Cukup lama Dio dan Nyonya Almira menghabiskan waktu untuk bercengkrama, hingga tanpa sadar minuman yang ada di meja itu sudah tandas semua.
"Saya rasa itu hanya bentuk obsesi Bara kepada Vella." Dio menggeser gelasnya ke samping. "Oh, bukan maksud saya menyalahkan Bara. Tentu saja bukan seperti itu," ralat Dio segera.
"Kau ingin menambah minumanmu?"
Dio melirik ke arah gelasnya. "Eh? Oh, tidak perlu, Tante ... Ini saja cukup." Lagi-lagi ia menunjukkan senyum canggungnya. "Oh, iya. Apakah ada yang ingin Tante tanyakan lagi?"
"Hmm ... sepertinya aku sudah cukup mengerti," ucap Nyonya Almira yang tampak tengah menimbang, membuat degup jantung Dio semakin terasa tidak beraturan. "Lalu, apa yang akan Tante lakukan selanjutnya?"