"Sayang, aku berangkat dulu, ya." Nazam mengecup kening Sofia setelah dia selesai dengan sarapan paginya. Sarapan yang dibuat oleh Bi Sari dan Sofia sang belahan hati yang mengambilkan nasi serta lauknya sepiring penuh. Pakai cinta tentunya.
Namun Sofia masih saja cemberut bahkan ketika satu ciuman hangat suaminya telah mendarat semulus pesawat turun landasan.
Bukan tanpa alasan. Sofia bersikap begini karena sedang kesal pada Nazam setelah sebelumnya dibuat malu habis-habisan. Sampai dia tak punya muka untuk bertemu sang mertua.
Akhirnya, yang bisa dia lakukan adalah tetap tinggal di rumahnya demi menjaga kewarasan yang hampir hilang kendali.
Bagaimana bisa anak dan ibunya satu frekuensi? Orang habis perang malam pertama malah terus digoda-godai. Sudah rasa perihnya belum hilang, digoda ini dan itu oleh suaminya yang usil membuat ia sedikit kehilangan kesabaran.
'Uh, malu banget.'
"Masih aja cemberut, sih? Senyum, dong."
"Ogah! Siapa bilang ngomong gitu ke mama? Malu tahu!"