Lady Ann menurunkan uluran tangannya, senyuman manis yang sebelumnya menghiasi wajah canik itu berubah sedih. Namun dengan cepat ia tersenyum, tidak ingin menunjukkan kesedihannya pada orang yang hadir disana.
Lady Ann bersiap untu berbalik dan kembali ketempat duduknya, namun langkahnya terhenti saat mendengar suara pria, "bagaimana aku bisa menolak permintaan dari gadis manis sepertimu Lady." Pria itu merupakan siluman merak tadi, ia sudah berubah wujud menjadi manusia yang sangat tampan dengan fisik sempurna. Pria itu memberikan senyumnya pada Lady Ann, menampilkan lesung pipi dibagian pipi kirinya.
Mata Lady Ann berkaca-kaca, "anda sunggu ingin berteman denganku tuan siluman?" ia tidak menyangka jika siluman merak itu ternyata mau berteman dengannya. "Bagaimana mungkin aku menolak disaat kau memintanya sambil tersenyum manis?" jawabnya.
"Terimakasih," gumam Lady Ann
Pria itu tersenyum tipis, ia sedikit membungkuk kemudian berkata. "Perkenalkan, saya Rei siluman merak dari gunung agung."
Kedua tangan Ann memegang sedikit gaunnya dan membungkuk, "Saya Ann Orona, putri bungsu dari Marquess Orona."
Rei mengulurkan tangannya dengan masih sedikit membungkuk, Lady Ann menerima uluran tangan tersebut. "Suatu kehormatan bisa melayani anda My Lady." setelang mengatakan itu, Rei mencium punggung tangan Ann.
Suara tepuk tangan memenuhi arena, karna Lady Ann berhasil memilih silumannya dan itu merupakan suatu kebanggaan bagi keluarganya. Bahkan ayah Lady Ann, Marquess Orona pun terlihat sangat senang.
Rei dan berjalan kedepan, untuk memberi salam pada keluarga inti kerajaan. Mereka sedikit membungkuk, "Kerja bagus! Mulai sekarang dan seterusnya, kalian akan menjadi teman yang saling melindungi satu sama lain. Dan mulailah belajar untuk saling memahami." ucap Clude dengan suara tegas yang lantang.
"Baik Yang Mulia, terimakasih" jawab Rei dan Lady Ann bersamaan.
Lalu dengan gentle Rei menuntun Lady Ann untuk kembali ketempat duduknya, setelah memastikan Lady Ann duduk dengan aman barulah ia duduk ditempatnya.
Selanjutnya, giliran putra pertama dari adik kedua Raja yang menikah dengan salah satu bangsawan di Arandelle. Dammian Poli, pria bertubuh atletis dengan wajah tampan yang lembut. Namun memiliki pribadi yang tertutup. Sebenarnya ia tidak mau memilih siluman yang sudah menjadi tradisi bagi seluruh keturunan kerajaan ini, tapi dia tidak memiliki alasan yang tepat untuk menolaknya.
Setelah sebelumnya memberi salam pada Raja, ia turun ke tengah lapangan. Para siluman masih dengan wujud asli mereka, tanpa memilih Dammian langsung berjalan ketempat siluman berwujud ular dengan warna putih keemasan. Tidak ada alasan khusus, langkahnya membawa dia langsung kesini. Lagi pula dia tidak ingin terlalu memilih dan memakan banyak waktu.
"Aku Dammian Poli, putra tertua dari keluarga Count Poli dan juga merupakan calon penerus dikeluargaku dan sekarang aku memilihmu." ucapnya lantang dengan suara rendah dan dalam.
Sambil merubah wujudnya, siluman ular itu tertawa. "Aku suka pribadimu, tapi apa ada alasan khusus kenapa aku harus menerimamu tuan muda?" tanyanya dengan suara mengoda.
Dammian menarik napas pelan, kemudian berucap. "Lupakan jika kau tidak ingin." dia bukan tipe yang suka basa basi untuk hal yang tidak perlu, jika tidak mau bukan masalah baginya dan dia pun tidak akan memberi alasan kenapa mereka harus menerima tawarannya.
Dammian siap melangkah, namun tubuhnya dililit. Bukan lilitan mematikan sampai ia tidak bisa bernapas, terlihat dari wajahnya yang tetap tenang dan tidak panik, tapi tetap saja dia tidak bisa berjalan. "Bisa kau lepas?" ucapnya dengan suara tenang.
"Jangan terlalu dingin, karna mulai sekarang dan seterusnya kita akan saling melindungi. Benar?" ucap siluman ular itu sambil meleppas lilitannya pada Dammian.
"Padahal aku sudah senang saat kau menolak."
"Bukankah kau terlalu kejam tuan muda?" ujarnya dengan berpura-pura sedih. Dammian tidak memperdulikannya dan memilih berbalik untuk menghadap sang raja. Siluman tersebut menghentak kakinya dengan kesal, belum ada yang pernah mengabaikannya seperti ini. Tapi dia suka dengan tuan muda itu, bukan suka dalam artian cinta. Antara manusia dan siluman tidak ada hubungan seperti itu, dan itu merupakan perjanjian lama. Dan baik siluman maupun manusia mematuhi itu dengan baik, setidaknya sampai saat ini.
Karakter Dammian yang tidak menjilat dan haus kekuatan para silumanlah yang membuat siluman ular itu memutuskan untuk menerima pria itu. Dari mana dia tau? tentu saja dari aura yang menguar dari tubuh pemuda tampan itu. Itu sebabnya, siluman ular tersebut menyukai Dammian.
"Salam Yang Mulia, saya Qira mulai saat ini akan melindungi Tuan Muda Poli. Salah satu dari sekian keturunan anda." ucap Qira sopan, meskipuin ia dikenal sebagai siluman penggoda tapi dia tau menempatkan diri dan tau siapa yang harus dihormatinya.
Clude mengangguk, "Aku mohon bantuanmu." Qira tersenyum manis, tapi bukan dengan maksud untuk menggoda melainkan menghormati perkataan Raja. Sekilas Qira melirik Athanasia, lalu membungkuk hormat denga tersenyum penuh arti. Athanasia yang melihat itu juga tersenyum dan mengangguk kecil, namun sedikit mengernyit bingung karna tidak mengerti maksud dari siluman itu, yang sedikit lain menurutnya.
Dammian berjalan kembali ketempat duduknya, sedangkan Qira bukannya kembali ketempatnya ia malah mengikuti Dammian.
Dammian yang sudah duduk mengernyit melihat Qira yang juga duduk disebelahnya, "apa yang kau lakukan?"
"Duduk," jawab Qira santai, "aku tau itu, tapi kenapa kau duduk disini?" Dammian mencoba untuk bersabar.
"Tuan Muda, siluman pelindung harus mengikuti kemana pun teman manusanya pergi. Dan aku sedang melakukannya." ujar Qira ringan
Dammian mendesah, "tidak akan ada yang terjadi disini, kembali ketempatmu."
"Tempatku adalah dimana kau berada lord muda, dan lagi kau bukan dewa yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi." Qira mengedipkan sebelah matanya, membuat Dammian semakin kesal.
Pria itu tidak menimpali lagi perkataan Qira, dengan kesal dia menatap kedepan. Sepertinya dia salah memilih siluman, pikirnya. Sedangkan Qira terkikik geli karna berhasil membuat pria yang agak kaku ini kesal.
Sekarang giliran Lady Luisa, seharusnya anak dari adik Raja yang ketiga juga bergabung hari ini. Tapi kondisi gadis itu tidak memungkinkan untuk dapat memilih silumannya, karna syarat untuk bisa menjalin hubungan dengan siluman harus memiliki fisik yang kuat. Sebab terkadang, siluman membutuhkan energi dari teman manusia mereka untuk memulihkan energi mereka dan tentu itu tidak sampai membahayakan nyawa.
Menarik napas pelan Lady Luisa berjalan anggun menuju ketempat para siluman setelah memberi salam pada raja. Tida ada yang tau jika gadis cantik itu meremas pelan tangannya karna merasa gugup.
Lady Luisa takut jika tidak ada siluman yang ingin menjalin pertemanan dengannya, dan itu akan membuatnya merasa malu. Kembali ia menarik napas pelan dan membuangnya perlahan, rasa gugup dan takutnya semakin besar saat ia sudah berada didepan para siluman.