Chereads / WANITA-MALAM / Chapter 28 - Pergulatan Di Pagi Hari

Chapter 28 - Pergulatan Di Pagi Hari

Di dalam ruang kamar yang luas itu, dua insan yang habis memadu kasih pun akhirnya terlelap.

Rey memeluk pinggang Ariela sambil menyembunyikan wajahnya di balik punggung Ariela yang masih polos itu.

Hangat dan nyaman, itulah yang Rey rasakan. Pria itu sungguh merasa malamnya akan selalu indah jika wanita yang diinginkannya ini terus berada di sampingnya.

Rey masih menunggu jawaban Ariela. Wanita itu sungguh membuat Rey terpikat, hanya saja. Pria itu tidak menyatakannya secara langsung. Tapi ia menunjukkan kepedulian dan rasa kasih sayangnya dengan sebuah tindakan.

Mentari pagi yang bersinar terang mulai mencari celah agar bisa masuk ke dalam ruang kamar di mana sepasang kekasih masiih bergulat di dalam selimut.

Pagi ini Rey sudah terbangun, tapi ia enggan untuk turun dari ranjang tidurnya.

Ariela mulai merasa terusik saat ada pergerakan dari balik selimut.

Rey masih diam, tapi adik kecilnya yang membuat Ariela terbangun. Benda tumpul itu juga ikut terbangun di saat pagi hari tiba.

Ariela mengerjapkan kedua mata indahnya berkali-kali. Ia melihat sekitarnya dan mengingatnya jika tadi malam, ia telah melakukan pekerjaannya hingga pagi.

Seluruh tubuh Ariela terasa sangat sakit. Ia ingin bangun, tapi ia bisa merasakan hangatnya tangan Rey yang sedang memeluknya.

Dengan hati-hati Ariela mencoba melepaskannya. Tapi Rey semakin menahannya.

Rambut-rambut halus di tubuh Ariela seketika berdiri saat merasakan bibir basah Rey menyentuh punggungnya.

Rey mencium sambil menikmati aroma tubuh Ariela yang sudah menjadi candu untuknya.

"Selamat pagi, Baby."

Suara serak Rey langsung membuat sekujur tubuh Ariela menegang. Entah kenapa Ariela merasakan hal itu. Ia benar-benar tidak tahu. Yang Ariela rasakan, ia sudah terbiasa dengan kehadiran Rey. Jadi, Ariela merasa tidak perlu melakukan hal seperti ini pada pria lainnya lagi.

Ariela tidak berani menggerakkan tubuhnya. Tapi Rey sudah tahu kalau wanitanya sudah bangun.

Rey membalik tubuh Ariela. Wajah cantik khas bangun tidurnya terlihat dengan sempurna. Ariela selalu bisa memancarkan energi positive untuk Rey.

Ariela menatap wajah Rey yang terlihat semakin memesona. Pria itu benar-benar menawan.

Rey menarik belakang pinggan Ariela hingga membuat tubuh polos mereka saling bersentuhan.

Rey bisa merasakan tangan Ariela yang sedang menyentuh dadanya.

"Rasanya sangat indah setiap kali melihat kamu di pagi hari."

Ariela yang mendengarnya hanya bisa tersenyum tipis.

"Sebenarnya, apa yang membuat kamu begitu menginginkanku?"

Kali ini Ariela ingin sekali mengetahuinya. Padahal mereka belum lama saling kenal tapi lelaki yang ada di hadapannya ini selalu saja memaksa untuk bersama dengannya.

'Apa dia memiliki maksud terselubung?'

Ariela terus berpikir positive. Tapi sayangnya, pikiran negative-nya selalu mengalahkan segala yang ada di dalam pikirann positive-nya.

Rey tersenyum, ia menyentuh dagu runcing Ariela lalu mengecup singkat bibir manis yang menggoda itu.

"Semuanya, aku suka semua yang ada di dalam diri kamu. Wajahmu yang cantik, tubuhmu yang indah. Dan hati kamu, aku bisa merasakan sesuatu yang berbeda. Kamu tidak seperti wanita pada umumnya. Itu yang membuat aku tertarik padamu."

Ariela menarik sebelah alisnya. "Kenapa kamu bisa menyimpulkan seperti itu? Belum tentu aku ini orang baik."

Rey tersenyum, sebelah tangannya mulai menyentuh tubuh Ariela.

"Karena kamu berbeda. Dan kamu selalu bisa membuat hati aku tenang dan kamu selalu bisa membuat aku terpuaskan."

Rey langsung merubah posisinya. Kini ia berada di atas tubuh Ariela. Menatap wanita itu dengan penuh rasa cinta tanpa Ariela tahu bagaimana perasaan Rey sebenarnya.

Rey mulai mengulum bibir manis yang sejak tadi ingin dicecapnya. Rey sangat menikmati sambutan pagi yang indah ini.

Mendapatkan serangan tiba-tiba dari Rey membuat Ariela hampir saja tidak bisa menyeimbangkannya. Tapi beruntung, Rey memberikan kelembutan yang membuat Ariela terbuai.

Ariela semakin merasakan sesuatu yang membuat tubuhnya kembali merasakan sensasi yang sangat panas.

"Rey …"

Rey mulai menurunkan pandangannya, ia mulai menikmati leher jenjang Ariela yang begitu indah. Bahkan Rey tidak segan memberikan tanda cinta di beberapa titik kesukaannya. Padahal tanda yang sebelumnya belum menghilang sepenuhnya. Tapi Rey sudah menambahkannya lagi.

Ariela terus mengeluarkan suara rintihan sambil terus bergeliat. Rey selalu berhasil menyentuh bagian tubuhnya yang sensitive. Hingga membuat Ariela selalu terkalahkan. Rey selalu membuat wanitanya merasakan terpuaskan. Pria itu selalu berhasil membuat wanitanya menjadi candu pada percintaan panas ini.

Ariela mulai mencengkram erat sprei berwarna putih itu. Ia semakin tidak bisa menahannya saat jari jemari Rey mulai menyentuh area pahanya. Pria itu kembali mencecap setiap inci dan tidak ingin melewatinya walau hanya sedikit saja.

Padahal tadi malam, Rey terus memberikan pertempuran panas tanpa henti. Paling-paling mereka hanya beristirahat sejenak dan Rey kembali menerkam tubuh Ariela hingga membuat wanita itu benar-benar terasa lemas.

Masih merasakan sakit di seluruh tubuhnya, kini Rey sudah kembali menyentuhnya. Memberikan sebuah kenikmatan yang tidak akan pernah bisa dilupakan oleh Ariela.

Ariela merasa sangat tidak berdaya. Ia sudah pasrah saat dirinya sudah mencapai puncak klimaksnya. Tapi Rey masih melakukan apa yang diinginkannya.

Tiga jam kemudian.

Ariela benar-benar merasakan lelah yang luar biasa. Baru kali ini ia melayani pelanggan tanpa henti. Tidak biasanya Ariela melakukannya sampai berkali-kali seperti ini. Paling banyak hanya dua kali, itu pun dengan bonus tambahan yang akan diberikan oleh pria yang sudah menidurinya.

Ariela memang sempat berpikir ingin menjadikan Rey yang terakhir. Karena tidak selamanya ia akan menjalani hidup seperti ini. Hanya saja, Ariela masih merasa tidak bisa menerima tawaran Rey. Selain tidak mencintai pria itu. Arieala merasa tidak pantas untuk Rey. Pria itu memiliki segalanya, harta, jabatan dan kekayaan yang tidak akan pernah habis. Tapi Ariela sendiri merasa terkutuk, ia hanya seorang wanita malam yang hanya mampu membuat para pria terpuaskan.

Dunia mereka jelas sangat berbeda. Ariela masih memikirkan hal itu, walau Rey tidak mempermasalahkannya. Lantas bagaimana dengan keluarganya? Pikiran itu terus menghantui Ariela. Ia tidak mengerti kenapa ia tidak diberikan sosok pria sederhana yang penyayang saja. Bukan pria misterius seperti Rey.

Ariela kembali memejamkan kedua matanya. Ia benar-benar lelah, tidak peduli dengan perutnya yang sudah terasa sangat lapar.

Rey yang melihatnya hanya bisa tersenyum teduh. Ia mengecup singkat dahi Ariela sebelum turun dari ranjang tidurnya.

Rey menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Dan setelah itu, Rey menuju ruang makan. Ia meminta pelayan untuk membawakan makanannya ke kamar saja. Rey merasa, Ariela pasti tidak akan mampu turun dari ranjang tidurnya karena ulahnya yang sudah kelewatan.

Tapi jangan salahkan Rey, salahkan Adik kecilnya yang tidak bisa menahannya dan selalu saja ingin menjenguk milik Ariela yang harum dan menggoda itu. Dan siapa suruh juga Ariela selalu bisa mengundang hasrat di dalam tubuh Rey?

Bersambung