Chereads / Terjebak dalam Cinta Buku Novel / Chapter 27 - Aku Tidak Akan Menginginkan Barang Sisa Yang Tidak Dipilih Orang Lain

Chapter 27 - Aku Tidak Akan Menginginkan Barang Sisa Yang Tidak Dipilih Orang Lain

Shi Xi berdiri tegak begitu melihat kedatangan pria tersebut, "Kakak Pertama."

Pria yang masuk adalah Tuan Muda Pertama keluarga Shi, Shi Xu.

Sheng Yan pun langsung menegakkan tubuhnya, "Kakak Shi."

Shi Xu jauh lebih tua daripada mereka berdua. Dia juga kakak tertua dalam keluarga, Sheng Yan sering bermain dengannya sejak kecil, jadi otomatis mereka sudah akrab.

"Sheng Yan juga datang, ya." Shi Xu menatap keduanya sambil tersenyum, "Sepertinya sudah lama Shi Xi tidak tinggal di rumah."

Shi Xi berdehem dan memilih untuk mengubah topik pembicaraan, "Kakak Pertama, kenapa Kakak pulang begitu awal hari ini?"

"Aku ingin memberimu hadiah sebelum acara dimulai." Shi Xu kemudian mengeluarkan dua kotak brokat dari dalam kantong belanja yang ada di tangannya, "Ayo lihat, kamu suka yang mana."

Shi Xu membeli dua buah kalung, satu kalung dengan liontin bintang dan satunya berliontinkan bulan.

Semuanya cantik.

"Masing-masing untukku dan Ning Yu?" Tanya Shi Xi.

"Hhmm." Shi Xu mengangguk, "Kamu pilih-lah dulu, aku akan memberikan sisanya pada Ning Yu."

Dari kata-kata Shi Xu, dapat dilihat dengan jelas bahwa pria itu lebih menyayangi Shi Xi.

Dia jelas menempatkan Shi Xi di urutan pertama.

Shi Xi tanpa sadar teringat pada ucapan Lin Daiyu:

[Aku tahu, aku tidak akan menginginkan barang sisa yang tidak dipilih oleh orang lain.]

"Oh, aku akan bertanya pada Ning Yu yang mana yang dia suka." Shi Xi mengambil kedua kotak itu kemudian naik ke atas untuk menemui Ning Yu.

Shi Xu juga pasti peduli pada Ning Yu, kalau tidak, dia tidak akan membeli dua kalung.

Hanya saja dia terbiasa memanjakan Shi Xi, jadi tanpa sadar dia jadi memihak.

Hati orang itu abu-abu.

Sementara Shi Xu dan Sheng Yan agak terkejut saat melihat tindakan Shi Xi.

Mereka sudah sangat paham dengan karakter Shi Xi yang selalu ingin menjadi putri kecil yang manja.

'Tak disangka, ternyata Shi Xi masih punya waktu untuk mempertimbangkan perasaan orang lain.'

'Ini sangat aneh.'

"Apa yang Shi Xi bilang padamu barusan?" Tanya Shi Xu kemudian sambil memandang Sheng Yan.

"Dia baru akan memberitahuku, tapi Kakak keburu datang." Sheng Yan menebak-nebal apa yang ingin Shi Xi bicarakan padanya -- 'Apa yang dia inginkan dariku?'

  "

"Kalau begitu tanyakan lagi saja nanti." Shi Xu bertanya lagi, "Apa kamu mau ikut denganku ke ruang kerja?"

Sheng Yan mengangguk, "Oke."

Keduanya telah mengambil alih perusahaan masing-masing keluarga mereka, dan terkadang menjalin kerja sama bisnis.

Di sisi Shi Xi.

Setelah mengambil kalung tersebut, Shi Xi mengetuk kamar Ning Yu.

"Masuk."

Suara Ning Yu terdengar dingin dan tak berperasaan.

Shi Xi membuka pintu dan masuk, dia melihat Ning Yu yang sedang duduk di depan meja. Sementara layar komputer di atas meja terlihat menampilkan halaman game.

"Apa kamu sibuk?" Shi Xi tahu bahwa permainannya tidak bisa dihentikan.

"Dua menit lagi."

Shi Xi pun mengerti.

Butuh dua menit lagi untuk menyelesaikan game itu.

Shi Xi duduk di sofa dan hanya melihat halaman game yang Ning Yu mainkan.

Sepertinya itu adalah game 'Mimpi Jianghu'.

Shi Xi belum memainkannya, tapi dia sering melihat iklan game ini saat bermain ponsel.

Bagaimanapun, tingkat publisitasnya berhasil menarik perhatian banyak gamer untuk memainkannya.

Ning Yu menekan tangan kirinya di atas keyboard, sementara tangan kanannya mengendalikan mouse. Halaman depan game tersebut terlihat sangat membingungkan.

Dua menit kemudian, tulisan 'menang' besar muncul di halaman depan.

Setelah menghentikan gerakan tangannya, Ning Yu memutar kursinya menghadap Shi Xi, "Ada apa kamu menemuiku?"

Shi Xi mengeluarkan dua kotak perhiasan tadi, "Kakak Pertama membeli dua kalung, kamu suka yang mana?"

Shi Xi mengeluarkan kedua kalung itu, baik liontin bulan atau bintang, keduanya sama-sama berkilau.

Kedua kalung itu juga sama cantiknya.

"Terserah." Ning Yu hanya meliriknya sebentar sebelum membuang muka.