"Hentikan ini masih terlalu pagi, kamu membuat kupingku sakit." ucap Marvel saat ini pergi menuju kamar mandi dengan telanjang dada.
Melati telah menutup mata dengan kedua telapak tangannya karena merasa malu, sesekali juga melatih sedikit mengintip melihat suaminya yang ternyata pergi kearah kamar mandi hanya dengan mengunakan celana pendek saja.
"Apakah Tuan muda itu tidak merasa malu, dan jika dia bisa sendiri kenapa kemaren aku harus susah payah membantunya mendorong kursi roda miliknya yang ternyata bisa bergerak sesuai kemauannya." gumam Melati yang merasa kesal.
Karena ingin mengusir Monster yang mungkin saja berbeda di tempat tidur besar mereka ini Melati beberapa kali memukul-mukul sapu lidi khusus untuk membersihkan ranjang besar mereka ini.
"Apa yang kau lakukan?" ucap Marvel yang saat ini tiba-tiba telah ada tepat di belakang Melati yang membuat Melati terkejut.
"Aku... aku... aku membersihkan tempat tidur ini mungkin saja ada monster sejenis jin yang bersarang disini. Tapi anda maksudku suamiku tidak perlu khawatir karena aku telah membuat mereka kapok." ucap Melati yang kemudian memilih untuk pergi kekamar mandi untuk wudhu lalu melaksanakan akan salat subuh.
"Jin, dia mengatakan aku adalah jin?" ucap Marvel yang merasa sangat tidak percaya. Sementara Melati yang diajak bicara telah pergi masuk kedalam kamar mandi dan sama sekali tidak mendengarkan ucapan Marvel yang terlihat kesal.
Marvel melaksanakan salat subuh sendiri diruangan khusus tentu saja dengan pakaian yang sopan dan tertutup, bukannya Marvel tidak ingin sholat berjamaah bersama di masjid ataupun bersama istrinya dirumah. Marvel merasa mereka sebaiknya sholat sendiri-sendiri saja karena Marvel tidak merasa merasa percaya diri.
Setelah melaksanakan salat subuh sendiri-sendiri Marvel dan Melati Kembali bertemu diruangan kamar mereka. Tampak air mata Melati menetes setelah setelah selesai berdoa membut Marvel penasaran dengan permintaan dari istrinya itu pada Allah.
"Asalamualaikum," ucap Marvel ketika memasuki kamar langsung saja membuat Melati buru-buru menghapus air matanya kemudian langsung menjawab salam.
"Waalaikumussalam. Suamiku... sejak kapan datang?" ucap Melati yang tersenyum manis seakan sebelumnya Melati sama sekali tidak bersedih.
"Baru saja, kenapa kamu menangis?" ucap Marvel yang saat ini langsung bertanya.
"Aku hanya sedikit terharu bisa tinggal dirumah mu yang sangat tidak nyaman ini. Aku hanya sedikit takut karena mimpi buruk ku semalam ternyata patut saja rumah ini besar tapi juga banyak jin penunggunya yang jail." ucap Melati yang saat ini merasa sangat malu untuk melepaskan mukenah yang hanya mengekspos banyak sekali bercanda merah pada bagian lehernya.
"Tidak ada jin seperti ini disini, kamu hanya bermimpi buruk saja. Tidak nyaman?" ucap Marvel yang merasa terkejut karena di rumah mewah dengan fasilitas lengkap ini biasanya orang yang berkunjung kesini sangat mudah merasa nyaman sedangkan istrinya kali ini malah merasakan hal sesebaliknya.
"Iya lihat ini aku sudah seperti orang cacar saja setelah bangun tidur banyak sekali bekas merah, ini pasti ulah jin jahil yang berkaitan dengan mimpi ku semalam." ucap Melati yang saat ini melepaskan mukenah dan menunjukkan jika dirinya sedang dikerjai oleh jin jahil.
"Itu bukan cacar, itu sangat indah." ucap Marvel sambil tersenyum misterius.
"Bagaimana dia begitu mudah tersenyum dan mengatakan ini sangat indah. Sudah jelas-jelas aku seperti orang yang penyakitan karena banyak bekas merah ini." batin Melati yang merasa cukup kesal.
"Itu bukan ulah jin tapi itu adalah ulah pangeran tampan yang lepas kendali?" ucap Marvel dengan percaya diri.
"Ini bukan jaman kerajaan mana ada pangeran. Ternyata bukan hanya secara fisik kita berbeda tapi sangat banyak perbedaan antara aku dan dia." batin Melati yang saat ini hanya bisa mengeluh dalam hati saja karena mereka jika suaminya ini ternyata tidak perduli padanya.
"Tidak perlu membawa kisah dongeng, saya tidak ingin membuat anda repot sebaiknya kita tidak dalam satu ruangan yang sama agar anda tidak tertular penyakit ini." ucap Melati yang kekeh menganggap dirinya saat ini sedang terjangkit penyakit serius.
"Kamu ini sangat bodoh, sudah kukatakan ini bukan penyakit tapi aku yang membuatnya. Jangan mencari alasan untuk menjauh dari ku!" ucap Marvel dengan tegas.
Melati saat ini merasa terkejut karena yang ternyata menjadi monster yang dipikirkan olehnya dari tadi adalah suaminya sendiri. Marvel bahkan berfikir Melati ingin menjauhinya padahal Melati tidak bermaksud demikian.
Justru Melati yang takut suaminya yang akan jatuh sakit sama sepertinya jika Melati terus berada satu ruangannya dengannya karena Melati menganggap dirinya sebelumnya mengidap cacar air yang menular.
"Aku tidak bermaksud demikian. Aku hanya....," ucap Melati yang saat ini berusaha menjelaskan tapi tidak jadi saat kepalanya diusap lembut oleh Marvel.
"Maaf jika sedikit membuat mu tidak nyaman." ucap Marvel dengan tulus ini adalah pertama kalinya Marvel meminta maaf setelah kematian dari kedua orang tua Marvel 10 tahun yang lalu Marvel sama sekali seakan lupa cara untuk meminta maaf dan berterima kasih.
"Ya Allah... ternyata ini ulah Suami ku...., mengapa dia terlihat sangat tampan dengan jarak dekat seperti ini dengan warna mata yang sangat mengagumkan dan wajah dan rambut begitu putih seputih salju Marvel benar-benar terlihat seperti pangeran dari kaum Elif tampan yang berada di bumi.
"Aku tidak menyuruhmu melamun." ucap Marvel yang gemas saat melihat wajah cantik Melati yang terlihat begitu menggemaskan saat terpaksa padanya membut Marvel mencubit gemas hidung Melati yang tidak terlalu mancung tapi juga tidak pesek.
"Aaaaw, ternyata anda monsternya." ucap Melati sambil mengaduh berusaha menepis tangan Marvel yang mencubit hidupnya.
"Apakah aku terlihat seperti monster?" ucap Marvel yang saat ini meminta pendapat dari Melati yang merupakan seorang gadis yang jujur menurutnya.
"Tentu saja anda terlalu tampan untuk dikatakan sebagai seorang monster tapi anda seharusnya bertanggung jawab karena telah membuat banyak bekas merah disini." ucap Melati sambil menunjuk bagian lehernya yang terdapat stempel warna merah buatan Marvel.
"Baiklah aku akan bertanggung jawab, kamu ingin apa?" ucap Marvel akhirnya setelah melepas tangannya dari hidung Melati.
"Aku ingin jajan makanan yang aku suka sepuasnya hari ini bersamamu." ucap Melati yang membuat Marvel cukup takjub karena biasanya wanita yang pernah dekat dengannya pada umumnya menginginkan barang-barang mahal tapi Melati malah memilih ingin jajan makanan sepuasnya kayak anak kecil.
Marvel bisa menebak tentu saja sebanyak apapun jajanan yang diinginkan Melati tentu saja bahkan tidak akan sebanding dengan harga tas ataupun pakaian yang mahal dan bermerek tentunya hal ini cukup unik, walaupun jika meminta hal itu pun bahkan Marvel bisa saja dengan mudah memborong semuanya.
"Emmmmmm kamu yakin hanya ingin minta itu saja?" ucap Marvel yang saat ini mencoba memberikan yang terbaik yang dinginkan oleh Melati.
"Tentu saja tidak, anda juga harus makan apapun yang saya makan.....," ucap Melati yang saat ini membuat Marvel terdiam selama beberapa saat karena Marvel merasa tidak yakin saja lidahnya akan cocok dengan selera makan istrinya karena selama ini bahkan Marvel selalu makan makanan yang dimasak oleh chef khusus yang tahu akan asupan dan gizi yang sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh Marvel.
"Baiklah tidak masalah." ucap Marvel yang saat ini tidak ingin dianggap tidak bertanggung jawab.