"Kenapa kau justru bersikap pasrah seperti itu? Bukankah kau bilang, kau mencintai Bara? Bukannya aku ingin mendukungmu. Hanya saja kau bahkan sudah kehilangan, emm ... ya, kau tentu tahu apa yang aku maksudkan," tutur Mila tidak ingin mengungkapkannya secara gamblang. Meskipun begitu dia yakin jika Liana sangat tahu apa yang ingin dirinya sampaikan.
"Apa kau tidak ingin meminta pertanggungjawaban dari Bara?" Mila kembali melayangkan tanya. Membahas hal sensitif seperti ini jelas saja rasanya tak nyaman. Begitu pula dengan kedua gadis yang tengah duduk berhadapan itu. Perasaan tak enak saling bersahutan memenuhi relung hati. Tetapi, bukan Mila namanya jika asal diam begitu saja. Jiwa persahabatan yang begitu besar membuatnya merasa tak seharusnya meninggalkan Liana sendiri di saat terpuruk seperti ini.