Setiap hari Ariela semakin mencemaskan kondisi ibunya. Walau ada yang menjaganya kalau ia pergi kerja. Tetap saja, Ariela tidak bisa tenang kalau ia tidak melihat sendiri bagaimana ibunya selama ia tidak ada.
Ariela menatap wanita paruh baya yang ada di hadapannya. Ia merasa sangat sedih. Wajahnya yang pucat. Kedua matanya yang tidak bisa melihat dengan jelas. Membuat Ariela tidak ingin meninggalkannya. Tapi jika ia tidak kerja bagaimana ia bisa mendapatkan uang?
Ariela mendesah. Ia membantu ibunya untuk makan. Makanan sederhana yang penuh dengan nikmat. Rasanya lebih istimewa dari pada makan di restoran.
"Ibu bisa makan sendiri, Sayang."
Ariela tahu kalau ibunya berbohong. Ia tidak tahu lagi bagaimana cara melarang ibunya untuk tidak makan sendiri.
Ariela jadi mengingat ucapan Rey. Pria itu bisa membantu mencarikan Dokter terbaik. Dan ia bisa melihat ibunya sembuh. Ariela merasa harus menerima tawaran itu. Walau sebenarnya ia tidak mau. Tapi melihat ibunya sangat menyukai Rey. Tidak ada salahnya mencoba niat tulus Rey. Ia harus menemui Rey nanti.
"Bu ..., Apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Ariela di dalam hatinya. Ia terdesak saat ini. Apa lagi orang yang sangat dicintainya sudah lama sakit seperti ini.
Tidak aku tidak boleh lemah. Aku harus tetap bekerja seperti biasanya, batin Ariela.
Akhirnya siang pun datang. Ariela dengan berat hati harus meninggalkan ibunya setela libur usai. Ariela akan melakukan aktivitas seperti biasanya dan ia akan kembali di saat hari libur datang.
Setelah berpamitan. Ariela pergi meninggalkan rumahnya. Orang yang biasa menjaga ibunya juga sudah datang. Wanita itu sangat baik dan sangat telaten dalam menjaga ibunya. Mereka semua tidak tahu apa pekerjaan Ariela.
Ariela merasa harus cepat pergi sebelum ia berubah pikiran. Ariela langsung keluar dari rumah. Ia menuju halte bis dengan berjalan kaki. Walau sedikit jauh dan matahari cukup terik. Itu tidak membuat semangat Ariela memudar.
Wanita itu menunggu sejenak di halte bis. Ia melihat jam di pergelangan tangannya. Jangan sampai ia datang terlambat dan mengecewakan Madam yang sudah baik padanya.
Ariela melihat bis datang. Ia mengeluarkan card miliknya lalu menempelkan di mesin card saat memasuki bis itu.
Ariela mencari tempat duduk. Ia melihat ada bangku yang masih kosong. Wanita itu duduk lalu ia mengeluarkan ear phone dari tasnya dan memakainya.
Ariela menikmati perjalanan ini sambil mendengarkan musik kesukaannya.
Di sisi lain.
"Saya tidak tahu apa yang ada di pikiran kalian semua! Saya sudah memberikan pekerjaan yang layak untuk kalian. Dan gaji yang saya berikan juga tidak kecil. Tapi kenapa kalian masih berniat untuk berhianat denganku? Apa selama ini Perusahaan tidak memberikan yang terbaik pada kalian? Apa kalian sengaja ingin menghancurkan Perusahaan saya?" ucap Rey dengan nada dingin. Wajahnya pun terlihat sangat tegas dan menyeramkan. Aura amarah mulai terasa. Ruangan yg dingin itu pun terasa semakin dingin.
Para pemegang saham dan beberapa staff lainnya terlihat kesulitan saat menelan salivanya. Bos yang mereka banggakan itu kali ini terlihat tidak biasa-biasa saja. Ada rasa takut dalam diri mereka. Mereka yang ada di sana merutuki orang yang sudah berhianat pada Rey.
Siapa orang itu? Kenapa dia tega melakukan ini? Apa maksud dan tujuannya? Ternyata jadi orang besar pun cukup sulit dan tidak mudah. Karena ulah seseorang saja bisa menghancurkan segalanya.
Rey menatap tajam ke arah semua pegawai yang ada di ruang meeting itu.
"Silahkan serahkan diri kalian sebelum saya sendiri yang bertindak. Kalian tahu bukan kalau saya tidak suka dengan penghianat?" ucap Rey dengan nada meninggi. Pria itu langsung berdiri meninggalkan ruang meeting. Rey merasa tikus-tikus di perusahaannya mulai menampakkan diri. Dan sepertinya ia harus bertindak cepat sebelum merugikan Perusahaan.
Rey mengambil ponselnya dari saku celana. Ia melihat pesan dari anak buahnya. Melihat sebuah foto yang mampu membuatnya mengukir senyum. Seberat apa pun masalah yang sedang dihadapinya. Ia merasa tenang saat melihat wajah cantik wanita pujaannya itu. Rey sungguh menyukai wanita itu. Tapi ia masih sedikit gengsi untuk menyatakan cinta. Rey merasa cinta tidak perlu diungkapkan dengan kata-kata. Tapi perlu dibuktikan dengan tindakan. Itu yang biasanya wanita sukai.
Rey menatap lekat-lekat foto itu. Ia jadi semakin rindu. Andai saja Ariela sudah menerima tawaran darinya. Pasti ia senang karena ada seseorang yang menunggunya di rumah.
Ariela melihat jam di tangan. Ia akan menemui Ariela nanti. Rey sudah meminta Madam agar hanya dirinya saja yang bisa bertemu dengan Ariela. Rey tidak ingin ada pria lain yang menyentuh tubuh wanita itu. Karena mulai detik ini Ariela adalah miliknya.
Rey menekan nomor seseorang. Ia berbicara dengan serius. Para tikus-tikus di perusahaannya harus segera dimusnahkan.
Malam hari.
Ariela sedang mempersiapkan dirinya. Ia harus menerima kenyataan pahit ini lagi. Bekerja sebagai wanita penghibur dan menggoda para lelaki hidung belang.
Madam datang menemui Ariela.
"Rey sudah menunggu," ucap Madam.
Ariela nampak kaget. Ia pikir pria itu tidak akan menemuinya. Sudah beberapa hari mereka bertemu. Dan Ariela jadi merasa terbiasa juga. Hanya saja, pikiran tentang tawaran Rey itu yang membuat dirinya jadi semakin tak tenang. Ia takut salah jalan nantinya.
Ariela mendesah dengan kasar. Lalu ia menganggukkan kepalanya.
"Rileks sayang. Jangan cemas, lagi pula ini bukan yang pertama kan?" ucap Madam sambil memijat bahu Ariela. Ia jadi terkekeh sendiri. Padahal Ariela sudah terbiasa bertemu dengan Rey tapi ia bisa melihat betapa gugupnya Ariela hari ini.
"Apa ada yang mengganggu pikiran kamu?" tanya Madam. Untung saja hanya ada mereka berdua di sana. Yang lain sudah pada keluar semua. Karena ini weekend. Para pengunjung yang datang lebih banyak dari biasanya. Makanya mereka semua langsung memburu mangsanya dengan cepat.
Ariela menggelengkan kepalanya. "Aku baik-baik saja, Madam. Jangan cemas."
"Ya sudah, cepat temui Rey. Dia ada di ruangan saya."
Ariela mengangguk. Kalau tahu Rey datang. Lebih baik ia tidak perlu merias wajahnya setebal ini. Tapi sudah terlanjur. Ariela juga tidak bisa menghapusnya lagi.
Ariela langsung menemui Rey dengan pakaian seksinya. Lekukan tubuhnya semakin terlihat sempurna. Membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona dengan kecantikan dan keindahan tubuh Ariela.
Banyak pria yang antri untuk bisa bermalam dengan Ariela. Tapi sayangnya saat ini akan sulit untuk mereka mendapatkan kesempatan itu. Ariela sudah ada yang memilikinya. Dan hanya pria itu saja yang bisa menyentuh dan menikmatinya.
Rey tidak mengedipkan matanya saat melihat Ariela datang. Aroma tubuhnya yang harum, wajahnya yang cantik mengalihkan dunia Rey. Pria itu selalu tenang saat berhadapan dengan Ariela. Kehadiran Ariela memang mengubah sedikit sikap Rey yang tadinya dingin kini menjadi lembut. Dan itu berlaku hanya dengan Ariela saja
Bersambung