berubah dalam sekejap
Hari yang tidak diharapkan kini tiba
Setelah kami menghadap sang boss hari sabtu lalu ada kelegaan tersendiri yang kami rasakan berdua, aku dan kawanku kak Ami kini saatnya mau membuat kontrak kerja yang akan kami tanda tangani diatas materai, namun tiba-tiba saja wakakur menghentikan kami agar tidak membuatnya terlebih dahulu, karena ada perubahan, katanya sebentar lagi kami akan dipanggil sama big boss, dia menjelaskan sepintas lalu kenapa semua itu berubah tiba-tiba, rupanya tidak lagi sesuai dengan cerita yang telah kami sepakati bersama pada hari sabtu lalu, sekarang kami akan menjadi bahkan akan dijadikan CS (cleaning service) Tolen sesuai dengan arahan dari pemerintah, aku pun menghentikan semua aktivitas dan kegiatan yang akan aku lakukan, lagi-lagi dan lagi disitu kata-kata pedah menusok dan menohok yang kami terima dari mulut manisnya, aku dan kami berdua hanya bisa diam membisu tanpa bisa berkata-kata sepatah katapun, I'm speechless.
Kamipun tidak sabaran ingin langsung menjumpai sang big boss akan menanyakan langsung perihal yang terkait dengan masalah ini, setelah sekian lama aku menunggu, aku pun gak sabaran, langsung aja menelpon sang big boss untuk bertemu dengannya, begitulah aku bicara melalui jaringan telpon, dan katanya aku disuruh tunggu saja, dia akan ke ruangannya kata nya lagi, aku juga langsung menelpon kawan sejawat aku, kami lagi sama-sama menunggu kejelasan nasip dan status.
Tak lama kemudian sang atasan pun yaitu pak ryan nyamperin aku sama sahabat karib ku atau kalau bahasa ngetren sekarang bestiku yaitu kak mia sang petugas Perpustakaan, kami pun masuk keruangannya menanyakan perihal nasib kontrak kami bagaimana kejelasannya, karna tadi uda dikasih tau sebegitu dan sedemikian rupa oleh buk risma.
" ada apa rani, tanya pak Rian"
" kami mau tanya masalah nasib kami terkait perjanjian kontrak pak, kami kan mau buat surat perjanjian kontrak ini (SPK) jadi bagaimana kami yang sebenarnya"
Dia pun menjelaskan panjang lebar, ya Allah bahasanya sakit-sakit banget, intinya semua kelegaan yang pernah dia janjikan hari sabtu kemaren berubah dalam sekejap, janji-janji manis yang pernah dia ucapkan sirna tak berbekas, inti dari pembicaraan kami berdua dengan dia, aku dan kak mia tidak bisa dipertahankan lagi, kami harus keluar, karna personil tenaga adm sudah melebihi seharusnya dua orang saja sudah cukup, begitu juga dengan tenaga perpustakaan, rasanya sendiri Aira saja sudah bisa menghandel semuanya, miris banget kata-katanya, yang buat aku berdua, tenganga lebar, kami pun tidak bisa berbuat apa-apa, kami disuruh pilih dengan pilihan yang tak pernah bisadan tak pernah mau kami pilih, masak kami harus jadi CS tolen.
Betul aja seperti kata buk Risma tadi kami berdua direncanakan menjadi CS diruangan tertutup, ruang kantor, dan juga asrama, yah kerja kami nyapu dan ngepel bersihin wc juga kamar mandi, dan pa riyan juga bilang persis seperti itu, jika kami mau tuk CS di asrama tidak dicari lagi kami terus berdua dengan kak mia yang dipakai, jika kami tidak mau kita liat keputusan besok katanya, bapak kasih waktu untuk kalian berfikir sampai besok.
" rani pak kan, kalau seperti yang bapak bilang hari sabtu, rani mau-mau aja, dan bersedia walaupun dable job, dan dulu juga, ni maaf pak rani tidak bermaksud apa-apa dan tidak bermaksud membanding-bandingkan, dulunya rani ketika pak udin menjabat sebagai boss disini dalam meeting memang diumumkan kalau ranilah penanggung jawab kebersihan gedung ini, gedung kita pak, aku jelaskan lagi, rani siram bunga, rani tanam bunga dan juga rani nyapu pak, tidak masalah juga pak, insya Allah rani mampu walaupun tidak di SK kan sebagai tenaga kebersihan"
"itu dulu kan, jawab pak riyan"
" iya pak, jawabku, dan aku bilang lagi, kalau untuk menjadi CS tolen seperti yang bapak katakan barusan dalam kontek yang besar, dan dengan pekerjaan yang luas, maaf pak rani belum mampu"
Walaupun sudah kami jelaskan panjang lebar kak Ami juga begitu dia juga gak mampu kalau memang tugas pokok sebagai CS kami betul-betul gak mampu, selagi buk risma menjelaskan panjang lebar tadi sebelum aku masuk keruang Boss, Rahmah juga sempat nyeletuk " Masak iya kita uda capek-capek kuliah, yang selama ini jadi Admin tiba-tiba jadi CS, Kan rendah banget tuh buk, rasanya fikiranku semakin terbuka dapat pembelaan dari rahmah begitu, Ela marlinda juga mengiyakan kata-kata rahmah tadi, ela juga bilang ke aku 2 poin lagi ya kak, mungkin sangking kesalnya buk risma dengan keadaan seperti ini risma ngomong ke aku, kamu pun satu, akmu uda pernah ikut lomba personil berprestasi juara satu dan udah tingka provinsi lagi walaupun di provinsi kalah, masak iya itu aja kamu gak bisa jawab, katanya dengan nada kesal"
" Rani uda berusaha kak, tapi Cuma segitu kemapuan rani, apalagi harus rani lakukan"
" bu Risma pun terdiam, aku sering panggil kak tuk buk risma".
Setelah semuanya pembicaraanku dan kak Ami Selesai, kami pun keluar dari ruangan pak Riyan, kata-kata terakhir yang beliau bilang " Bapak tunggu jawabannya besok, fikir-fikirkan lagi secara matang, padahal aku dan kak miat tadi sudah bilang kami belum mampu tapi tetap dikasih waktu untuk berfikir, selepas dari itu kami langsung ambil langkah seribu menuju ruangan masing-masing, aku masuk keruang aku, beberapa saat, duduk diam disitu setelah itu aku langsung nyusul kak Ami ke ruangannya, sesampainya disana aku melihat pemandangan yang sangat menyesakkan dan mengiris hati, kak mia sudah duduk bertiga dengan Aira, Ela mereka bertiga bercerita kak ami sudah bersimbah air mata, persis seperti dugaanku aku melihat kak ami matanya sudah mulai merah pas diruang bapak tadi dia mencoba tuk bertahan, akhirnya disinilah dia meluahkan dan menumpahkannya kepada mereka, aira dan ela Cuma bisa menggeleng-gelengkan kepala, aku gak tau kenapa aku bisa sekuat ini dan setegar ini setetes pun air mata gak keluar dari pelupuk mataku, uda bercerita kisah sedih, miris dan tragis kejadian sama pak rian tadi aku sedih memang, nyesek banget, tapi aku gak menangis, kak ami menangis sambil bercerita katanya,
" Kenapa semua berubah dalam sekejap, hari sabtu kemaren indah banget kata-katanya, kami dikasih air dingin, dan kesejukan, kakak kira kami sudah berada diposisi aman, namun hari ini kami dikasih api, kata kak Ami ke kami bertiga"
" kayaknya ada ngomporin kak" kata aira dan Ela"
" iya kok bisa berubah ya dalam waktu sekejap Cuma dua hari berselang, nyeletuk Ela"
Kak amra sang guru bahasa indonesia lagi ngajar dan bawa anak-anak belajar dipustaka, setelah kak amra ngajar dia langsung bergabung dengan kami, kak amra melihat kak ami sudah bersimbah air mata, langsung prihatin rupanya dia sudah duluan tau dikasih tau sama buk risma, dari kak amra rupanya kami dapat info lagi yang belum kami tau, kata kak amra, tadi bapak sudah ngomong berdua dengan kak risma, setelah kak risma ngomong dengan bapak ( Bapak disini yang author maksud, sang big bos, sang kepsek yaitu pak Riyan ya readers) mereka rupanya rapat kecil-kecilan dengan semua waka-waka yang perempuan aja yaitu waka kur, waka sis dan waka humas, kak risma, kak amra dan waka sis baru menduduki 1 bulan dijabatan baru dulunya kak tuti, sekarang digantikan dengan kak pammi, sama kak amra lah kami banyak tau info ter update, kalau kami tidak dipertahankan, dan banyak lagi yang lainnya, termasuk salah satunya masalah kantin yang akan dikelola guru dan itu tidak jadi, karna akan diambil alih sama pak riyan yang nantinya akan dikelola oleh istrinya pak riyan, rupanya gak kalah sakit juga.
Padahal pas meeting minggu lalu sang guru-guru ingin kelola kantin sama-sama biar ada pemasukan, rencananya akan ambil pinjaman dari koperasi dan akan dijadikan modal, rupanya itu hanyalah impian semata, kesenangan sesaat yang bersifat semu, hari ini semuanya berubah dalam sekejap mata, setelah kejadian itu semua kami pun langsung pulang karna memang sudah waktunya pulang, aku dan kak ami berencana besok gak akan datang seperti biasa kami akan datang sekitan jam 10.00 atau jam 09.00 setelah kami ngomong sama bapak dan kasih keputusan kami langsung pulang, begitulah rencana kami besok.
Sebelum aku pulang, kak Ami memastikan lagi seolah-olah semua tergantung padaku,
" Raniiii, kamu beneran gak mau kan jadi CS, jangan nanti kamu mau, udah kakak enggak, dan begitu juga sebaliknya"
" iyalah kaka mana pula aku mau" kataku lagi
Rahmah juga gak kalah sakit hatinya, dia juga gak betah diruangan kami, dia juga menyusul, dia juga sempat jawab, masak iya kita udah capek kuliah disuruh nyapu, karna uda duluan kita kerja sebagai admin, kecuali dari awal kita uda jadi CS itu entah juga, kata Rahmah".
Sepertinya kak Ami tersinggung dan tersentuh hatinya sambil ngelap air matanya dia dia bilang,
" ialah kamu rani udah sarjana, kakak yang tamatan SMA juga gka mau, katanya"
" oke kak, kakak Tamatan SMA, Rani udah sarjana, Kalau pun rani tamatan SD sekalipun, rani juga gak bakalan mau, ogah jadi tukang bersih-bersih, jatuh kali harga diri kita kak, kecuali kayak kata rahmah tadi entahlah"
Yang paling nyesek kali dari semua kata-kata buk risma, kalau maman dan rahmah gak bisa diganggu gugaat posisi mereka dan kalau kamu pilih CS kamu gak akan lagi pakai baju dinas, gak ada lagi hak tinggi dan pakai tas cantek, kamu tu berdua betul-betul jadi CS, saya rasa kamu gak mampu, dan pun kalau kalian jadi CS gak akan bersih ini sekolah, harus siap-siap dengar ocehan kata-kata pedas dari guru-guru, terus kata-kata pak riyan yang paling aku gak bisa lupakan, kita kelebihan personil, bahkan kerjaannya gak banyak, kalau tuk maman dan rahmah juga bisa mereka menghandel berdua, intinya tanpa aku semua akan berjalan lancer, dan mereka bisa mengandel berdua, ada atau tidak adanya kami, tetap sekolah tidak akan dirugikan, karna aku dibayar pemerintah bukan memakai uang dari instansi tersebut, Sambil kami diskusi masalah kami, satu persatu anak-anak mencari aku dan sudah rame menunggu aku di ruang TU, aku bilang sama anak-anak tunggu aja ibu disana, sebentar lagi ibu bakalan kesana ya, Ela juga mulai mengembun, dia sudah sedemikan rupa mencoba menahan air mata, akhirya tak mampu juga dia bendung, namun ruah juga berhamburan dipipinya, gara-gara kak amra ngomong tadi aku juga sempat meneteskan dua tetes saja dan itu gak berlangsung lama.
Icha sang anak KKP (anak Magang) juga sudah mulai resah dia akan kehilangan sosok aku katanya, dia nyaris gak percaya ini bakalan terjadi sama aku dan Kak Ami, kak Ami itu kakak icha juga, icha Masih ada hubungan darah dengan suami kak AMI berarti Icha iparnya Kak Ami, suami Kak Ami satu ayah lain mamak dengan Icha, sedangkan kak tuti juga iparnya icha, suami kak tuti sepupuan dengan suaminya kak Ami. Mendengar kabar berita duka yang melanda aku dan kak Ami, Icha juga hampir nangis memikirkan nasib aku, gimana icha besok kak kalau kakak gak ada, karna aku yang ditunjuk pak Riyan sebagi pembimbing anak magang, dia layaknya kehilangan sosok yang dia sukai, dia bilang setiap hari icha minta antar kakak gak pernah mau, rumah kakak aja icha belum tau, kalau iya kakak besok gak datang lagi gimanalah icha nih kak, habis kakak gimana dek, ini juga bukan kemauan kakak, kakak juga gak mau seperti ini, kita punya atasan, kita harus ikuti apa kata atasan, kak kalau bisa janganlah kak, gimana nasib icha nanti kak, tenang aja, ada orang lain lagi yang lebih baik nanti yang bakalan gantikan posisi kakak yang akan bantu membimbing icha juga, gak kak, gak enak kak, karna icha uda nyaman sama kakak, setidaknya kalau kita gak ketemu lagi disini, icha bisa berkunjung sekali-kali kerumah kakak, sekalian main, kan rumah kita gak terlalu jauh, bener aja apa kata dia. Akhirnya aku ambil inisiatif minta diantar sama dia, sambil pulang kami bercerita panjang lebar.
Bersambung....