Hari yang cukup cerah tidak terasa sudah menjelang siang bahkan sebertar lagi azan subuh sepertinya akan segera terdengar. Melati tidak sabar sekali menikmati makanan yang telah dibekukan oleh orang kepercayaan suaminya.
"Kakak mengapa menyuruh mereka makan diluar padahal makan ini juga kan masih cukup untuk kita semua?" tanya Melati pada suaminya karena Melati merasa tidak akan sanggup menghabiskan makanan yang cukup banyak ini sendiri ataupun hanya berdua saja dengan suaminya.
Sejujurnya Melati merasa sedikit canggung disaat mereka hanya berdua saja seperti ini, walau pun bodyguard laki-laki dan supir tidak pergi terlalu jauh mereka hanya pergi cari tempat makan di daerah sini saja dan tentunya akan kembali sesuai keinginan Marvel.
"Mana mungkin aku membiarkan mereka menggangu momen pacaran manis kita walau aku tidak bisa berjalan dan hanya duduk di kursi roda saat ini tapi aku juga ingin merasakan pacaran halal." ucap Marvel yang terlihat begitu senang.
"Oh seperti itu ya, memangnya kalau orang pacaran harus cuman berduaan saja ya gak boleh rame-rame?" tanya Melati yang tidak mengetahui juga tentang pacaran sebelumnya karena belum pernah dekat dengan laki-laki lain selain suaminya selama ini Melati hanya memiliki beberapa teman sekolah perempuan saja dan Melati tidak berteman dengan laki-laki karena mereka cukup jail dan menyebalkan menurut Melati.
"Tidak begitu juga, bagaimana ya cara menjalankan pada gadis polos seperti mu....," ucap Marvel yang merasa bingung.
Melati sebenarnya tidak terlalu bodoh hanya saja terlalu lugu dan mudah percaya saja. Sehingga Marvel merasa sedikit khawatir istrinya yang cantik ini bisa saja dimanfaatkan oleh seseorang yang berniat jahat karena keluguannya.
"Polos aku ini sudah dewasa aku sudah lulus SMA." ucap Melati dengan bangga menganggap dirinya telah dewasa karena telah lulus SMA meskipun usianya masih 17 tahun, Melati lulus SMA dengan nilai yang bagus dan juga Umar yang masih terbilang muda dari pada anak-anak seangkatannya.
"Kamu sangat percaya diri sekali. Bagaimana bisa dibilang sudah dewasa jika baru lulus SMA. Usiamu bahkan baru genap 17 tahun beberapa bulan yang lalu." ucap Marvel yang saat ini merasa istri mungilnya ini sangat menggemaskan.
"Kenapa kita malah terus berbicara tanpa mulai makan, mari kita mulai makan." ucap Melati yang saat ini tidak sabar untuk mencicipi bakso mercon yang terlihat sangat lezat.
Marvel tidak yakin memakan makan itu karena melihat kuahnya saja yang terlihat begitu merah telah membuktikan Makan yang ada dihadapan istrinya itu terlihat sangat pedas. Marvel tidak terbiasa makan makanan pedas seperti itu walaupun Marvel juga tidak terlalu menyukai makanan yang manis tapi Marvel juga tidak begitu suka makan makanan yang pedas.
"Emmmm... enak banget, kakak tidak ingin mencobanya?" ucap Melati yang saat ini tanpa ragu untuk menyuapi suaminya potong bakso yang kecil karena Melati tau sepertinya suaminya belum pernah makan makanan seperti ini.
"Aku tidak yakin, tapi baiklah." ucap Marvel akhirnya terpaksa mencoba makan yang terlihat tidak meyakinkan ini karena tidak sanggup untuk menolak istrinya yang menggemaskan ini.
Marvel awalnya merasa tidak terlalu pedas tapi lama kelamaan makanan ini ternyata sangat pedas dan bertambah pedas padahal Marvel hanya mencobanya sedikit tapi saat ini membuat Marvel gerah dan banjir keringat karena kepedasan.
"Suamiku apakah kamu kepedasan minum es dawet aja ya ini....," ucap Melati yang saat ini membantu Marvel minum es dawet yang ada di bungkus kantong plastik setengah kiloan. Walaupun Marvel sedikit merasa ragu tapi Marvel tetap mencobanya dan rasanya tidak buruk.
"Aku tidak menyangka ternyata minuman ini enak juga meskipun bentuknya tidak menyakinkan awalnya...," ucap Marvel yang saat ini tersenyum lega karena rasa pedasnya berkurang.
"Wajah mu sangat berkeringat..., sepertinya kamu memang tidak bisa makan makan pedas," ucap Melati yang saat ini membantu memberikan wajah suaminya yang berkeringat dengan tisu membuat Marvel merasa sangat senang karena istri kecilnya ini begitu sangat baik dan perhatian.
Walaupun memang saat ini Marvel harus menerima jika makan makanan pedas adalah salah satu kekurangannya, Marvel tidak kuat menahan pedas karena lidahnya seperti sedang terbakar walaupun itu hanya sedikit.
"Iya maaf ya, aku tidak bisa memakan makanan itu.....," ucap Marvel yang saat ini entah berapa mengesampingkan egonya hanya untuk membuat istrinya agar selalu merasa nyaman bersamanya.
"Tidak masalah Kakak bisa makan makanan yang satunya lagi tanpa saus dan sambal mungkin kakak akan suka?" ucap Melati yang sebenarnya tidak yakin dengan pendapat kali ini karena lidah orang yang terbiasa makan makan yang mahal beda dengan lidah orang yang suka makan makanan murah seperti Melati.
Marvel tentu saja tetap mencoba meskipun sedikit ragu, Marvel bahkan baru menyadari jika dari tadi Melati terus memanggilnya dengan panggilan Kakak Melati telah memilih panggilan itu untuknya yang terdengar cukup baik dari pada tuan.
"Emmmmm ini enak," ucap Marvel yang ternyata menyukai makan ini tanpa tambahan kecap, saus ataupun sambal yang malah membuat Marvel menyukainya.
"Alhamdulillah akhirnya kakak menyukai makanan itu," ucap Melati yang merasa lega. Marvel fokus makan karena menurut Marvel Makan ini sangat lezat dan harus segera dihabiskan keburu dingin.
"Masih ada?" ucap Marvel yang merasa masih kurang.
"Ada kebetulan bapak tadi belinya 3 porsi 1 yang pedas 2 yang biasa." ucap Melati yang menyiapkan satu porsi lagi bakso untuk suaminya yang dengan cepat dimakan oleh Marvel dengan begitu cepat.
"Seperti kakak benar-benar lapar, makannya dengan perlahan saja takut tersedak." ucap Melati yang hanya membuat Marvel tersenyum manis karena tidak hanya menasehati saja Melati juga selalu membersihkan wajah Marvel yang sedikit berkeringat tapi kali ini bukan karena kepanasan tapi karena sedang makan makanan yang masih agak panas.
"Ini adalah pengalaman makam di mobil yang paling sangat membahagiakan." ucap Marvel yang saat ini hanya membuat Melati tersenyum karena bagi Melati suaminya ini sangat lucu.
"Kakak berbicara seakan sebelumnya tidak pernah makan di mobil saja sama seperti ku...," ucap Melati yang menggangap ucapan suaminya itu hanya sindiran untuknya.
"Tidak aku memang belum pernah makan seperti ini sebelumnya." ucap Marve sambil minum es dawet saat ini, memang Marvel selalu makan ditempat makan ataupun dirumah tidak pernah makan di mobil.
"Wah itu berarti kita memiliki pengalaman yang sama, bedanya aku memang tidak memiliki mobil dari dulu sedang kakak sebaliknya." ucap Melati sambil tersenyum manis membuat Marvel berfikir jika sebelumnya dirinya tidak pernah kepikiran untuk makanan didalam mobil sendirian tentunya walaupun ada orang kepercayaannya disampingnya tapi mereka seperti robot yang begitu kaku sama seperti Marvel sebelum bertemu Melati.
"Kakak mengapa kamu melamun kamu tidak ingin mencoba telur gulung ini ya, kamu sudah kenyang?" ucap Melati yang bingung karena suaminya dari tadi hanya terlihat diam setelah menghabiskan 2 porsi bakso dan 2 bungkus es cendol.
"Belum..., mau....," ucap Marvel saat ini ingin Melati menyuapinya yang langsung saja Melati yang peka pun melakukan tugasnya.
"Bagaimana rasanya?" tanya Melati penasaran.
"Emmmmmm, enak. Mau lagi...," ucap Marvel. Hal ini membuat Melati tersenyum ternyata tidak hanya Melati yang menyukai makanan pinggir jalan tapi suaminya juga.