Ariela dan Rey masih menunggu Ibu Elise di rumah sakit. Sejak tadi, Rey juga tidak menggerakkan tubuhnya. Ia masih menjaga kekasih hatinya yang terlihat sangat kelelahan.
Wajah cantiknya terlihat sembab. Rey tersenyum tipis, ia mengusap pipi wanitanya itu dengan lembut.
"Semuanya akan baik-baik saja. Kamu jangan cemas ya," ucap Rey pelan.
Kini Rey sedang menunggu pendonornya datang. Beruntung, orang-orang kepercayaannya bisa membawa orang itu datang ke rumah sakit ini dan mereka masih berada di dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Rey melihat makanan yang dibawakan Bibi. Ia harus membangunkan Ariela, sudah waktunya makan. Tapi sejak tadi, wanita itu tidak membuka kedua matanya sama sekali. Rey jadi cemas.
Rey menggenggam tangan Ariela. Membuat wanita itu mulai terusik.
Ariela membuka kedua matanya. Menatap pria yang ada di hadapannya saat ini.