Pagi ini, untuk kesekian kalinya Liana mencoba menghapus Bara dari dalam ingatan meski telah berkali-kali gagal. Bayangan pria itu selalu saja menghantui hari-hari Liana termasuk dengan kejadian yang pernah mereka lewati bersama malam itu. Betapa Bara selalu merengkuh tubuhnya penuh cinta dan menelusuri tiap-tiap inci tubuhnya dengan pandangan yang begitu memesona.
Dan Liana benar-benar merindukan hal itu.
Dengan keras Liana menggelengkan kepala mengenyahkan pikiran kotor yang sudah menerpa otaknya bahkan di waktu yang masih sepagi ini. Lalu, beberapa saat kemudian terlihat Liana mulai bergerak resah di ranjangnya. Beberapa kali gadis itu mencoba memejamkan mata kembali karena rasa enggan untuk terbangun. Namun, sekeras apa pun dirinya mencoba, sang mimpi seolah enggan menarik dirinya kembali.