Chereads / Kesabaran belum berpenghujung Meniti Hidup Mandiri / Chapter 30 - jawaban dari hasil ujian hidup

Chapter 30 - jawaban dari hasil ujian hidup

Chapter 32

Jawaban dari hasil ujian hidup

Awal yang manis menuju kesuksesan sudah didepan mata, aku mulai plong dan sudah bernafas lega, pagi hari suamiku sudah mulai sibuk mempersiapkan etalase tuk jualan kue basah didepan diteras ruko, Insya Allah akan lauching minggu depan, etalase-etalase untuk barang-barang galeri didalam juga lagi dipersiapkan, untuk menata barang-barang olshop juga lagi proses.

Anak-anak juga turut sibuk membantu ayahnya dalam proses persiapan lauching galeri sekalian toko kue kecil diteras gallery.

" ayo cepat-cepat kerjanya dek, habis ini kita siap-siap mau jalan-jalan beli keperluan kita dek, kakak mau beli wallpaper, adek gak mau ikut, cepatlah kakak udah gak sabar mau beli barang-barang keperluan kakak, kakak mau dekor kamar yakan mi?" kata Arum sambil tersenyum manis.

" iya kak, sabaran dulu adek juga mau cepat-cepat siap nih, adek juga mau dibeliin barang-barang sama ummi, adek mau yang spiderman ya mi". kata dais.

" oke, kataku"

" ayolah cepatan donk yah, ayah nih lama-lama kali kalau kerja kakak sama adek hampir siap ni", rengek dais sama ayahnya.

" oke bos, kata mas umang sambil ngacungin jempol"

" duh anak ummi pinter-pinter kali sekarang ya" kataku

" Iyalah, siapa dulu yang ajarin, kan ummi" kata dais.

Setelah selesai beberes dan sudah rapi anak-anak sudah siap mau langsung tancap gas, rasa gak sabar mulai menyelinap dilubuk hati masing-masing, terukir jelas diraut wajah anak-anak gambaran kebahagia kian tercipta, aku pun cuma bisa tersenyum manis didepan anak-anak.

Tanpa terasa hati ini kian tersentuh akan nikmat yang tiada tara indahnya sudah mulai menjamah keluarga kecil aku, pelan-pelan air mata bahagia kian mengalir lembut dipipiku, buru-buru ku hapus agar tidak terlihat sama anak-anak, mereka mau ke MR. DIY, tapi ayahnya gak mau, katanya kita ke Lala Shop aja, disana juga lengkap dan murah-murah, jadi kakak sama adek nanti bebas pilih apa aja yang kakak mau, awas jangan sampe kalap ya, jangan sampe ayah harus ke ATM lagi tarek duit karna belanjaan adek sama kakak kebanyakan jadi ayah sampa gak cukup duit, iya ayah, kakak selalu ingat apa kata ummi, kita bergaya sesuai kemampuan kita ya jangan paksakan harus mewah dan megah sedangkan kita gak mampu dan harus ngutang sana sini demi gaya, kata ummi lagi kayak kata pepatah " jangan sampe besar pasak adari pada tiang" yakan mi? iya donk anak ummi pinter banget.

Emang iya sesuai banget apa yang arum bilang, aku selalu mengajarkan anak-anakku hidup sederhana dan bergaya sesuai kemampuan, gak boleh melihat ke atas, aku selalu bilang lihat orang tua kita siapa, jangan pernah bandingkan orangtua kita dengan orang tua teman, selagi gak ada sabar dulu, kalau udah ada pasti dikasih, aku pasti akan lakukakan, dan berikan apapun yang mereka minta sesuai buget yang aku punya, wajar aja anak-anakku sabar banget, kalau minta sesuatu aku bilang gak ada yaudah mereka diam gak ngamuk-ngamuk dan gak minta terus menerus, pas giliran uda punya baru aku ajak mereka, kadang-kadang apa yang diminta diam-diam aku bawa pulang terus kerumah tanpa mereka tahu, tiba-tiba aja aku panggil mereka aku bilang ummi punya sesuatu nih coba buka, mereka langsung senyum dan ketawa bahagia meluk dan cium-cium aku, sambil berkata makasih ya mi, bahagia tiada tara.

Sebenarnya anak itu ibarat kertas putih, kitalah pulpen dan tintanya, kita yang akan menulis apa diatas kertas putih tersebut kita juga yang akan memberi warna apa yang kita mau, kadang-kadang aku sempat speechless menghadapi tingkah laku mereka yang penuh kebaikan dan kesabaran, pada dasarnya bukan kita yang mengajarkan mereka tapi mereka yang mengajarkan kita, coba aja sehabis mereka kita tegur kadang-kadang suara kita di nada yang volumenya tinggi hampir habis volume bisa kalah pula dengan suara petir tu, palingan mereka nangis dengan perasaan yang hancur, kita tuh masih marah dan kesal, rasanya gak usa dekatin mereka dulu biar ada efek jera, tapi mereka yang dekatin kita, bukan seharusnya mereka merajuk karna sudah kita marahin dan kita bentak, tapi gak mereka tetap dekatin kita dan baikin kita lagi, aku selalu berfikir belum jadi ibu yang baik untuk anak-anakku, apalagi bijak dan juga sangat jauh dengan kata yang sempurna. Aku bersyukur Allah titipkan anugerah yang terindah dalam hidup, dan ALLah percayakan aku menjadi seorang ibu, didunia ini tiada hal yang paling membanggakan selain title dan gelar seorang ibu dan seorang istri bagi aku.

Setelah selesai memilih barang-barang apapun keperluan dekor kamarnya, aku tercengang melihat kreatifitas anakku yang masih SD sudah jauh lebih kreatif dalam mendekor kamarnya, begitu juga adeknya, mereka senang bahagia, kami langsung menuju kasir sambil bertanya kepada mereka apa uda habis pilih terus yang belum apa lagi, mas umang juga menimpali jangan nanti malam gak bisa bobok kakak sama adek belum habis belanjanya, uda siap yah, sekarang kita ke toko tempat tidur kan Tanya dais, iya donk balas ayahnya, yeee asik kak kita ada tempat tidur baru.

Sesampainya ditoko furniture anak-anak juga mulai kalap pilih semua kemauannya, aku dan suami melihat-lihat aja pergerakan mereka yang sangat aktif dan Cuma bisa tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Masya Allah bahagianya, gak lama setelah itu anak-anak balek sama kami mereka berdua berhamburan menarik-narik tangan kami meminta persetujuan pilihan mereka yang sudah dipilih sama adeknya, arum pilih tempat tidur, meja rias, lemari dan juga meja belajar, begitu juga dengan dais, ini punya adek sama kakak ya mi, cantik gak gak yah, ayahnya juga tersenyum melihat pilihan anak laki satu-satunya dan juga perempuan satu-satunya,, cantiklah pinter-pinter kali anak ayah milihnya ya, mau dibawa pulang sekarang Tanya ayahnya, mereka langsung menganggung cepat.

Lelah mulai terasa menyelimuti tubuhku anak-anak juga demikian, katanya lelah dan lapar, jadi mereka minta makan dan minuman.

" mi, kakak lapar, adek juga lapar mi, kata mereka"

" kita mau mau makan apa dan dimana, Tanya mas Umang".

" kakak mau makan ayam penyek mi"

" adek juga mi"

" oke kita berangkatkat sekarang"

Kami langsung menuju rumah makan favorite anak-anak, untuk agar bisa bersantai dan menikmati sore setelah leleh dengan segudang rengekan dan keinginan, mereka memesan makanan dan minuman kesukaan mereka dan tak pernah absen kentang goreng, setelah makanan terhidang mereka menyantap dengan lahapnya sambil arum becanda dia bilang,

"mi ayam penyek ni enak ya, gak kalah enaknya sama masakan ummi, apalagi terasinya punya ummi enak banget, tapi kalau ummi masak ayam penyek kayak berasa kita makan diluar mi, ada yang kurang mi"

" kurang apa, tanyaku"

" kurangnya ummi gak ada jus nya gak ada minuman enak dan segar".

" hehhe kami ketawa bersama"

" tuh mi dengerin apa kata kakak, besok-besok kalau mau masakin ayam penyek jangan lupa bikin jus biar kayak di restorant hahahha, mas umang ketawa"

Ini yang paling bikin bahagia tiada tara, kalau aku bikin makanan atau masakin sesuatu tidak pernah ada yang bersisa pasti selalu habis sama anak-anak. Dan kalau lagi mereke lihat gambar makanan, mereka jarang minta beli pasti bilangin, mi nanti bikin kue kayak gini ya, mereka piker umminya cheff terhebat semua bisa masak, katanya habis masakan ummi enak-enak semua, padahal kadang-kadang aku baru belajar, lagi praktekin masak, mengandalkan resep dari youtube tapi mereka makanan selahap-lahapnya, apalagi kalau Nampak pisang, pasti disuruh bikini bolu pisang sama dais, kalau Nampak warna pelangi, pasti disuruh bikin rainbow cake juga, aku bersyukur dengan kemapuan dan skill yang aku punya, bisa memikat hati mereka.

Setelah mengistirahatkan badan sambil menikmati makanan, mereka saling rebutan cerita katanya mau kamarnya dibikin begini dibikin begitu, kami dan mas umang mengangguk-ngangguk aja menampung semua aspirasi rakyak kecil kami heheheh, setelah sekian lama aku menanggung semua beban dan derita, yang konon anak-anak jadi korban keganasan ekonomi yang terhimpit, akhirnya lepas juga. Makan pun sudah selesai akhirnya kami pulang, anak-anak gak mau pulang, katanya belum puas masih mengajak main kepantai, aku padahal uda sangat lelah, akhirnya mengikuti juga keinginan mereka, dalam hati berbisik lirih, kasih mereka selama ini kayak burung, jarang keluar boleh kita bilang hampir tidak pernah, hari ini hari mereka hari bahagia mereka.

Sesampainya dipantai mereka bermain wahana pantai sepuas-puasnya, kami Cuma memantau aja dari jauh, setelah puas main mereka sendiri mengajak pulang katanya ini baru betul-betul capek, memang sudah waktunya pulang karna hari sudah mulai senja, matahari saja sudah betul-betul hilang ia sudah mulai kembali keperaduannya, suara azan pun sudah mulai berkumandang, tandanya magrib sudah tiba kami berhenti disalah satu mesjid menunaikan panggilang sang raja pemilik bumi, setelah seslesai kami pun melanjutkan perjalanan pulang.

Tetiba ditengah jalan akupun hampir lupa bilang ke mas umang kalau keperluan harian sudah mulai habis, akhirnya singgah supermarket untuk belanja keperluan harian yang sudah mulai habis, lagi-lagi mereka kegirangan, kita singgah di matahari mi, matahari tu nama swalayan, iya ummi mau beli sabun, minyak dll yang sudah habis, yeyeye kata mereka, mas umang menimpali yang ada difikiran kali makan aja dan jajan uang keluar keluar terus menerus hahahha mas umang ketawa terbahak-bahak diikuti tawa anak-anak juga. Biarin ini waktu mereke kataku.

Setelah semua selesai kami pun pulang, kalau untuk pengeluran jangan Tanya lagi dalam satu hari aja sudah menghabis sebegitu banyaknya, balas dendam yang selama ini ditahan-tahan akhirnya sekali keluar meledak. Setelah sampai kerumah anak-anak sudah terkapar lelah mereka tidur dengan lelapnya, kayak kena bius baru aja rebahan langsung gak bergerak-gerak lagi, aku biarkan saja, sebelum tidur mereka sempat nitip pesan mi besok bangunin adek lebih cepat ya, kaka juga ya mi, kakak sama adek gak sabar mau tidur dikamar kami, besok mau pasang tempat tidur dan kawan-kawannya. Oke kataku. Aku dan mas umang juga rebahan sambil menikmati hasil kepuasan selama ini yang tertunda, kami pun mulai memasang target dan ancang-ancang kedepan, aku gak mau lagi jatuh kelubang yang sama yaitu lubang kemiskinan yang sangat menderita dari ujung rambut sampai ujung kaki, aku pun ingin mewujudnkan mimpi-mimpiku yang tertunda, setelah semua selesai nanti aku mau tiap jumat mengundang anak yati kerumah kalau gak sibuk, tapi kalau sibuk kita paketkan aja antar kerumah anak yatim yang ada dikampung, semua anak yatim pun akan kita data insya Allah rencanya akan kami laksanakan tiap jumat tanpa alpa sekalipun.

Aku selalu mengimpikan ketiaka suatu hari nanti punya rezeki lebih dan melimpah ingin berbagi rezeki dengan anak yatim, dan kaum dhuafa, namun kali ini aku mulai dari anak yatim dulu, karna kalau sekalian takutnya aku kerepotan nanti nya, mas umang pun selalu mengingatkan aku jangan capek-capek dek, kerjanya jang dipaksa nanti adek sakit lagi, abang gak mau adek sakit-tan lagi.

" sekarang waktunya menikmati dek, ini hasil dari penderitaan adek dulu, sekarang waktunya abang akan bahagian adek, wanitaku harus berada disampingku selalu dalam keadaan sehat dan segar bugar, katakana apa yang adek mau sekarang biar abang penuhi apapun yang adek minta"

" aku menangis syahdu, sambil berkata adek Cuma mau abang setia, selalu saying tanpa menyakiti, itu aja"

" abang akan usahakan, tidak pernah terfikir dan tidak pernah terbesit dalam hati ini untuk berpaling, Cuma adek yang setia mendampingi lelaki lemah dan miskin ini, tanpa adek abang bukan siapa-siapa, makasih ya sayang"

" yang abang maksud, adek mau apa sekarang, silahkan wujudkan mimpi-mimpi adek yang sempat tertunda, abang akan dukung adek, apapun yang adek mau selama itu untuk kebaikan kita bersama, katanya mau dekor rumah yang aestetik, apa-apa aja keperluannya biar abang bantu pesankan, atau abang bantu beli, masak kalah sama anak-anak, kan uda punya gambaran, katanya dulu pas abang gak ada uang dikepala dan fikiran adek udah penuh dengan model-modelnya, tinggal tunggu waktunya aja, sekarang sudah waktunya sayang, ayolah sayang abang, bangkit, sambil mengusap lembut puncaak kepalaku"

"iya nanti adek list dulu keperluannya ya"

" nah gitu donk, masak kalah sama anak-anak"

Iya betul kata mas umang dikepala ku dan fikiranku penuh dengan gambar-gambar dan model-model rumah aestetik, di hanphone ku juga banyak model-modelnya ada yang ku screenshoot, ada yang ku download ada juga yang sudah banyak aku hapus,dulu hanya bisa aku lihat-lihat saja tanpa bisa mewujudkannya, palingan aku nampain aja sama sang suami adek nanti mau yang kayak gini ya, kadang-kadang mas umang melihat aja tanpa ekspesi.

Akupun sudah jarang memperlihatkan lagi sama beliau, takut aja tersinggung, namun sekarang sudah ada tanda-tanda proposalku akan di ACC sama sang misua hehhe. Akupun mulai mencari lagi referensi mana yang akan ku pakai nantinya.

Persiapan tuk launching olshop kecilku pun sudah mulai rampung, karna waktu openingnya besok pagi, barang-barang sudah mulai ditata dengan rapi, begitu juga dengan etalase kue juga sudah berdiri dengan gagahnya didepan tepatnya diteras ruko, bismillah ya Allah permudahkan segala urusan kami, berikanlah kemurahan rezeki pikatlah hati pembeli melalui kuasamu, nama toko offline ku dengan toko kue ku sama yang buat beda diujungnya saja, kalau toko offline ujungnya shop dan toko kue ujungnya cake, sekali jalan dua pulau terlampaui begitu kataku, aku berfikirkalau di toko shop aku nantinya kurang laku karna masih baru bisa dibantu sama toko cake aku, setidaknya tiap hari ada pemasukan, aku berharap keduanya lancer selancar air mengalir dan berbuah manis semanis madu, semoga Allah mendengar dan mengijabah semua doaku, amiin ya Rabb.

Alhamdullah hasil hari pertama sangat memuaskan walaupun baru hari pertama buka, kue-kueku laris manis, ada yang uda beli sekali balek lagi, katanya kue-kue buatan kak Rani semuanya enak-enak, Alhamdulillah kataku, setiap pembeliaku kasih bonus karna hari pertama dan baru buka semua aku lebihin 2 potong kue ambil aja sesukanya mau yang mana, itu caraku memikat pelanggan, dan ibu-ibu yang membeli kue juga gak kalah penasaran dengan baju-baju didalam etalase ditoko olshopku, aku juga memberikan diskon beberapa persen dan itu aku tulis terpampang ku temple didinding, tak lupa juga ku selipkan kata-akata bungkus kado gratis.

Dan itu juga tak lepas dari usahaku dan suami juga dibantu doa orang tua dan juga mertua yang selalu mensupport kami, ayahku juga turut membantu sepagi itu udah datang menjenguk kami, pantang bagi orang tuaku kalau udah berkunjung kerumahku kubiarkan dengan tangan kosong dan perut kosong, kecuali aku gak punya apa-apa untu dibawa pulang, ayahku datang ku suguhi kopi dan kue daganganku, aku pilihin terus dan kuhidang didepannya diatas meja, kalau mau lagi ambil aja yang mana suka-suka ayah, kataku, pas ayahku sudah selesai dan hendak beranjak pulang, uda kuisi beberapa potong kue dan sekantung the hangat untuk dibawa pulang kerumah buat mak, aku kasi nasi gurih 2 bungkus juga kadang belum sarapan, awalnya ayah menolak, aku bilang tuk mak baru diterimanya.

Ayahku panggil tuk aku nyak (nak, sebutan tuk anak), nyak gak pergi sekolah hari ini, kan tanggal merah yah, pantesan santai kali, oy anak-anak mana, ada didalam belum bangun, ayahku pun beranjak kedalam melihat cucunya yang masih terlelap, dan gak pernah lupa menggagunya, itulah kebiasaan ayah kalau sudah bersama cucunya, setelah puas mengganggu cucunya beliaupun pamit sama cucunya dan juga sama kami, baru selangkah ayah berjalan dah disusul sama mak ketempat aku, rupanya mak sudah capek cari ayah, ayah sih pergi gak bilang-bilang.

Mas umang dan aku sibuk melayani pelanggan yang insya Allah tidak pernah putus-putus, akhirnya Cuma beberapa jam kami buka kue sudah ludes semuanya tanpa sisa, mataku dan mas umang berbinar bahagia, tuh kana pa adek bilang pasti laku, abang sih gak pernah mau dengar kata-kata adek, semuanya harus kita coba, tidak ada usaha yang mengkhianati hasil, yang penting yakin, kalau kita Cuma duduk dan berpangku tangan tanpa mau usaha emang rezeki tu bakalan datang sendirinya, omelanku semakin merandang ke mas umang, dia Cuma menjawab, iya buk ustazah sambil tersenyum.

Pantang bagiku menyerah sebelum berusaha, karna ideku yang ini dulu pernah ditolak sama mas umang dia gak setuju, karna kita jualannya dikampung takut gak ada yang beli, aku marah besar mendengar mas umang ngomong seperti itu, coba dulu, jangan kalah sebelum berperang, kalau belum kita coba mana tau berhasil atua gagal, mas umang takut rugi, selalu aja itu yang ada difikirannya. Terus maunya abang gimana kataku, duduk diam aja tanpa melakukan apa-apa, uang itu nanti bakalan datang dengan sendirinya, kataku lagi, itulah mas umang apapun yang kita ucapkan gak pernah ada perlawan seringnya aku terdiam sendiri sangking kesalnya karna dia gak menjawab, yang ada ujung-ujungnya aku marah-marah dan merepet sendiri.

Aku besok mau bikin bolu yang aku jual per Loyang rencanyanya, mas umang ikut aja apa kataku.

" apa jadi buat bolu besok mulai jualanya kan, tulis terus bahanya biar abang beli sekalian mau belanja yang lainnya, tepung dan minyak kayaknya juga gak cukup lagi tuh, adek lis terus ya, abang mau mandi siap mandi abang langsung OTW, katanya".

"ia, eeeemmm"

Aku pun mulai buat list barang-barang yang sudah mulai menipis karna besok butuh banyak tepung lagi, untuk buat bolu, setelah aku list barang mas umang pun selesai beliau langsung membereskan barang-barang dalam etalase kue, aku bilang biarin aja adek beresin, abang pergi terus nanti lama kali, gak apa-apa abang aja, si nona manis duduk cantik aja, ahh lebai kataku, tuh kopinya dihabisin, sebelum dikerumuni semut nanti, walaupun mas umang melayani pelanggan untuk bikin kopi dan lain-lain, tapi kopi mas umang tetap aku yang bikini, itu sudah menjadi kewajibanku setiap hati dan tiap waktu, karna mas umang adalah salah seorang laki-laki pecandu kopi, kalau versi aku malah pecandu berat, pernah 1 hari 7 kali aku buatkan kopi tuk mas umang, sempat aku kesal juga, ku suruh kurangi kopinya.

Padahal dari rumah mak baru aja minum kopi dibuatin rizka, karna suami rizka juga peminum kopi, tapi sampe kerumah minta lagi dibuatin kopi sama aku, ya Allah baru aja minum kopi dari rumah mak, ditempat kenduri juga abang minum kopi tadi katanya kok abang minta dibuatin kopi lagi sih bang, belum puasa rasanya belum nikmat kalau belum abang minum kopi yang adek buat, karna kopi buatan aku beda dengan orang lain, kopi buatan istri abang lebih nikmatdan syahdu rasanya, istri abang buatnya dengan perasaan cinta, aku menjulurkan lidahku mengejeknya. Dia tersenyum manja dan nakal menatap aku, aku langsung lari berhamburan kedapur takut ditangkapnya, kalau ditangkapnya nanti berabe aku urusannya panjang…., untung juga gak dikejarnya biasanya kalau matanya sudah nakal aku pasti dikejarnya, main kejar-kejaran kayak Aisya dan Rasulullah hahaha.

" gak usah lebay deh, sadar umur euy uda tua tau, anak uda 2 kataku"

" biarin, abang puji istri abang sendiri, kan gak puji istri orang".

Kalau lagi becanda selalu gitu gak peduli apapun yang kita katakana, dan gak akan ada yang pernah bisa menghalanginya siapapun itu, didepan maknya tetap kita di candain walaupun aku menjerit-jerit kayak anak-anak, kadang aku sering panggilin maknya, mak tolongin abang jahat kali nih selalu jahilin rani, mak tengok abang nih, mak nya Cuma bisa ketawa aja, liat tingkah anaknya, ada-ada aja tingkah suamiku ini.