olshop dan toko kue yang sudah berdiri tegak yang dulunya aku rintis pelan2 sekarang saatnya aku beri nama atau kalau bahasa keren sekarang brand aku namai namanya cantik yang sesuai keinginan aku dulu, kalau versi aku unik karna ada gabungan nama kedua anak ku yang ujungnya gak lupa aku bubuhi cake, biar tau orang itu toko kue Ku, kalau toko shop lebih tepatnya galeri, karna semua ada ini juga aku kasih nama yang sama cuma ujungnya aja beda, aku ku kasih ujungnya scraff aja, jadi ada pembedanya gitu antara toko kue dan toko galeri shop aku, so sekali jalan dua pulau terlampaui begitu kataku, aku berfikir kalau di toko olshop aku nantinya kurang laku karna masih baru bisa dibantu sama toko cake aku, setidaknya tiap hari ada pemasukan, aku berharap keduanya lancer selancar air mengalir dan berbuah manis semanis madu, semoga Allah mendengar dan mengijabah semua doaku, amiin ya Rabb.
Alhamdullah hasil hari pertama sangat memuaskan walaupun baru hari pertama buka, kue-kueku laris manis, ada yang uda beli sekali balek lagi, katanya kue-kue buatan kak Rani semuanya enak-enak, Alhamdulillah kataku, setiap pembeliaku kasih bonus karna hari pertama dan baru buka semua aku lebihin 2 potong kue ambil aja sesukanya mau yang mana, itu caraku memikat pelanggan, dan ibu-ibu yang membeli kue juga gak kalah penasaran dengan baju-baju didalam etalase ditoko olshopku, aku juga memberikan diskon beberapa persen dan itu aku tulis terpampang ku temple didinding, tak lupa juga ku selipkan kata-akata bungkus kado gratis.
Dan itu juga tak lepas dari usahaku dan suami juga dibantu doa orang tua dan juga mertua yang selalu mensupport kami, ayahku juga turut membantu sepagi itu udah datang menjenguk kami, pantang bagi orang tuaku kalau udah berkunjung kerumahku kubiarkan dengan tangan kosong dan perut kosong, kecuali aku gak punya apa-apa untu dibawa pulang, ayahku datang ku suguhi kopi dan kue daganganku, aku pilihin terus dan kuhidang didepannya diatas meja, kalau mau lagi ambil aja yang mana suka-suka ayah, kataku, pas ayahku sudah selesai dan hendak beranjak pulang, uda kuisi beberapa potong kue dan sekantung the hangat untuk dibawa pulang kerumah buat mak, aku kasi nasi gurih 2 bungkus juga kadang belum sarapan, awalnya ayah menolak, aku bilang tuk mak baru diterimanya.
Ayahku panggil tuk aku nyak (nak, sebutan tuk anak), nyak gak pergi sekolah hari ini, kan tanggal merah yah, pantesan santai kali, oy anak-anak mana, ada didalam belum bangun, ayahku pun beranjak kedalam melihat cucunya yang masih terlelap, dan gak pernah lupa menggagunya, itulah kebiasaan ayah kalau sudah bersama cucunya, setelah puas mengganggu cucunya beliaupun pamit sama cucunya dan juga sama kami, baru selangkah ayah berjalan dah disusul sama mak ketempat aku, rupanya mak sudah capek cari ayah, ayah sih pergi gak bilang-bilang.
Mas umang dan aku sibuk melayani pelanggan yang insya Allah tidak pernah putus-putus, akhirnya Cuma beberapa jam kami buka kue sudah ludes semuanya tanpa sisa, mataku dan mas umang berbinar bahagia, tuh kana pa adek bilang pasti laku, abang sih gak pernah mau dengar kata-kata adek, semuanya harus kita coba, tidak ada usaha yang mengkhianati hasil, yang penting yakin, kalau kita Cuma duduk dan berpangku tangan tanpa mau usaha emang rezeki tu bakalan datang sendirinya, omelanku semakin merandang ke mas umang, dia Cuma menjawab, iya buk ustazah sambil tersenyum.
Pantang bagiku menyerah sebelum berusaha, karna ideku yang ini dulu pernah ditolak sama mas umang dia gak setuju, karna kita jualannya dikampung takut gak ada yang beli, aku marah besar mendengar mas umang ngomong seperti itu, coba dulu, jangan kalah sebelum berperang, kalau belum kita coba mana tau berhasil atua gagal, mas umang takut rugi, selalu aja itu yang ada difikirannya. Terus maunya abang gimana kataku, duduk diam aja tanpa melakukan apa-apa, uang itu nanti bakalan datang dengan sendirinya, kataku lagi, itulah mas umang apapun yang kita ucapkan gak pernah ada perlawan seringnya aku terdiam sendiri sangking kesalnya karna dia gak menjawab, yang ada ujung-ujungnya aku marah-marah dan merepet sendiri.
Aku besok mau bikin bolu yang aku jual per Loyang rencanyanya, mas umang ikut aja apa kataku.
" apa jadi buat bolu besok mulai jualanya kan, tulis terus bahanya biar abang beli sekalian mau belanja yang lainnya, tepung dan minyak kayaknya juga gak cukup lagi tuh, adek lis terus ya, abang mau mandi siap mandi abang langsung OTW, katanya".
"ia, eeeemmm"
Aku pun mulai buat list barang-barang yang sudah mulai menipis karna besok butuh banyak tepung lagi, untuk buat bolu, setelah aku list barang mas umang pun selesai beliau langsung membereskan barang-barang dalam etalase kue, aku bilang biarin aja adek beresin, abang pergi terus nanti lama kali, gak apa-apa abang aja, si nona manis duduk cantik aja, ahh lebai kataku, tuh kopinya dihabisin, sebelum dikerumuni semut nanti, walaupun mas umang melayani pelanggan untuk bikin kopi dan lain-lain, tapi kopi mas umang tetap aku yang bikini, itu sudah menjadi kewajibanku setiap hati dan tiap waktu, karna mas umang adalah salah seorang laki-laki pecandu kopi, kalau versi aku malah pecandu berat, pernah 1 hari 7 kali aku buatkan kopi tuk mas umang, sempat aku kesal juga, ku suruh kurangi kopinya.
Padahal dari rumah mak baru aja minum kopi dibuatin rizka, karna suami rizka juga peminum kopi, tapi sampe kerumah minta lagi dibuatin kopi sama aku, ya Allah baru aja minum kopi dari rumah mak, ditempat kenduri juga abang minum kopi tadi katanya kok abang minta dibuatin kopi lagi sih bang, belum puasa rasanya belum nikmat kalau belum abang minum kopi yang adek buat, karna kopi buatan aku beda dengan orang lain, kopi buatan istri abang lebih nikmatdan syahdu rasanya, istri abang buatnya dengan perasaan cinta, aku menjulurkan lidahku mengejeknya. Dia tersenyum manja dan nakal menatap aku, aku langsung lari berhamburan kedapur takut ditangkapnya, kalau ditangkapnya nanti berabe aku urusannya panjang…., untung juga gak dikejarnya biasanya kalau matanya sudah nakal aku pati dikejarnya, main kejar-kejaran kayak Aisya dan Rasulullah hahaha.
" gak usah lebay deh, sadar umur euy uda tua tau, anak uda 2 kataku"
" biarin, abang puji istri abang sendiri, kan gak puji istri orang".
Kalau lagi becanda selalu gitu gak peduli apapun yang kita katakana, dan gak akan ada yang pernah bisa menghalanginya siapapun itu, didepan maknya tetap kita di candain walaupun aku menjerit-jerit kayak anak-anak, kadang aku seing panggilin maknya, mak tolongin abang jahat kali nih selalu jahilin rani, mak tengok abang nih, mak nya Cuma bisa ketawa aja, liat tingkah anaknya, ada-ada aja tingkah suamiku ini.