Tidak peduli dengan tatapan orang-orang di jalanan, Rachel terus membawanya dengan motor matic-nya menuju apartemen. Ia yakin anak itu akan lebih aman jika tinggal di apartemen, lagi pula tempat itu kini tidak ada yang menempatinya.
"Ngomong-ngomong, siapa namamu?" tanyanya setibanya di lift.
Berbicara dengan remaja lelaki itu, Ia jadi teringat pada ibunya. Haur Sani sangat lembut ketika berbicara dengan dirinya maupun kakaknya. Jika memungkinkan, Ia ingin mengadopsi anak itu saja.
"Dove," jawabnya lirih.
"Ayo masuk," Rachel memindai sidik jarinya dengan cepat di pintunya. Apartemen itu belum habis masa kontraknya dan Ia tidak berniat melakukan refund ke pengelola. Melihat situasi dan kondisi rumah tangganya yang baru seumur jarum jam, sebelum kepindahannya Ia sudah berbicara kepada pengelola bahwa Ia akan tetap mengontrak apartemennya. Siapa tahu Ia membutuhkan secara tiba-tiba.
"Ini rumahmu?" dengan canggung, Dove melangkah masuk.
