Chapter 6 - Tuan Muda cacat Depresi

Sebenarnya ekperesi yang ditunjukkan Melati saat ini bisa dikatakan cukup berlebihan saat ini Marvel hanya berniat untuk mengoda istrinya tercinta ini tapi raut wajah Melati terlihat begitu ketakutan.

"Tidak aku sudah terusir dari rumah Ayah dan sekarang aku juga akan menjadi tumbal dari tuan muda cacat yang tampan ini." batin Melati yang saat ini langsung saja membebaskan diri untuk tidak dekat dengan tuan muda tampan yang merupakan suamiya.

"Apa yang kau lakukan mengapa kamu malah mendorong ku?" ucap Marvel yang tampak begitu sangat marah karena selama ini walaupun Marvel duduk diatas kursi roda tidak ada satupun yang berani menoleh personalnya.

"Mengapa dia marah dan terlihat begitu menyeramkan sebelumnya dia begitu manis." batin Melati yang begitu sangat bingung dengan perubahan sikap suaminya.

"Kamu pikir kamu ini siapa!" ucap Marvel yang saat ini marah meledak-ledak karena begitu kesal dengan sikap Melati yang sepertinya sengaja menjauhinya.

Marvel menarik tangan Melati dan membuat Melati terkurung dalam sebuah ruangan yang cukup besar. Marvel yang mengenggam tangan Melati cukup kuat dengan kursi roda yang bisa dikontrol begitu mudah sesuai kemauannya bisa membuat Marvel melakukan apapun yang dia inginkan.

"Apa yang terjadi padanya? mengapa dia begitu marah dan mengurung ku begitu saja tadi aku hanya berniat menjauh sedikit karena merasa kurang nyaman. Ayah membenci ku apakah Suamiku juga sama saat ini?" batin Melati yang saat ini hanya bisa mengusap pergelangan tangannya yang sedikit memerah karena sebelumnya digenggam terlalu erat oleh suaminya.

"Tauan apa yang anda lakukan? Mengapa aku dikurung disini?" ucap Melati sambil menggedor-gedor pintu yang tertutup rapat dan terkunci dari luar.

Sementara saat ini Marvel sedang berada didepan pintu sambil membawa kuncinya. Marvel merasa Melati yang sepertinya berniat ingin pergi darinya memutuskan untuk mengurung Melati.

"Ayah telah meninggalkan ku, ibu juga meninggalkan ku. Dan saat ini dia bahkan mendorong dan menjauhi ku pasti juga berniat untuk meninggalkan ku. Aku tidak akan membiarkan dia pergi begitu saja sesuatu yang telah menjadi milik ku tidak boleh pergi." ucap Marvel saat ini sambil menggenggam erat kunci pintu kamar dimana istrinya terkurung.

Marvel meninggalkan istrinya begitu saja menuju keruangan lainnya dimana Marvel biasanya melukis ataupun memandangi lukisan keluarga bahagia dulu sebelum orangtuanya pergi dari dunia ini untuk selama-lamanya.

"Suamiku...., suamiku..., suamiku..., kamu tidak sedang bercanda bukan bagaimana mungkin seorang pengantin perempuan yang baru masuk kerumah suamiya saat ini malah ditawan sendiri dalam kamar yang cukup luas dan asing." ucap Melati sambil menggedor-gedor pintu berharap suaminya mendengar ucapannya dan segera membukakan pintu.

Walaupun Melati suka menyendiri tapi bukan berarti harus menyendiri ditempat asing yang lumayan luas ini dan bahkan setiap jendela dipagar tralis sekarang dipersiapkan agar membuat Melati tidak bisa kabur begitu saja.

Lagi pula jikapun Melati kabur dari rumah suaminya saat ini melati tidak yakin akan akan memiliki tempat tinggal yang layak. Saat ini Melati yang merasa ruangan besar ini cukup luas sehingga walau takut tapi jiwa penasaran Melati tidak pernah bisa tenang jika belum memeriksa ruangan ini dan memasukkan jika ini tempat yang cukup aman dari hantu ataupun sejenisnya.

"Sepertinya dia memang tidak berniat untuk membukakan pintu dan mengurungku. Mengapa dia begitu cepat berubah dan marah secara tiba-tiba. Aku harus tetap ada sini dan membalaskan dendam ku pada mereka yang selalu menganggap aku tidak bisa melakukan apapun, setidak aku harus bisa melawan rasa takutku sendiri saat ini." ucap Melati yang saat ini menyakinkan dirinya sendiri agar tetap kuat karena menyerah tidak akan membuat dendamnya tuntas dan padam begitu saja.

Sampai detik ini bahkan Melati tau jika seluruh warga desa pasti menggosipkan Melati mengatakan hal-hal buruk tentang Melati yang menikah muda dengan Tuan muda cacat. Melati tentu saja bukannya tidak tau akan hal ini tapi Ayah Melati seakan tidak perduli dan tuli akan hal ini terus saja menlajutkan perjodohan konyol ini seakan-akan menjual diri Melati yang tidak a da harganya sebelumnya.

"Apa itu setan?" ucap Melati yang mendengar suara benda jatuh setelah memastikan disekitar ruangan ini tidak ada orang lainnya selain dirinya sendiri. Hanya da berbagai barang-barang yang cukup mewah, lemari berisi pakaian mahal dari yang seksi sampai yang tertutup, berbagai perhiasan, tas, dan aksesoris wanita dan pria kasur yang empuk dan nyaman yang didominasi warna hitam pekat dan gold.

"Tidak." ucap seorang pria yang tidak lain adalah Suami Melati.

"Sejak kapan ada ada disini?" ucap Melati yang terkejut karena seingatnya tadi pintunya terkunci dan suaminya saat ini tiba-tiba ada disini dengan raut wajah datar tanpa ekspresi.

"Satu menit lalu. Mengapa tidak berganti pakaian?" tanya Marvel yang melihat istrinya masih mengunakan pakaian kebaya.

"Aku tidak tau pakaian ku dimana? dan ini kamar siapa?" ucap Melati akhirakhir berusaha bersikap biasa saja walaupun sedikit merasa ada yang aneh.

"Semua pakaian lama mu telah aku buang." ucap Marvel dengan santainya.

"Apa? kamu buang!" ucap Melati yang saat ini terlihat begitu marah karena menurut melati sikap suaminya kali ini kelewat batas.

"Iya aku tadi telah membakar semuanya. Lalu aku kembali kesini untuk memastikan dirimu baik-baik saja." ucap Marvel tanpa beban.

"Tadinya aku memang baik-baik saja tapi tidak saat ini." ucap Melati dengan lemas.

"Mungkin kali ini penderitaan ku akan segera dimulai." batin Melati yang tidak habis pikir suaminya yang belum genap 24 jam ini telah tega membakar semua pakaian Melati yang dibawa susah payah dari kampung.

"Mengapa harus sedih, kamu memiliki segala yang kamu butuhkan disini." ucap Marvel tanpa beban.

"Bagaimana dia mengatakan hal itu dengan begitu enteng baju lama ku walaupun harga murah jelas lebih nyaman daripada baju bekas orang lain." batin Melati yang saat ini hanya bisa menatap suaminya dengan tatapan kesal.

"Kamu tidak menyukai baju baru yang ku borong satu Minggu lalu baiklah akan aku bakar semuanya dan kamu bisa memilih yang lain asalkan kamu senang." ucap Marvel yang sebenarnya telah mempersiapkan semua pakaian dan aksesoris wanita yang banyak di ruangan ini sepesial untuk Melati.

"Tuan muda cacat depresi." batin Melati yang tidak habis pikir dirinya ternyata menikah laki-laki yang sama sekali begitu mudah membuat sesuatu barang yang tidak disukainya dan membakarnya bukan tidak mungkin setelah ini Melati yang akan segera dibuangnya.

"Mengapa kamu diam saja?, kamu baik-baik saja kan?" ucap dari Marvel yang sangat ini mengecek suhu tubuh Melati dengan menempelkan tangannya pada kening Melati.

"Sudah cukup. Aku memang seperti ini tapi pakaian lama ku ingin banyak yang dibelikan oleh Ibunda...., saat ini kamu bertanya aku baik-baik saja. Seharusnya aku yang bertanya kamu baik-baik saja dan mengapa melakukan semua ini pada ku?" ucap Melati yang menahan diri saat ini untuk tidak menangis bahkan Melati berjongkok melipat kakinya dan duduk dilantai saat ini agar berbicara lebih sopan dengan suamiya.

"Mengapa kamu terlihat bersedih aku hanya melakukan hal yang benar?" ucap Marvel yang sangat ini bisa melihat jelas dari raut wajah Melati yang terlihat begitu sedih. Marvel bahkan mengusap lembut pipi dengan lembut.

Wajah Melati yang bersemu merah bukan karena malu seperti sebelumnya tapi Melati saat ini sedang menahan kesal dan bahkan mata bulat Melati yang cukup besar terlihat berkaca-kaca hanya dengan sekali berkedip saja sudah dipastikan Air mata Melati akan tumpah.