, cepat ya
" dirumah kak, baru aja pulang lagi buka jelbab, iya kak Rani balek sekarang ya"
bayangkan perasaan aku campur aduk rasanya mau terbang aja biar cepat sampe, belum makan, belum ngapa-ngapain apalagi shalat, Masya Allah ujian kedua dimulai lagi.
sesampainya disekolah Ara langsung menghampiri ku dia menceritakan semuanya, mulai dari awal sampai akhir, kata Ara bukan masalah utama kesalahan kak Rani yang dia bahas kak tapi dia cari masalah baru kak, ydah kakak langsung ke ruang TU sibapak bermulut lemes sudah ada disana, ok dek kataku.
Ara juga menyemangati aku, dia kasian sama aku karna dia atau aku baru sampe kerumah aku belum makan siang dan juga lelah. aku langsung bergegas ke ruang TU dengan tergesa-gesa, yang sebelumnya aku sudah telpon orang tua perempuan sianak tersebut, kebetulan ibunya guru aku waktu sekolah Tsanawiyah, akhirnya semua masalah hari ini aku bisa lewati nya dengan santai dan mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab, masalah selesai, ujian kedua juga selesai. aku dengan Ara tidak terlalu dekat layaknya sahabat atau Bestie gimana gitu, cuma kami sering curhat, sesekali kami duduk kami bisa menghabiskan waktu berjam-jam saling sharing meluahkan segala rasa dan mengeluarkan semua unek-uneknya kami.
tidak berhenti disini saja baru aku bisa bernafas lega masalah baru datang, selang beberapa waktu sekitaran dua hari setelah kejadian itu, tiba-tiba salsa chat aku yang buat tangan ku bergetar dan jantungku berdegup kencang, aku difitnah aku diadu domba dengan si salsa, yang mengadu dombanya bukan orang lain itu orang terdekat aku, orang yang tidak pernah aku sangka dan duga-duga, rupanya mulut manisnya berbisa bagaikan racun ular yang mematikan, yang anehnya salsa percaya dengan hasutan itu tanpa bertanya sama aku. aku hampir betengkar dengan salsa, aku jelaskan panjang lebar, namun chat aku yang terakhir salsa tidak membacanya.
aku mulai resah akhirnya aku ambil kesimpulan datangi rumahnya sebelumnya aku Uda pesan gorengan sama Arum kebetulan salsa jualan hari ini, malamnya aku samperin tapi sayang salsa gak ada dirumah, yang ada mak nya salsa cek Syiah, pas kali dalam hati aku berkata akan aku ceritakan sumua masalah ini, Alhamdulillah cek Syiah rupanya berpihak sama aku dan beliau juga sudah tau kelakuan sang simulut racun berbisa kak Nira maknya Rezki dan Rendo, dia juga rupanya sama sekali tidak percaya lagi dengan semuanya perkataan racun berbisa, aku bilang ke Syiah kalau aku mau adu domba kalian dari kemaren-kemaren dulu kalian Uda hancur berkeping - kepingin, tapi itu bukan aku banget cek Syiah aku gak akan pernah memporak-porandakan hubungan baik kalian, Alhamdulillah kemenangan juga masih berpihak padaku karna aku memang tidak bersalah, masalah ke tiga selesai..
aku juga sudah lega, dan masalah baru timbul lagi, aku yang biasanya jualan risoles Tarok ditempat orang jualan pisang goreng yang awalnya baik-baik aja, tibalah saatnya terjadi goncangan, dulunya dibilang risol aku enak cuma kurang garam aja, ydah aku tambah garam, tapi setelah aku tambah garam Uda dibilang asin kali, aku dibully habis-habisan, yang buat aku drop, betul-betul drop yang luar biasa, sore itu aku gak bisa ambil kue karena hujan lebat, besok pagi aku ambil kue rupanya bersisa, disitu aku dibully lagi dibilang kue aku gak enak sampe orang yang belinya ngebuang langsung bukan tukang goreng aja yang ngebully aku suaminya juga ikut, aku cuma bisa tersenyum sambil ngelus dada, aku bilang alasan berhenti dulu karna banyak kerjaan disekolah, rupanya berselang hampir seminggu Mak dan adek aku bilangin ke aku, kak Liana sepunya salsa datang ke tukang gorengan kak Nira ditukang fitnah katanya nanti kalau Rani Tarok risol sisain tuk dia 20 buah katanya kak Liana, terus si nira bilang Rani gak jualan lagi, Mak dan adek aku juga ngadu ke aku, kalau ditempatnya Uda ada risol orang lain, ydah gak apa-apa kataku, aku pun pulang sekolah bisa istirahat dan gak buru-buru ngos-ngosan, masalah ke empat selesai..
dan aku sudah hampir tenang, rupanya sudah akhir bulan melewati tanggal 20 gaji aku belum ada kabar, aku sudah mulai resah harus nyetor arisan uang, rasanya sudah malu dan hampir putus asa mau ngutang lagi gak tau harus ngutang kemana, aku nekat dan memberanikan diri chat Ara lagi yang kesekian kalinya pinjamkan uangnya sama aku, Ara sang gadis imut dan baik hati penuh kebaikan dan kesabaran selalu ngebantuin aku dikala aku susah, dan kali ini pinjaman aku gak main-main ke dia Uda jutaan Lo, rasanya mukaku Uda jadi muka tembok, uang yang dulu beli aku bayar dan ini Uda bertambah lagi bukan malah berkurang, ya Allah aku belum pernah mendapatkan orang sebaik dia si gadis manis berhati malaikat itulah Ara, awalnya aku bilang cuma butuh satu bilang gaji, nanti pas gajian langsung setor semua gaji ke Ara.
namun rupanya gak cukup, akupun keceplosan ngomong ngomong ke Ara, katanya sama Ara ada kok kak lebih dari itu, nanti kak kirim aja nomor rekening Ara akan kirim berapa yang kakak minta katanya, aku terbelalak gak percaya beneran dek, betul katanya pokoknya bilang aja, aku reflek menggoyangkan tubuhnya aku peluk dia, ya Allah betul-betul lah Ara sigadis baik hati gak pernah mengharap imbalan.
"aku bilang ya Allah dek, gimana cara Kaka balasnya"
"apalah kakak ini Ara gak pernah mengharap balasannya"
aku cuma bisa mendoakan semua kebaikan Allah berikan dan semoga selalu menyertai Ara itu selalu yang aku ucapkan sama dia., masalah ke lima selesai...
baru aja aku bahagia dapat pesanan kue kotak sebanyak 75 kotak, rasa bahagia itu rasanya jangan pergi dari aku, senyuman manis yang terkembang kemudian pelan-pelan mulai menghilang, tiba-tiba dibatalkan begitu saja dengan alasan dable pesanan rupanya sudah dipesan sama kawannya yang satu instansi dengannya, aku pasrahkan diri kepada Allah saja, dengan santainya aku chat mas Umang, dan aku kirim screenshot ke mas Umang, mas uang cuma bisa semangatin aku, padahal untuk besok seperakpun aku sudah tidak punya uang lagi.
aku gak tau besok apa dan bagaimana caranya Arum kesekolah, aku Uda cari pinjaman sama kak Didu tetanggaku dulu sebelum pindah kerumah sawah dan sekarang aku nyebutin tetangga Mak aku, katanya ada tapi harus dibayar 1 Minggu kedepan, aku iyakan semuanya, namun aku gak sempat ambil semalam, setelah tu pas aku tagih kerumahnya dia Uda ragu kasihnya karna itu bukan uang kak didu juga, uang kosmetik orang Uda diminta, aku Uda bingung dan pusing 7 keliling, berharap besok ada keajaiban Arum bisa sekolah dapat jajan bisa beli nasi siang dan bisa bawa bekal pagi.
hari ini hari terakhir dibilang Agustus aku berharap semuanya tentang kesusahan akan tinggal dibilang Agustus, dan besok ada kabar baik dibulan September, hari yang baik awal yang baik, tanggal baru bulan baru semoga semuanya akan lebih baik bismillah September datang...aku sudah siap menghadapi hari