Sari memejamkan mata sambil menghirup udara pagi yang selalu menemaninya saat berjalan menuju sekolah, tak lupa sesekali ia memperhatikan angkutan umum yang hilir mudik di jalanan berisi anak sekolah yang sebagian berseragam sama sepertinya.
*Di sekolah
Tettt… tettt...
Bel tanda istirahat sekolah berbunyi, semua murid bersorak kegirangan, teman-teman Sari mulai berjalan satu persatu keluar kelas, mereka menyerbu gerobak jajanan yang seolah sedari tadi memanggil mereka, pusat jajanan yg tadi sepi menjadi padat.
Ya itulah pemandangan kala jam istirahat sekolah.
"Hey sari, makan mie ayam yuk," Fani menepuk pundak sari.
"eh, gak lah uangku ga ada lagi" sahut Sari dengan sedikit malu-malu, karena uang jajannya ga akan cukup untuk membeli mie ayam.
"Yaudah aku yang bayarin deh," ucap Fani dengan tersenyum ramah.
"oke." dengan semangat Sari menjawab.
Mereka bergegas ke belakang sekolah tempat tongkrongan mamang penjual mie ayam terenak di sekolahnya.
Ooiya.. Fani itu adalah teman sekelas sekaligus sebangku Sari, dari kelas satu SMA mereka selalu satu kelas, padahal setiap kenaikan kelas selalu diacak pembagian kelas, tapi mereka selalu kebagian satu lokal entah cuma kebetulan atau mereka yang tidak bisa dipisahkan.
Fani itu sahabat baik Sari, mereka berdua sama-sama gadis yang biasa saja, hanya bedanya Fani itu orangtuanya memiliki pekerjaan lebih mapan, jadi uang jajannya lumayan cukup banyak, makanya gadis itu bisa mentraktir Sari dengan uang sakunya.
"Mang mie ayamnya 2 mangkok ya!" pinta Fani ke mamang mie ayam
"Oke siap, pedas kaya biasa kan neng?" Tanya mamang sambil tersenyum
"Iya dong, kalau ga pedas ga nendang mang hehe," jawab Fani sambil tersenyum.
"Eh neng Sari, lama ga keliatan nih kirain udah nikah," goda si mamang ke Sari
"Ih mamang apaan sih, masa iya masih sekolah tiba-tiba nikah sih," jawab sari sambil cemberut tapi tetap bergurau
"Ya kan kali aja neng, soalnya dulu juga kan mamang ngelamar istri mamang pas dia masih kelas satu SMA LHO," goda si mamang lagi.
"Ih mamang kebelet banget ya, sampe istrinya masih sekolah malah di ajak kawin sih," ejek Fani bergurau
"Namanya juga laki-laki neng, kalau udah suka takut kelamaan entar di ambil orang," mamang memberikan alasan.
"Wah gentlemen juga ya si mamang langsung ngajak nikah tu cewek," puji Fani.
"Yauda mang, antar ke tempat biasa ya, udah laper banget ni!" pinta Sari sambil menunjuk ke arah tangga tempat biasa mereka menyantap mie ayam.
"Oke siap neng-neng yang cantik," jawab mamang bersemangat.
Sari dan Fani menikmati mie ayam sambil duduk di tangga, dan tidak lupa kebiasaan mereka sambil mengobrol ringan, 'ngobrolin apa ya' desis keduanya, ya apalagi kalau bukan tentang cowok yang mereka taksir satu sama lain,
Mereka berdua sama-sama gadis polos yang belum pernah pacaran, beraninya cuma suka-suka saja hmm... seperti itu pun sudah bikin hati mereka berbunga-bunga.
"Eh Fan, gimana kelanjutan pdkt kamu sama si Jordi?" Tanya Sari sambil mengunyah mie ayam di mulutnya.
"Masih biasa aja Sar, soalnya kak Jordi itu agak sedikit pendiam jadi aku bingung mau ngobrolnya dari mana," jawab Fani sedikit mengeluh.
"Ya sabar aja Fan, mungkin butuh waktu buat Jordi akrab sama kamu," Sari menenangkan sahabatnya.
"Iya Sar, aku sih bukan mau jadian sama dia, aku cuma pengen akrab aja sama dia, huh..hahh.." sahut Fani mangap-mangap kepedasan
"Tu..kamu sih mintanya kepedasan, ni minum dulu!" Sari memberi segelas minum yang memang disiapkan si mamang buat mereka.
"Pedes tapi enak hehe, oiya apa kabar ni anak tukang warung pujaan hatiku," goda Fani ke Sari.
spontan Sari terbatuk gara-gara mendengar pertanyaan Fani yang menggoda," ehem.. tadi pagi aku habis ketemu dia, dan dia menyapa aku," dengan semangat Sari menyahuti Fani.
"Wuidih.. jangan-jangan dia juga suka sama kamu lho," Fani makin menggoda.
Sari tersipu malu, ya memang itu yang Sari harapkan cintanya dibalas oleh Sandi tapi.. sari tersadar Sandi itu kan anak pak Wawan yang lumayan berada, tampangnya pun keren sementara Sari hanya anak orang biasa yang penampilannya pas-pasan.
"Ga lah Fan, aku cuma mengagumi dia aja, aku ga berharap lebih, bisa lihat dia aja aku udah senang," jawab Sari pesimis.
"Kamu jangan gitulah, kita kan ga tahu hati seseorang," Fani meyakinkan sahabatnya ini.
"Iya si Fan, tapi.. cewek biasa aja kaya aku susah lah menaklukan hati kak Sandi," Sari manyun.
"Semoga kita bisa mendapat balasan cinta dari cowok-cowok pujaan hati kita ya Sar, aku penasaran deh gimana ya jadinya kalau salah satu dari kita punya pacar," Fani antusias
"Pasti seru ga sih, kaya Amel sama Dion selalu berdua, kemana-mana selalu ditemani, di antar jemput pake mobil mewahnya," ucap sari menghayal.
Iya Amel dan Dion, sepasang kekasih yang hits banget di sekolah,karena keromantisan kedua sejoli itu, ditambah lagi mereka sama-sama anak orang kaya jadi tak terlihat ada hambatan apapun di hubungan mereka, siapapun yang melihat kedua sejoli itu bakal iri and baper deh, tak terkecuali juga Sari dan Fani.
*Siang itu
Hari ini Sari tampak berbeda, entah ada angin apa ia tampak anggun mengenakan dress cream yang pas di badannya, ia sangat menikmati alunan musik klasik yang mengiringi kesendiriannya, sambil memejamkan mata ia merasa begitu tenang, semakin terhanyut dengan indahnya melodi demi melodi hingga Sari tak menyadari kalau sudah ada seseorang dibelakangnya, ternyata seseorang itu sudah memperhatikan Sari sejak tadi.
"Aku mencintaimu Sari," bisiknya pelan di telinga Sari
Deg.. jantung Sari berdebar, ia terkejut akan suara itu, lebih tepatnya terkejut dengan ucapan seseorang itu.
Wajah Sari memerah bak udang rebus, ia penasaran siapa yang beraninya melingkarkan tangan di pinggangnya, dan memberi kehangatan yang menenangkan di sanubarinya.
"Ka..kamu," lirih Sari pelan dan gugup, ia memberanikan diri menoleh ke arah seseorang yang pertama kali mengucapkan cinta padanya.
Kini sepasang mata mereka bertemu, tatapan keduanya begitu dalam seakan menyiratkan mereka saling mencintai, Sari menatap dalam-dalam wajah laki-laki itu, begitu dekat sehingga mereka bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.
"Aku menunggu momen ini sudah lama, dan Aku memendam perasaan ini juga sudah lama Sari," ucap laki-laki itu pelan, sambil menggapai lembut kedua tangan Sari.
Sari menunduk, bukan karena ia tak menyukai ucapan itu, tapi ia merasa tersipu dan malu akan pengakuan cinta dari seseorang di depannya ini.
"Maukah kau menjadi kekasiku Sari?" Pinta lelaki itu merayu dan manja.
Seolah angin pun bersorak bahagia, dan langit pun ikut bergembira, sama dengan perasaan Sari saat ini yang tak menyangka jika laki-laki yang selama ini ia cintai ternyata juga membalas cintanya, rasanya dunia sekarang terasa hanya miliknya.
"I..iya Aku mau," ucap Sari pelan sambil tersenyum malu menatap wajah lelaki itu.
Iya ternyata dia Sandi sang pujaan hati, Sandi membalas senyuman Sari, ia memancarkan aura yang berkharisma seakan menyiratkan kebahagiaan atas jawaban Sari, mata mereka kembali bertemu, saling memandangi orang yang mereka cintai, seandainya waktu bisa berhenti sejenak mungkin mereka tak ingin beranjak dari momen ini.
Sandi kembali melingkarkan tangannya ke pinggang Sari, namun berbeda dengan tadi, saat ini Sandi telah berhadapan dengan gadis itu, tatapan keduanya begitu dalam, dan mereka berdua menikmati setiap hembusan nafas dan tiupan angin yang menyelimuti namun bukan dingin yang dirasakan melainkan kehangatan.
Kini jarak keduanya semakin dekat, degupan jantung mereka bisa terdengar satu sama lain, darah di sekujur tubuh terasa bergejolak, bagaimana tidak ini momen yang selalu diharapkan oleh sepasang kekasih, entah kapan itu dimulai.. sekarang mata mereka sama-sama terpejam dan pembuktian cinta telah nyata, Kini bibir sepasang kekasih itu telah menyatu, menyatu dalam ikatan hati yang saling mencintai, Sandi terhanyut menikmati bibir merah Sari yang lembut, begitupun dengan Sari ia seakan terbuai akan belaian bibir hangat Sandi hingga tak sadar ia telah melingkarkan kedua tangannya di leher Sandi seakan meminta lebih lama dan lebih dalam lagi, keduanya seakan tak ingin beranjak dari momen yang berkesan ini.
Sari perlahan membuka matanya, ia tetap memandang lelaki di depannya ini, lelaki yang telah membuat hatinya berbunga-bunga dan lelaki yang memberikan rasa nikmat yang belum pernah dirasakannya. Sari tersipu malu sambil menunduk ke bawah, sulit dijelaskan gambaran hatinya saat ini, ia hanya bisa terdiam dan tersenyum mengingat kejadian yang baru saja mereka lalui sebagai sepasang kekasih.
"Aku sangat mencintaimu Sari," lagi kalimat yang membuat dada Sari berdesir diucapkan Sandi dengan sungguh-sungguh.
"Aku juga mencintaimu kak," jawab Sari pelan dan manja
Seraya menyambut pelukan lelaki itu, Sandi memeluk erat tubuh Sari seakan memberi tahu pada dunia kalau Sari adalah miliknya dan tak akan ada yang boleh menyentuh wanita pujaannya ini selain dia.
Tiba-tiba…
"Sari bangun!!" Teriakan ibu mengagetkan sari yang tengah asik memeluk guling yang tampak tak padat lagi.
Spontan Sari terbangun dan membuka mata, "astaga," Sari terkejut mendengar teriakan ibunya di depan pintu kamar.
"Kamu tidur siang tumben lama banget Sari?" Tanya ibunya sedikit ketus.
"Iya mak, maaf habis cuaca diluar mendukung sih, jadi kebablasan tidurnya," Sari memberi alasan.
"Mending kamu cuci muka, habis tu kamu jahit ini kebaya mak waktu dulu, bisa kamu pakai saat perpisahan sekolah mu minggu depan!", Ibunya menyuruh Sari sambil memberi sehelai baju kebaya berwarna cream kepada Sari.
Sari mengambil kebaya yang modelnya ya bisa dibilang biasa saja tapi cukup manis untuk dikenakan saat perpisahan sekolahnya minggu depan kelak, 'huh..ternyata cuma mimpi' gumam sari pelan.
Sesuai kiasannya bunga tidur, iya membuat hati Sari berbunga-bunga walau hanya memeluk bantal guling lusuhnya, mungkin ini akan menjadi tidur siang terindah sepanjang hidup Sari saat ini, wah kira-kira bisa ga ya mimpi Sari jadi kenyataan atau mungkin lebih dari itu, kita tunggu saja ya, semoga cinta Sari tak bertepuk sebelah tangan.