Nazam sampai ke kediaman keluarga Sofia sekitar pukul sepuluh malam. Lewat sedikit mungkin. Bibirnya berhenti tersenyum kala ingat wajah sang istri tercinta.
"Bunga mawar katanya tanda cinta, dan sengaja aku bawa buat Sofia. Nggak kebayang seri-seri wajahnya nanti ada di antara rona wajahnya yang semerah tomat."
Andaikan ada Mulyo sekarang, pasti dikatai gila lagi. Entah sudah berapa kali sekretarisnya diam-diam mengatainya begitu. Saking sebalnya lihat kelakuan bos besarnya.
KRANG!
Gerbang utama dibuka. Alangkah kagetnya Nazam karena Sofia yang menyeretnya ke samping.
"Loh, Yank kenapa kamu yang bukain? Bi Sari ke mana?" Kepalanya menyembul keluar dari jendela kaca.
"Pulang ke rumahnya tadi sore, katanya anaknya sakit. Besok Bi Sari cuti kerja. Bulan ini emang belum ambil cuti."
Raut wajah Sofia masih dingin, Nazam tahu istrinya pasti masih marah.