Hari yang ditunggu semua orang dikerajaan pun tiba. Hari ini para anggota keluarga kerajaan yang berusia dibawah dua puluh tahun, mereka akan memilih siluman pelindung mereka sendiri. Di Arandelle semua keturunan kerajaan dapat memililih siluman mereka, tapi siluman tersebut juga berhak menolak jika tidak ingin melayani orang tersebut. Itu sebabnya tidak semua anggota keluarga kerajaan memiliki siluman pelindung.
Saat semua orang sibuk untuk menyambut acara yang sudah ditunggu-tunggu itu. Berbeda dengan seorang gadis cantik yang terlihat gelisah, ia berjalan mondar mandir didepan meja riasnya sambil menggigiti kuku. Ia adalah Putri Athanasia, gadis itu sangat cantik dalam balutan gaun berwarna cream, belahan dada rendah namun ditutupi dengan renda yang membuat gaun itu tampak sopan. Leher jenjang yang seputih porselen itu dihiasi dengan kalung permata yang sangat indah.
Tiga hari sebelum acara, Ratu Carissa mendatangkan perancang busana terkenal di Arandelle untuk membuat gaun Athanasia. Bukan hanya gaun, tapi sepatu hingga perhiasan Ratu Carissa juga memesan yang baru secara khusus. Athanasia sudah menolak dengan alasan ia masih memiliki banyak gaun, sepatu, dan perhiasan yang belum terpakai. Tapi Ratu mengatakan bahwa dia harus tampil sempurna dihari specialnya.
Athanasia tidak memiliki pilihan lain selain menuruti keinginan sang Ratu yang terlihat sangat bersemangat untuk acara hari ini dan besok malam. Ya! Besok malam merupakan malam penobatan Athanasia sebagai Putri Mahkota Arandelle merangkup dengan acara ulang tahunnya yang kedelapan belas yang sempat tertunda. Besok malam juga merupakan debutante pertamanya.
Namun untuk menata rambutnya Athanasia dengan tegas mengatakan bahwa dia tidak ingin orang lain yang menatanya selain Olivia, Ratu yang memang sudah paham dengan mudah menyetujui itu.
Hari ini Olivia membiarkan rambut bergelombang Athanasia terurai, ia hanya memakaikan cartwheel hat dengan pita yang akan diikat didagu Athanasia guna melindunginya dari sinar matahari.
(Cartwheel hat: Semacam topi lebar dengan pita yang dapat diikat didagu.)
Selama seminggu terakhir Athanasia sudah memulai latihan beladirinya bersama Felix. Pria itu cukup terkejut saat melihat Athanasia dapat belajar dengan cepat, namun pria itu tidak curiga karna merasa Putri Athanasia adalah anak Raja yang sangat hebat dalam hal beladiri.
Selama itu pula Athanasia dan Felix mencari tau tentang sihir dan cara menggunakannya. Namun tidak ada satupun buku yang bisa membantu, itulah yang membuat gadis itu sangat gelisah sekarang. Karna Clude pernah bilang jika ia akan mengetahui sihirnya hilang atau tidak dengan bisa atau tidaknya ia memilih siluman pelindungnya.
Masalahnya sekarang, bagaimana mungkin ada siluman yang memilihnya disaat dia bukan Athanasia yang sebenarnya? dan lagi dia tidak memiliki kemampuan sihir!
Habis sudah! Riwayatmu akan berakhir hari ini Athanasia palsu, batinnya frustasi.
Dia akan mempermalukan Athanasia, Raja dan Ratu yang sudah mempercayainya. Dan yang paling menyebalkan adalah, ia akan membuat Lady Rasta dan Luisa merasa diatas angin dengan ketidak mampuannya menggunakan sihir. Athanasia yakin semua orang akan merendahkannya, dan mengecewakan Raja dan Ratu.
Shit! Berapa banyak pun aku berpikir dan mencari cara, tidak akan ada jalan keluar untuk ini. Gumamnya dalam hati, ingin rasanya ia melarikan diri. Tapi itu akan jauh lebih berbahaya, karna dia tidak tau apa pun tentang tempat ini. Bersembunyi pun tidak mungkin.
"Tuan Putri, semuanya sudah menunggu anda." suara seorang pelayang yang tak lain adalah Olivia membuat Athanasia tersentak kaget. Namun dengan cepat ia mencoba tenang.
"Anda siap, Your Highness?" tanya Olivia sambil tersenyum. Dengan ragu Athanasia mengangguk.
Menarik napas pelan Athanasia mulai berjalan anggun, diikuti dengan beberapa pelayan. Diluar kamarnya Felix dan beberapa ksatria lain sudah menunggu, siap untuk mengawal Sang Putri.
Athanasia berjalan dengan menyatukan kedua tangannya didepan. Saat pintu kamarnya sudah terbuka, Felix dan ksatria lainnya membungkuk hormat. Felix menatap Athanasia lalu mengangguk pelan, yang dibalas oleh gadis itu. Pria itu mengambil posisi tepat disamping Athanasia, dan mundur selangkah. Bagaimana pun dia tidak bisa menyamai langkahnya dengan Tuan Putri.
Selama perjalanan kehutan yang ada dibelakan istana, Athanasia meremas pelan tangannya. Dan Felix dapat melihat itu, dengan suara pelan ia berkata. "Jangan tunjukan kegelisahan anda, Tuan Putri."
Athanasia yang mendengar itu, menarik napas pelan dan berhenti meremas tangannya. Menegakkan badan dan mengangkat kepalanya, Athanasia berjalan dengan anggun.
Diujung tangga Athanasia melihat Raja dan Ratu yang sedang berbincang ringan, ia dapat melihat tatapan lembut Clude untuk Carissa. Pemandangan yang indah menurutnya, ia jadi rindu dengan Mommy dan Daddynya. Melihat senyum Ratu Carissa, tanpa sadar membuat Athanasia sedikit menyunggingkan senyum.
Clude yang merasa diperhatikan menaikkan pandangannya dan bertemu tatap dengan Athanasia yang juga sedang menatapnya. Athanasia sedikit gugup mengingat jika apa yang diharapkan pria ini tidak akan mampu ia lakukan. Namun tatapan hangat yang Clude berikan seketika menjadi penyemangatnya, dari tatapannya pria itu seolah mengatakan 'jangan khawatir, kau bisa melakukannya.' meskipun itu tidak mungkin tapi Athanasia mengangguk kecil, sambil tersenyum. Ditambah lagi senyum tulus yang diberikan Carissa untuknya, membuatnya merasa sedikit percaya diri. Mungkin?
Clude membalas anggukan putrinya, lalu ia mengulurkan tangannya. Athanasia yang mengerti melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga, ia hanya perlu menuruni beberapa anak tangga lagi untuk myambut uluran tangan pria tampan dengan sejuta pesona yang sedang menjadi Ayahnya ini.
"Maaf, apa aku terlalu lama?" tanyanya begitu menyambut uluran tangan Clude. Clude membantu putrinya untuk menuruni dua anak tangga lagi.
"Tidak sayang, lagi pula bukankah wanita memang membutuhkan banyak waktu untuk bersiap?" ucap Ratu Carissa sambil tersenyum kecil. Athanasia tertawa kecil mendengar perkataan Ratu Carissa.
"Kau siap?" pertanyaan Clude membuat Athanasia beralih menatap pria itu.
"Jika tidak, apa aku bisa kembali?"
"Tentu tidak!" Athanasia mendengus kecil. Lalu untuk apa bertanya pikirnya.
"Kau tidak perlu terlalu gugup little sun, semua akan baik-baik saja." Carissa tersenyum hangat, ia tau jika putrinya sedang gugup.
"I'll try," ucapnya pelan.
"Sekarang ayo pergi." Ratu Carissa meletakkan tanganya dilengan Raja Clude, sedangkan Athanasia berjalan disamping Clude. Sekuat tenaga Athanasia mencoba untuk menyembunyikan kegugupan dan kegelisahannya.
Untuk sampai dilokasi mereka harus menaiki kereta kuda yang sudah disiapkan, karna lokasinya yang sedikit masuk kehutan yangada dibelakang istana. Selama diperjalanan, Athanasia hanya diam. Ia semakin gelisah saat kereta kuda yang dinaikinya semakin dekat dengan tempat acara.
Clude menyadari kegelisahaan putrinya, tapi membatalkan acara yang sudah disiapkan dari jauh hari pun tidak mungkin. Apalagi acara ini sudah pernah ditunda karna kecelakaan yang menimpa Athanasia sebelumnya, jika menundanya lagi akan membuat kericuhan dimasyarakat yang khawatir dengan penerus kerajaan yang tak kunjung menampakkan diri hampir tiga minggu lamanya.
Makanya untuk meredakan kekhawatiran rakyat, Clude memerintahkan acara kali ini dibuka untuk umum. Yang artinya seluruh rakyat di Arandelle dapat melihat Sang pewaris memilih siluman pelindungnya.