Tidak bisa dipungkiri bahwa Tao Yuxuan memang memenuhi syarat sebagai karakter pendukung antagonis.
Dia langsung memintanya melawan sang tokoh utama karena dua hal terpenting.
'Sheng Yan, tapi pria itu adalah tokoh utama pria dalam cerita ini. Jadi, bagaimana bisa aku merebutnya?'
Selain itu, jika Shi Xi benar-benar menerima warisan itu, mungkin dia akan berakhir menjadi makanan ikan di sungai nanti.
Lupakan saja, Shi Xi lebih suka menerima uang saku 200.000 yuan setiap bulannya sambil bekerja di industri hiburan.
Setidaknya, itu hal yang aman.
Shi Xi tidak mau mengambil resiko.
"Setidaknya mereka harus memberimu saham sebesar 5% saja, kan?" Tao Yuxuan masih belum berhenti.
"Orang tuaku sudah menawariku saham mereka, tapi aku menolaknya."
Mata Tao Yuxuan terbelalak lebar, dia menatap Shi Xi seolah gsdis itu adalah seorang idiot.
Shi Xi, "..."
'Ayo putuskan pertemanan kita sekarang!'
"Apa kamu bodoh? Kenapa menolaknya?!" Rasanya Tao Yuxuan ingin sekali menandatangani namanya untuk mewakili Shi Xi, "Kamu tidak ingin melepaskan Sheng Yan, kan?"
"Paman Sheng botak."
Tao Yuxuan tertegun, "Ha?"
Shi Xi berkata blak-blakan, "Aku takut Sheng Yan juga akan mengalami kebotakan. Aku tidak suka."
Suasana sofa berubah hening sejenak.
"Aku tidak bisa membayangkan Sheng Yan menjadi botak di masa depan, meskipun dia tetap akan botak juga nantinya." Tao Yuxuan membayangkan kepala botak Sheng Yan, dia menggigit jarinya sebelum bergumam, "Gen botak itu menurun. Kalau putramu botak, aku juga tidak akan mau menikahkan putriku dengan putramu."
'Kamu terlalu banyak berpikir. Kenapa kamu tidak memikirkan berapa lama lagi kamu akan hidup.'
"Aku tidak akan bertunangan dengan Sheng Yan. Adapun saham keluarga Shi … jika itu memang milikku, aku tidak akan membiarkan orang lain merebutnya dariku. Tapi, jika itu bukan milikku, aku juga enggan menerimanya." Ucap Shi Xi sambil tersenyum.
Shi Xi bukan wanita naif. Selama dia dapat memastikan keamanannya, dia akan mau menerima bantuan keluarga Shi.
"Bagus kalau kamu paham itu. Pokoknya, jangan membuat orang lain mengambil keuntungan dari dirimu." Tao Yuxuan sangat membenci Ning Yu, "Dia seperti preman jalan. Benar-benar tidak terlihat seperti wanita sama sekali!"
"Lalu kamu tidak?" Shi Xi tak kuasa bertanya.
"…. tidak." Jawab Tao Yuxuan setelah terdiam beberapa saat.
Suasana kembali hening.
"Ayo turun. Acaranya sudah hampir selesai." Tao Yuxuan melihat jam, lalu bertanya, "Oh ya, aku akan pergi berlibur ke luar negeri. Bagaimana denganmu?"
Shi Xi menjawab lemah, "Apa kamu lupa? Aku masih harus syuting!"
"Hahaha, aku hampir saja lupa kalau kamu akan menjadi bintang besar. Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, aku akan membawakanmu hadiah saja saat pulang nanti."
Shi Xi berujar dengan tulus, "Selama kamu menikmati waktumu di luar negeri, itu sudah menjadi hadiah terbaik bagiku."
Selama Tao Yuxuan tidak membuat masalah, Shi Xi yakin dirinya tidak akan bermasalah dengan Ning Yu.
Memangnya mental siapa yang akan sehat bila punya teman yang suka menabur kebencian seperti itu?
Shi Xi sudah akan keluar kamar saat kepalanya mendadak terasa sakit. Dia memegang pintu untuk menopang dirinya.
Tao Yuxuan berbalik dan menatapnya, "Kamu kenapa?"
Rasa sakit tajam yang menghantam kepalanya hilang dalam sekejap.
Shi Xi menarik napas dalam, "Tidak apa-apa. Mungkin karena aku terlalu lelah saja belakangan ini."
"Istirahat yang baik. Keluarga Shi itu kaya raya, mereka masih mampu untuk menghidupimu. Jadi, kenapa kamu harus bersusah payah bekerja di industri hiburan?"
Shi Xi hanya tersenyum tanpa berkata apapun lagi.
'Seberapa kaya pun keluarga Shi, itu tidak ada hubungannya denganku.'
Dia lebih beruntung daripada kebanyakan orang yang lain, karena masih bisa mendapatkan tempat di dunia hiburan berkat keluarga Shi.
Keduanya turun ke bawah, dan langsung merasa ada yang tidak beres dengan suasana yang ada.
Seorang pelayan keluarga Shi terlihat berada di antara kerumunan, dia berkata dengan nada pilu, "Saat saya membersihkan kamar Nona Muda Ning, saya melihat gaun robek ini. Ini adalah gaun rancangan khusus yang diberikan Nyonya untuk Nona Muda Ning. Saya tidak menyangka Nona Muda Ning begitu tidak menghargainya."