Suara ketukan palu mengakhiri sidang kali ini. Putusan cerai telah diambil secara resmi. Rumah yang Kinara dan Abimana tinggali ketika menjalin pernikahan harus dijual dan hasil penjualannya dibagi dua, seperti saat mereka membeli rumah itu. Namun, putusan hakim mengatakan jika Kinara berhak mendapatkan 70% dari hasil penjualan dari beberapa pertimbangan. Yang akhirnya membuat Kinara memenangkan persidangan sedikit lebih banyak, meski dirinya tidak bisa sepenuhnya menguasai aset tersebut. Sementara Abimana sudah tidak bisa berkutik lagi, selain menyanggupi keputusan tersebut.
Tentu saja masih ada sisa perselisihan lainnya di antara Kinara dan Abimana. Mengenai gerai perhiasan yang belum mendapatkan titik terang meski keduanya sudah resmi bercerai. Untuk masalah gerai tersebut, sudah bukan lagi termasuk ke dalam urusan pribadi, melainkan urusan yang melibatkan kedua perusahaan besar. Diamond palace harus mendapatkan persetujuan dari Erlangga Real Estate untuk bisa menguasai A&K Diamond secara sepenuhnya.
A&K Diamond terlalu berharga bagi Kinara. Gerai tersebut bisa meraup omset yang luar biasa untuk ke depannya. Apalagi jika semakin banyak orang mulai menunjukkan empatinya padanya yang jelas-jelas telah dicurangi oleh suaminya sendiri. Bukankah untuk segala momen yang sudah terjadi, Kinara harus memanfaatkannya dengan sebaik mungkin? Demi dirinya, demi misinya untuk membuat Abimana hancur! Dan mengenai perebutan A&K Diamond, para direksi Diamond Palace memberikan dukungan penuh. A&K Diamond harus dirampas dari tangan Abimana termasuk perusahaan Erlangga, diganti nama, dan diperbesar menjadi sebuah pusat berlian untuk menarik investor lainnya. Ide yang bagus, bukan?
Kinara menghela napas, lalu mengulas senyum masygul di bibirnya yang manis. Menyadari masih ada perjuangan yang sulit dalam hal ini. Tak hanya demi A&K Diamond, tetapi juga untuk misinya untuk menghancurkan diri sang mantan suami. Ia membutuhkan banyak perencanaan untuk bisa merealisasikan apa yang sudah ia yakini. Pria yang saat ini berdiri di hadapannya sembari memberikan tatapan mata penuh amarah itu harus dibalas dengan cara yang lebih kejam.
Kinara pun rela keluar dari zona nyaman, dari segala ketenangan dan keeleganannya, lalu meluncurkan serangan dengan cara yang lebih brutal. Siapa tahu dengan pembalasan itu, luka hati dan kekecewaan yang menyiksanya belakangan ini akan lantas terobati. Siapa tahu, Kinara bisa melanjutkan hidup tanpa merasa trauma, setelah dirinya berhasil membuat Abimana sama-sama merasakan derita.
Kresna yang merasakan firasat buruk mengenai pertemuan Kinara dan Abimana setelah sidang berakhir, berinisiatif untuk mengajak kliennya tersebut agar segera meninggalkan tempat itu. "Nyonya, mari kita kem—"
Ucapan Kresna harus berhenti ketika Kinara justru memajukan langkahnya. Kinara berjalan ke arah depan untuk mendekati Abimana, dan hal itu sukses membuat Kresna cukup gelagapan.
"Ny-nyonya!" ucap Kresna. "Ti-tidak … jangan berdebat di sini. Please deh, aku males mengurus sisanya …!" lirihnya berharap besar.
Sayangnya, Kinara justru mengabaikan. Kinara menghentikan langkah tepat di depan mata Abimana, sementara mantan suaminya itu tampak lebih geram. Kinara yang tidak peduli justru memutuskan untuk menorehkan sebuah senyuman. Senyuman lebar yang ia harapkan dapat membuat Abimana mengira bahwa dirinya sangat puas atas perceraian yang sudah diresmikan tersebut.
"Abimana Erlangga. Selamat menempuh hidup baru dengan wanita yang lebih rendah derajatnya dariku tersebut. Wanita yang mungkin kau temukan di klub malam, iya, 'kan?" ucap Kinara dengan tenang, tidak, tetapi dengan ekspresi yang meremehkan.
Abimana menggertakkan gigi. "Tahu apa kau tentang wanita itu wahai, Wanita Mandul?!" balasnya tak kalah tajam. Tidak peduli seberapa besar rasa sakit yang akan Kinara rasakan. Ia sudah terlalu muak dengan mantan istrinya yang ternyata adalah wanita super serakah. "Dia justru lebih baik darimu, Kinara! Dia bisa memberiku seorang putra!"
Wanita mandul? Yang benar saja pria ini! Kinara berkata geram di dalam hatinya. Ia harus tetap tenang untuk menjaga suasana tetap kondusif, meski tidak akan berhasil, karena ketegangan sudah singgah sejak dirinya bertemu dengan mantan suaminya itu setelah keluar dari ruang persidangan.
"Benarkah jika wanita rendahan itu bisa memberikanmu seorang putra?" ucap Kinara. "Sepertinya aku harus mendukung penuh atas rencana tersebut, Abimana. Aku akan membantumu dan juga mendo'akanmu. Tapi, aku harap kau bisa segera menyerahkan A&K Diamond, sebelum aku membuka kedok busukmu lainnya, Abimana."
"Cih! Tidak tahu diri. Kau pikir hanya kau yang suci? Kau bahkan lebih rendah daripada wanita kupu-kupu malam, Kinara. Hanya demi hasrat untuk menguasi segalanya, kau rela menghalalkan segala cara. Kau menjual aibmu keluargamu sendiri demi mendapatkan keinginanmu." Abimana sampai memajukan wajahnya ke wajah mantan istrinya.
Namun, sebelum wajah Abimana benar-benar dekat dengan wajah Kinara, Kresna sudah lebih dulu memasang telapak tangannya di depan wajah Kinara. Jangan sampai ada acara gigit-gigitan telinga! Pikir Kresna dengan konyol.
"Alangkah baiknya jika Anda menjaga jarak, Tuan Abimana, karena saya bisa menuntut Anda atas dugaan pelecehan," ucap Kresna memberikan ancaman yang sebenarnya tak seberapa serius.
Abimana langsung menarik diri, lalu menatap pengacara muda itu. Benar-benar pemuda yang tidak sopan! Ingin sekali ia memberikan kalimat serangan itu. Namun, pada akhirnya ia memilih diam, mengingat Kresna selalu berhasil membalas dengan argumen yang lebih mematikan.
"Abimana, aku tidak menjual aibku. Aku hanya menjual aib suamiku yang sudah berselingkuh. Dan serangan, suamiku tersebut sudah menjadi mantan suamiku. Tak ada lagi hubungan keluarga di antara kami, 'kan? Haaah ... pulanglah lebih dulu, Abimana. Aku akan melihat kepergianmu dengan sukacita. Temuilah selingkuhan yang masih kau tahan di Bali." Kinara tersenyum setelah mengatakan hal tersebut. Ia mengetahui keberadaan Bianca di Bali dari manajer hotel terkait yang pernah membantunya. "Dan buatlah anak sebanyak-banyaknya dengan wanita rendahan itu."
Wajah Abimana berubah kebas. Hatinya getir. Rupanya, Kinara diam-diam melakukan penyelidikan, bahkan sampai mengetahui di mana keberadaan Bianca. Dan tak hanya itu saja, bukankah Kinara juga mendapatkan banyak bukti perselingkuhan Abimana dengan Bianca? Astaga! Kinara tak hanya serakah, tetapi licik dan menakutkan. Menyelidiki aktivitas orang lain sampai sedalam itu. Abimana harus berhati-hati dan sebaiknya ia memindahkan Bianca, serta membatasi pertemuannya dengan Bianca sampai pemberitaan tentang dirinya meredup. Sebab siapa tahu, Kinara masih mengirimkan seorang stalker untuk mengawasi gerak-geriknya, dan mendapatkan persenjataan baru hanya demi mengambil alih A&K Diamond secara sepenuhnya.
"Kau tenang saja, Kinara. Aku akan memamerkan putraku, suatu saat nanti. Dan wanita mandul sepertimu hanya akan tersenyum masygul dan semakin sakit hati. Aku juga tahu, sepak terjangmu belakangan ini kau lakukan bukan hanya untuk menguasai A&K Diamond ataupun rumah yang pernah kita tinggali bersama, melainkan demi membalas rasa sakit hatimu padaku, bukan?" ucap Abimana memberikan serangan balasan. Setidaknya untuk terakhirnya, sebelum dirinya meninggalkan Kinara.
"Kau … menderita karena aku, bukan? Hahaha! Kau sebegitu mencintaiku, Kinara, harusnya kau sadar dan tidak berlagak untuk menceraikanku. Kau hanya akan menyesal setelah perpisahan kita, Kinara. Padahal aku sudah memberikan kesempatan bagimu, bahkan aku sudah memaafkan dirimu yang begitu berani melayangkan gugatan cerai hanya karena emosi sesaat. Nanti malam, kau akan sangat merindukanku, Istri— tidak, tapi, Mantan Istriku tersayang!" lanjut Abimana panjang lebar, lalu mengajak pengacara dan sekretarisnya untuk pergi dari hadapan Kinara.
Kinara masih bergeming. Ucapan Abimana berhasil membuat dadanya tiba-tiba sesak. Memang ada beberapa hal yang tidak bisa ia sangkal. Tentang rasa sakit hati dan penderitaan. Perselingkuhan Abimana dengan wanita lain benar-benar menorehkan luka yang mendalam bagi Kinara. Ingatan di hotel pada saat itu selalu membuat dirinya nyaris tidak berdaya. Ada air mata yang mendesak meminta untuk dikeluarkan. Namun, demi janjinya pada diri sendiri, Kinara harus bertahan untuk tidak pernah menangisi mantan suaminya tersebut. Yang akhirnya membuat Kinara benar-benar tertekan.
"Nyonya …?" Kresna yang menjadi satu-satunya pengacara pendamping dalam momen kali ini, selain dua pengawal pribadi Kinara lainnya langsung sigap memegang kedua lengan Kinara sebelum kliennya tersebut jatuh ke lantai. "Anda baik-baik saja?"
"Ya, maaf sudah merepotkan Anda." Kinara berusaha untuk berdiri tegak dan melepaskan diri dari cengkeraman tangan Kresna yang sedikit menyelamatkannya. "Saya hanya sedikit pusing."
"Anda kurang baik. Tolong izinkan saya untuk memapah Anda sampai ke mobil, Nyonya."
"Tidak, tidak. Jika Abimana tahu saya begitu lemah, dia pasti akan lebih senang. Saya tidak ingin membiarkan pria itu merasakan kebahagiaan apa pun setelah semua ini. Jadi, tolong lepaskan saya, Tuan Kresna."
"Anda terlalu memaksakan diri, Nyonya."
Kinara tersenyum masygul lalu menggelengkan kepalanya. Meski masih lemah, Kinara tetap melanjutkan perjalanan menuju area parkir dari gedung tersebut dengan langkahnya yang gontai. Keadaan Kinara yang sangat tertekan dan cenderung memaksakan diri membuat Kresna semakin tidak habis pikir. Ia pikir setelah perceraian terjadi, wanita itu bisa lebih baik, nyatanya Kinara justru semakin tidak baik-baik saja.
"Aku harap, Nyonya bisa membuka lembaran baru setelah semua ini," gumam Kresna. Detik berikutnya, ia segera menyusul langkah Kinara.
***