Anya mendiamkannya sejak tadi. Sepulang kerja yang gadis itu lakukan adalah langsung mandi dan mengurung diri di dalam kamar. Hal ini tentu membuat Xav ketakutan, kemarahan seorang wanita memang selalu mengerikan. Seolah bisa membunuh tanpa menyentuh.
Biasanya Anya akan membawakan makan malam untuk suaminya.Tapi kali ini ia datang dengan tangan kosong.
"Aku belum makan ..." rengeknya sambil mengelus perutnya. Tapi Anya tak bereaksi, gadis itu tetap menyibukkan diri dengan laundry yang baru saja diambilnya.
"Aku kelaparan...." katanya lagi dengan suara memelas. Lagi-lagi Anya tidak memberikan respon seperti yang Xav harapkan.
Brak!
Gadis itu justru kembali masuk ke dalam kamar, dan menutup pintunya dengan kasar.
"Huffft!!" Xav melenguh. Merasa usahanya untuk mendapatkan reaksi dari Anya gagal.