Chereads / Pembalasan Sang Nyonya / Chapter 29 - Tuntutan dan Ancaman Kinara

Chapter 29 - Tuntutan dan Ancaman Kinara

Pada akhirnya Kresna gagal membujuk Kinara untuk membatalkan rencana berikut menemui Abimana. Setelah sempat sangat terguncang, wanita aneh bin ajaib itu tetap melanjutkan perjalanan untuk menuju kantor milik sang mantan suami. Mungkin Kresna masih harus membiarkan rasa takjubnya kian membesar pada saat berada di samping Kinara sebagai seorang pengacara. Dan ya, ia juga harus bertahan untuk menjadi pesuruh selain memegang jabatan aslinya. Sebab Kinara memang benar-benar berbeda. Nyonya CEO dari Diamond Palace tersebut kerap mengabaikan saran dari Kresna dan malah memberikan banyak perintah.

Kresna mendecapkan lidah sampai berkali-kali sementara ia duduk di salah satu sofa di ruangan tersebut. Sebuah ruang tamu yang berada di dalam perusahaan milik Abimana, karena kantor pribadi milik pria itu rupanya sudah dikunci dengan rapat. Maklum hari memang sudah sore. Jam kerja pun telah usai, dan hanya menyisakan para karyawan yang banyak lemburan. Selain itu, Abimana cukup pandai dalam menjaga keamanan kantornya. Mungkin karena menyimpan banyak data penyuapan atau penggelapan dana, sehingga pria itu ragu untuk membiarkan siapa pun masuk ke dalam ruangannya tanpa izin darinya sama sekali.

"Nyonya, apa Anda yakin Tuan Abimana akan datang? Sudah nyaris satu jam sejak saya menghubungi sekretaris beliau, tapi sampai saat ini tidak ada tanda-tanda kedatangan beliau," celetuk Kresna yang mulai jengah dalam menunggu Abimana. Ia bahkan sampai berdiri dari duduknya dan lantas mendekati Kinara yang sejak tadi berdiri di dekat jendela kaca.

Kinara menghela napas panjang. Malas untuk memberikan sahutan, tetapi ia pun merasa tidak pantas jika orang yang mendampinginya itu justru harus ia abaikan. Apalagi sampai saat ini Kresna yang selalu berada di sisinya. Ia tidak ingin menggunakan Isabela, karena sekretarisnya itu perlu mengurus sisa pekerjaannya. Selain itu, Isabela pernah melaporkan keadaannya ketika berada di gerai perhiasan pada Bram.

Bisa jadi, Isabela masih menjadi mata-mata bagi Bram selaku ayah dari Kinara. Demi melancarkan rencananya untuk menghancurkan Abimana, Kinara tidak ingin jika banyak orang yang mendengar tentang cerita tentangnya. Apalagi Bram pasti akan menentang sikap sulit yang ia ambil, meskipun ia sendiri sudah sempat mengatakan sesuatu yang nyaris membuka rencananya itu sendiri.

"Abimana sangat mengenal bagaimana diri saya. Saya yang tidak pernah main-main dengan apa yang sudah saya katakan, dan perusahaan ini cukup berarti baginya. Itu artinya Abimana tetap akan datang untuk mencegah saya membuat keributan di sini, di perusahaan yang akan dia warisi secara sah suatu saat nanti," jelas Kinara. Meskipun ia masih bertanya-tanya; apakah Abimana memang begitu mengenal dirinya? Pria itu bahkan sudah sangat tergila-gila pada sang wanita simpanan sampai rela melakukan kecurangan, baik di dalam pernikahan maupun dalam bisnis yang dijalankan. Namun setidaknya Kinara harus tetap yakin, dugaannya tidak akan gagal.

Kini giliran Kresna yang mengambil napas panjang. Detik berikutnya, ia menyandarkan punggung pada kusen dari jendela kaca itu. Ia lebih memilih menatap langit-langit sambil berpikir, alih-alih menatap pemandangan di luar sana seperti yang dilakukan oleh kliennya.

"Lalu, setelah bertemu dengan beliau, apa yang akan Anda lakukan, Nyonya?" Mata Kresna akhirnya beralih dari langit-langit ruangan menuju paras cantik milik Kinara. "Anda benar-benar akan menggunakan segala bukti itu untuk mengambil A&K Diamond? Mengambil gerai itu?"

Kinara mengangguk pelan. "Ya. Saya tidak akan menundanya lagi," jawabnya.

"Anda tetap tak berkeinginan untuk membuat beliau masuk penjara?" Kresna berangsur menegakkan badannya. Satu langkah ia maju ke depan, sampai posisi tubuhnya nyaris sejajar dengan tubuh Kinara. Di mana setelah itu ia lantas menghadapkan diri pada kliennya tersebut. "Ini kesempatan yang sangat bagus, bukan?"

Kinara melakukan hal serupa, menghadapkan diri pada Kresna. Lalu agak mendongak untuk bisa menatap mata pria yang lebih tinggi darinya itu. "Ayahnya bisa mengeluarkannya dengan mudah, atau minimal mendapatkan pengurangan hukuman. Apalagi saat ini A&K Diamond masih belum menjadi pusat berlian dalam jajaran tinggi. A&K Diamond hanyalah gerai elite yang memiliki progress bagus, tetapi belum cukup besar untuk membuat seseorang dihukum seumur hidup. Sementara saya berkeinginan membuat Abimana menyesal sampai rasanya ingin menghilang. Bagaimanapun caranya."

Dia bahkan mengucapkan soal rencana itu sampai berulang kali. Dia benar-benar terobsesi untuk membalas dendam pada suaminya. Bagaimana jika dia gagal dan justru termakan senjatanya sendiri? Dia memang pintar, tapi dia tetaplah seorang wanita, pikir Kresna. Ia ingin mengatakan beberapa kalimat itu secara gamblang, tetapi jika ia kembali melakukannya seperti sebelumnya, justru akan membuatnya masuk ke dalam kebencian Kinara.

Tepat ketika Kresna memutar badannya untuk menatap ke arah jendela, pintu ruangan tersebut mendadak dibuka dengan keras sampai menimbulkan suara dentaman. Kinara begitu terkejut, tetapi masih bersikeras untuk berpura-pura tenang. Sementara Kresna sudah terlanjur mengatakan nama hewan saking kagetnya.

Abimana tampak di ambang pintu. Dengan mata yang buas, ia menatap Kinara. Bagaimana tidak, wanita itu lagi-lagi berulah dan sangat mengganggunya. Belum sampai dirinya duduk bermesraan dengan Bianca, Kinara justru memanggilnya untuk datang. Bahkan ia sampai bertengkar dengan Bianca yang merasa keberatan ketika dirinya hendak bertemu dengan mantan istri.

"Kau sudah gila, ya?! Apa perceraian kita benar-benar membuatmu sangat frustrasi sampai tidak mampu menahan ego sekaligus keserakahanmu itu, Kinara?!" ucap Abimana sesaat setelah berjalan menuju ke arah Kinara dan telah berhenti berjarak kurang lebih satu meter dengan mantan istrinya itu.

Kresna langsung maju menjadi perisai bagi Kinara lantaran khawatir jika Abimana sampai melakukan kekerasan. Mungkin hal ini merupakan pemikiran yang cukup berlebihan. Namun emosinya seseorang bisa saja menimbulkan ide dadakan yang lebih gila!

"Kami datang untuk mengatakan pembicaraan yang penting, bukan untuk menantang berkelahi Tuan Abimana," ucap Kresna.

"Apa?" Kata Abimana mulai tertuju pada Kresna. "Tidak menantang? Apa kau sudah lupa tentang hal yang kau katakan pada sekretarisku? Jika wanita itu akan membuat kegaduhan jika aku tidak datang? Itu artinya ...."

"Itu hanya salah satu trik agar Anda benar-benar menemui kami, Tuan Abimana." Kresna tak ingin kalah. Matanya juga menajam, membalas tatapan angkuh CEO dari Erlangga Real Estate tersebut.

"Pengacara bodoh!" maki Abimana. "Minggir ... aku tidak ingin berbicara denganmu lagi."

"Saya adalah juru bicara Nyonya Kinara, saya berhak untuk menjawab setiap perkataan dari Anda, Tuan Abimana."

"Jangan berlagak. Aku bisa melibasmu jika kau berlagak seperti sekarang, hanya karena menang dalam persidangan. Minggir ... tidak, kau harus keluar sebelum aku panggil keamanan. Aku berbicara empat mata dengan wanita itu, kau hanya lalat di sini."

Kinara menurunkan lengan Kresna yang menghalanginya, lalu menyenggol pelan tubuh pengacaranya itu agar memberikan ruang baginya. Setelah Kresna agak bergeser, Kinara lantas bergerak maju. Matanya menatap Abimana. Detik berikutnya, ia menyerahkan sebuah map berisi beberapa bukti copy.

"Ini hanya sekadar lembaran. Bukti asil sudah saya amankan di dalam sebuah tempat. Bagaimana? Apa Anda tertarik untuk membacanya? Membaca semua kejahatan yang telah Anda lakukan ... termasuk ...." Kinara menyeringai, tetapi tak berselang lama ia langsung mendatarkan ekspresinya. "Pencurian salah satu berlian di gerai saya. Ah, rupanya salah satu CEO besar yang melakukannya. Waaah! Tapi, tenang saja, Anda berhak didampingi seorang pengacara untuk melewati proses penyelidikan."

"Apa?" Abimana menelan saliva. Dengan cepat ia membuka map tersebut. Semua data tercetak jelas. Seseorang telah memberikan keterangan atas pengeluaran dana yang dilakukan olehnya dari A&K Diamond.

Abimana dibuat tak berkutik. Kini segala kejahatan yang ia anggap ringan sudah diketahui oleh sang mantan istri yang saat ini masih gencar memberikan serangan padanya.

Sementara itu, Kinara langsung mengeluarkan ponselnya. Sebuah video yang sudah ia dapatkan dari manajer A&K Diamond, ia putar di depan mata sang pelaku. Rupanya Abimana sempat tidak peduli tentang adanya CCTV. Tak mungkin pria itu tidak tahu, mungkin karena terlalu mengentengkan sang mantan istri, sampai memilih untuk tidak berhati-hati.

"Bagaimana? Apa Anda ingin menyewa pengacara untuk proses penyelidikan lebih lanjut, yang akan membuat Anda semakin terjerat hukum dan situasi? Bukankan jika rumor kejahatan Anda tersebar, Anda bisa tidak dipercayai oleh para relasi, sampai ayah Anda sendiri? Oh, atau Anda memilih berdamai dengan saya, lalu menyerahkan A&K Diamond dengan sukarela dan menerima uang ganti rugi? Sekaligus berlian itu. Oh ya, bukankah jika mendapatkan uang ganti rugi dari saya, Anda bisa lebih mudah menyenangkan hati kekasih simpanan Anda? Atau bahkan langsung menikahinya dengan pesta yang super meriah? Waaaah! Bukankah opsi kedua sangat fantastis? Pft ... hahaha! " Kinara tertawa renyah setelah mengatakan hal sedemikian panjang dan sukses membuat Abimana terdesak.

Di sisi lain, Abimana masih mematung dan berkali-kali terdengar menggertakkan gigi. Berbeda lagi dengan Kresna yang justru memandang Kinara lekat-lekat. Rasa sakit luar biasa terlihat jelas dari tatapan mata dan gestur wanita itu. Kresna sudah sering melihat klien-kliennya yang lain, ketika sedang menahan ketakutan atau kesedihan dengan bersikap penuh keberanian. Padahal, jemari mereka termasuk Kinara tampak gemetaran.

***