sekian lama aku tidak pernah lagi menikmati senja diujung dermaga, asik memikirkan beban hidup yang betul-betul tidak bisa dihindari, hari ini aku nekad mau jalan-jalan sore ke tepi pantai di ujung dermaga, dulunya kami selalu mengunjungi tempat ini bahkan ini sudah menjadi wajib dan kegiatan rutin disetiap weekend.
setiap sore Minggu dulunya pas Arum masih kecil kami selalu duduk ditepi pantai diujung dermaga menikmati sunset dan selalu melukis senja diujung dermaga, rasanya indah banget, kenikmatan dan keindahan yang hakiki tiada Tara, kami duduk sambil bercanda ria sambil menikmati riak dan gelombang, tempat yang paling nikmat menghilangkan segala beban tanpa terasa magrib selalu tiba kalau kami sudah berkunjung kesini.
belum lagi bebatuan yang tersusun rapi, batu gajah yang dibuat khusus dan rancang khusus membelah lautan sampai ke ujung dermaga, setiap kali duduk diatas bebatuan itu selalu membuat kami lupa waktu, lupa untuk pulang, dulunya mas Umang salah satu pekerja yang terlibat dalam proyek ini.
tapi setelah mas Umang gak lagi punya penghasilan dan semenjak Dais besar 2 tahun terakhir ini kami sudah jarang hampir tidak pernah boleh kita bilang seperti itu lah kira-kira.
tepatnya dibulan september ini Alhamdulillah Allah kasih sedikit rezeki lebih dan uangnya cukup untuk melunasi semua hutangku Alhamdulillah ya Allah, walaupun hanya bersisa beberapa ratus ribu rupiah saja tapi aku dan mas Umang bisalah bawa anak-anak tuk bermain lagi kesini dan bisa mereka nikmati senja.
perasaan lega pelan-pelan mulai menghampiri aku, aku selalu menghayal akhir-akhir ini andai saja aku tidak punya hutang bagi ku segitu gaji ku cukuplah untuk kebutuhan sehari-hari kami walaupun mas Umang belum punya pekerjaan dan penghasilan, hari ini tepatnya hari Rabu dibulan September aku merasa lega dan puas sedikit demi sedikit aku mulai bangkit, dan uang dari hasil jualan kue pelan-pelan juga bisa kunikmati walaupun sedikit.
Alhamdulillah rezeki yang sangat melimpah dibulan ini, rezeki yang luar biasa mengalir dari arah tak ku sangka-sangka, betul kata ku yang pernah mensugesti kan diri dulu nya aku yakin suatu saat nanti rezekiku akan mengalir bagaikan air yang kita hidupkan dari kran air terus mengalir dan terus tak akan hentinya, aku berharap semoga masalah ekonomi juga akan teratasi aku dan keluarga kecilku gak akan menderita lagi kekurangan uang.
belum lagi uang koperasi dari kampung juga mau dinaikkan proposal aku juga kebagian satu mata tapi aku tolak karna uangnya belum bisa digunakan untuk modal, terlalu sedikit. yang ada hutang membengkak tapi gak bisa diputar kembali, nantinya tambah pusing aku dan mas Umang, kata kak ana sang ketua koperasi tersebut uangnya cuma bisa dicari sekitar 3 juta sampe 5 juta karna aku nasabah baru, aku bilang mundur aja Rani kak kalau segitu, setelah aku cerita dengan rentetan masalah dan keinginan aku akhirnya dia ngerti dan faham dia juga sependapat dengan aku, kalau untuk modal ngapain tanggung-tanggung ya kan begitu katanya.
sebenarnya tidak bermaksud menolak rezeki tapi versi aku ini bukan rezeki melainkan rezeki yang diutangkan dan harus kita bayar bunganya juga, padahal dulu pas awal sampai pertengahan tahun 2022 ini sudah menghayal akan punya bakalan punya toko galery dan toko kue yang sudah aku beri nama Rumba shop dan Rumba cake, jadi mas Umang gak usah pergi jauh lagi mencari rezeki tuk kami cukup dia menjaga toko aja, aku pengen jualan kue basah dan kue kering plus sarapan pagi, bahagia kali rasanya saat aku bikin kue setiap waktu anak-anakku selalu makan dengan lahap, andainya nanti itu terwujud anakku tidak akan lagi kekurangan makanan.
tapi yang aku gak habis pikir kadang-kadang walaupun banyak makanan kue-kue dan buah-buahan tapi anak-anak tetap minta dibeliin jajan heran juga sama Arum, sampe aku spaning marah-marahnya sama Arum, kan tau sendiri kalau lagi marah gimana.
hari ini hariku berdegup kencang dan berbunga-bunga antara resah dan bahagia, uang masuk dan langsung keluar namun aku tenang dan senang juga karna penantian uang juga yang belum keluar, aku nekad pesan botol minuman viral untuk Arum dan Dais tuk aku juga di shoppe dan kupesan juga leging tuk Arum, semoga aja nanti pas barangnya sampe ada rezeki. sebenarnya uang dari arisan Uda pas mau nyetor utang sama Rizka dan Ara aku takut gak ada pegangan lain, keu-kue kering ku masih bersisa dan puding juga masih ada kira-kira 3/4 lagi pudingnya dikantin sekolah.
aku berharap semoga secepatnya habis dan bisa aku buat lain lagi. pas buat puding kemaren aku pasrah juga takut anak-anak gak suka gak ada yang beli. tapi Alhamdulillah lumayan laku. buktinya bersisa beberapa puluh lagi karna kemaren hampir 200 pcs aku Tarok.
aku juga nitip pesan sama yang punya kantin nanti tolong bilang sama anak-anak ya Bu jangan lupa kritikan dan sarannya...iya kata beliau, dan berselang beberapa hari aku datang lagi kekantin buat ngecek aku tanya lagi kritikan dan saran dari anak-anak, kata beliau anak-anak bilang enak,, jadi aman aku nya. tinggal buat season kedua nanti kalau Uda habis.
******
Tersudutkan
setelah aku melalui sederet masalah demi masalah titik terang menuju kearah lebih baik dan lebih terang perlahan-lahan mulai menampakkan kemajuan, yang dulunya setiap hari dilanda kesusahan, kegelisahan, wajah kami kian hari makin kusut Allah sekarang sudah menunjukkan kemenangan sedikit demi sedikit, aku dan mas Umang perlahan-lahan juga sebuah senyuman mulai terkembang dari bibir yang ranum.
hari ini aku dapat pesanan kue lagi awalnya sang pemesan minta dibuatkan kue 50 pcs 1 pasang diisi dalam plastik sebanyak 2 kue jadinya 100 kue Krn diisi sepasang, dan tiba-tiba dia minta tambah lagi sebanyak 100 kue kan jadinya 200 pcs sebanyak 2 macam kue.
aku hampir syok juga setengah mati karna tiba2 aja ketemu dipasar, aku habis belanja masih pakek baju sekolah dan tiba-tiba ada yang manggil rupanya dia mau kasih tau itu..walaupun gak seberapa dapat untungnya tapi Alhamdulillah cukup untuk jajan anak-anak dan kebutuhan hari selama 2 hari kedepan, kita harus bersyukur berapapun dan seberapa pun rezeki yang Allah kasih untuk kita, karna rezeki sudah terbakar dan tidak akan pernah tertukar, rezeki itu juga tau pemiliknya dia tidak akan pernah salah datang .
aku bilang sama sama sang pemesan kue jangan kasih tau ke siapapun kalau aku akan buat kue, iya katanya. aku malas guru-guru tu bapak protes nanti yang inilah itulah, padahal kue-kue buatan aku hampir sama juga rasanya kayak yang pernah mereka pesan bahkan dulu pernah aku makan kue kotak yang mereka pesan kata adek sepupuku, kue apa ini kak gak enak kali Uda hambar gak ada rasa lagi, jauh lebih enak rasanya kue buatan kakak.
diam aja dan makan terus itu pesanan orang bergengsi dan kue kakak kurang bergengsi kataku, sepupu aku ketawa aja. dia sudah paham maksud aku kemana.
kalaupun ada pesanan -pesanan aku gak pernah mau terima punya mereka dari pada kualitas kue ku turun gara-gara mereka lebih baik aku mundur, kenapa aku bilang begini dulu pernah waktu kawan se angkatan masih ngajar disekolah aku dia terima pesanan risol tuk guru-guru, sampe ke isiannya risol diprotes katanya Uda banyak wortelnya ketimbang kentang, Masya Allah dalam hatiku kenapa gitu kali, luar biasa orang-orang sok sempurna, aku ngomong sambil ngelus dada. begitulah mereka, ku sudah kapok dibuatnya.
hari ini aku sangat tersinggung dengan salah satu guru senior ketika acara sudah dimulai. aku gak tau kenapa dia sangat sentimen sama aku hari ini apa salah aku sama dia sama sekali tidak pernah tau, sakit kali hati aku, rasanya sakit ke ubun-ubun, aku gak ada kursi aku ambil kursi dibawah tenda Uda ditegur sama dia gak boleh ambil kursi itu karna itu untuk peserta yang berprestasi, yadah dengan berat hati aku Tarok balek, aku bilang sama kawanku kenapa baru sekarang dibilangin pas aku Uda duduk kenapa gak pas aku ambil dibilanginnya, itu teguran dia yang pertama, sekarang teguran yang ke dua
" ran, kamu kesana aja jangan duduk dibawah tenda karna kamu beranak kecil", kebetulan aku bawa Dais hari ini karna mas Umang belum tidur semalam, aku kan panitia acara juga seksi tamu, aku cerita sama kawanku lagi kenapa ya dianya aneh kali sama kau sentimen kali Hari ini, kawanku bilang aneh aja dia ya. terus yang ke tiga acara selesai aku balek lagi keruang TU karna salah satu guru minta surat yang Uda aku siapkan, rupanya semua kawan-kawan yang lain sudah membereskan tenda dan kursi-kursi. pas diajak berfoto dianya nyindir sambil ketawa dan sambilan jalan dia bilang pas didepan aku "aku besok bawa cucu aja lah biar gak payah kerja, bisa pegang-pegang cucu, deg hati ini bergemuruh.
dalam hatiku berkata lagi apa ya salahku sama dia aku cuma diam dan tak membalas apa-apa, biarkan saja dia berkarya hari ini, nanti ada waktunya ku balas, aku diam bukan berarti aku kalah kita tunggu aja tanggal mainnya, aku cerita lagi sama mereka kawan- kawan serumpun aku kenapa gitu lu ya. aneh kali dia sama aku, tadinya aku gak kerja ya, aku lari-larian dalam hujan melayani tamu-tamu tadi dimana matanya aku tarok-tarok kursi juga buat para tamu undangan dibawah tenda apa matanya sudah tertutup.
beberapa bulan kemudian....
lagi-lagi ada yang mengintegrasi aku, aku lagi-lagi disudutkan sama sang pemilik kantin, aku gak pernah cari masalah sama orang-orang tapi entah kenapa mereka sentimen aja sama aku.
hari ini aku sakit perut, baru buka mata sudah sakit, mules-mules aja rasanya, kalau perutku sakit kayak begitu gak bisa dimasukin makanan apa-apa, bukannya sembuh akunya yang tambah parah, terpaksa aku gak makan apa-apa dulu, tunggu perutku mendingan, rasanya ulu hati ini uda perih banget takut pula nanti kambuh lagi maag, aku berjalan gontai menuju kantin niat hati mencari makanan.
sesamapi dikantin aku ngomong sama ibu pemilik kantin kebetulan aku sudah dekat banget sama dia aku panggilnya kak ke dia, karna umurnya gak terlalu jauh dari aku hanya berkisar sekitaran 10 tahunan gitulah, jadi memang kayak kakak sama adeklah, kak nuri juga sudah anggap aku kayak adeknya, kalau aku gak bawa nasi aku tinggal buka aja majikom dirumahnya, aku selalu minta beli tapi beliau selalu kasih gratis, kecuali kalau uda dibungkus baru bayar, itu pun kalau gak habis laku selalu dibagiin begitulah murah hatinya kalau dalam hal itu.
tapi pagi ini aku gak tau kenapa dia marah-marah sama aku, gara-gara masalah buk waka ujungnya aku imbasnya, awalnya dia nanya baik-baik aku jawab, terus uda aku yang tersudutkan, aku gak mau perpanjang lagi masalahnya aku diam aja, padahal basanya dia bikin aku tersinggung rasanya sakit banget, ada juga aku jawab beberapa kata dia bahas masalah kunci ruang aku, katanya aku bawa pulang kunci, aku bilang gak pernah bawa pulang, udahlah melebar kemana-mana.
dia bilang lagi kamu tu masa pak udin dulu kepala sekolah sering kali gini gitu pokoknya macamlah dia bilangin ke aku, aku jawab alah kalau pak udin tu baik pun aku berbuat gak pernah betul juga akunya di mata dia, masa bodoh, yang penting aku kerja tugas aku.