"Kamu tadi nanya apa Vit?" Tanya Syahrul kepadaku yang sepertinya tadi tidak fokus mendengar pertanyaanku.
"Gue cuma nanya lu ngapain di Hotel.. Gue kira lu masih bisnis di Singapura.. Kapan balik dari sana?" ujarku menjelaskan apa yang aku tanyakan sebelumnya ke Syahrul.
"Gue habis ketemu klien sekaligus minum- minum sama klien di Dragonfly.. Nah itu klien happy gue mencapai kesepakatan untuk berkerjasama, jadi klien gue traktir gue buat bungkus dua perempuan yang lu liat tadi bersama gue untuk melayani gue sekaligus kamar hotel yang sudah di sewa sebelumnya oleh klien gue itu. Karena dapet gratis, ya gue terima lah.. Ini kunci akses kamarnya.. Oh iya apa pertanyaan lu satu lagi tadi?" Ujar Syahrul menjelaskan kalau ia mendapat kamar dan 2 pelacur yang dikasih oleh kliennya dan juga menanyakan apa pertanyaanku satu lagi karena dia lupa atau kurang fokus karena kadar alkohol ditubuhnya.
"Kapan pulang dari Singapura?" ulangku lagi kepada Syahrul.
"Gue uda ada 5 harian pulang dari sana. Gue pulang lebih cepat karena mau ke rumah duka orangtua adik sepupu gue yang meninggal di rs Tunggal Hospital beberapa hari lalu saat operasi. Kebetulan adik sepupu gue ini saat kuliah tinggal bareng gue ditempat gue karena saat itu ayahnya lagi pailit. Jadi karena tingga bersama dia udah gue anggap kaya adik gue sendiri" ujarnya menjawab kapan ia kembali dari Singapura lengkap dengan alasannya.
Deg.. Jantungku berhenti berdetak beberapa detik dan muncul rasa cemas dan kalut mendengar Syahrul cerita kalau orangtu adik sepupunya meninggal di Tunggal Hospital, apakah yang dia maksud adalah Tuan Setia Karo Sekali atau bukan, aku tak tahu namun firasatku mengatakan bahwa keluarganya yang meninggal adalah tuan Setia, pasienku yang sempat aku tangani di IGD dan meninggal saat dioperasi oleh Ardi, mantan gadunku.
"Sori ya mas.. Gue penasaran aja.. Kalau lu baru dateng sama teman- teman kencan lu ke hotel ini, dan kunci akses masih di tangan lu, kok mereka bisa naek ke atas ya menuju kamar yang kalian tuju untuk pertama kali?" tanya Wahyu tiba- tiba ke Syahrul menyadarkanku dari lamunan penuh rasa takut dan kalut terkait pasienku yang meninggal saat aku dinas.
"Hahaha.. Kepo banget lu ya.. Rahasia perusahaan ini.. Cuma orang spesial yang bisa kaya gini.." jawab Syahrul yang bukan menjelaskan caranya malahan jadi menyombongkan dirinya di depan Wahyu.
"Mereka berdua anggota P.I.T.A ya?" bisikku tiba- tiba ke telinga Syahrul.
"Hah.. Kok lu tahu" tanyanya kaget ke diriku yang tidak percaya aku bisa menebak bagaimana kedua perempuan itu bisa naik ke lantai tempat mereka bertiga akan menginap tanpa menggunakan kartu akses hotel.
Aku menjawab pertanyaan Syahrul dengan senyuman membuat Syahrul larut dalam kebingungannya.
'Uh, met this pretty ting, nice to meet you, mucho gusto, sweeter than a churro, she call me papi chulo..' suara nada dering lagu Papi Chulo telepon selulerku berbunyi, aku mengambil ponsel pintarku itu dari saku jaket hitam kulitku, no tidak dikenal tertera dilayarnya dan akupun menjawab panggilan telepon masuk itu.
"Halo"
"Halo.. Dengan bu Vita. Saya, Boris, supir Taksi Online, saya sudah menunggu hampir 15 menit, apakah ibu jadi memakai jasa layanan saya tidak bu?"
"Oh dari taksi online.. Maaf ya sudah menunggu lama, ini tadi nunggu liftnya lama, saya jalan menuju lobi. Sebentar lagi saya sampai lobi kok.. Tunggu ya pak" ujarku kepada penelepon tidak dikenal yang rupanya adalah supir taksi online yang aku pesan.
"Ok bu, saya tunggu. Terimakasih" ujar Boris sang supir taksi online kepadaku.
"Guys.. Gue udah ditunggu oleh supir taksi online di lobi, gue jalan dulu ya.. Bye" ujarku sembari bergegas meninggalkan Wahyu dan Syahrul untuk menuju ke lobi hotel.
"Gue nyusul ya, bentar angkat telepon dari bapak dulu" ujar Wahyu kepadaku sembari mengambil ponselnya yang memang baru berdering tepat aku selesai berbicara diponselku dengan supir taksi online yang menungguku.
"Gue temenin lu ke depan lobi Vit.." ujar Syahrul menawarkan diri menemaniku berjalan ke lobi.
"Oke.., Silahkan saja" ujarku singkat.
"Ngapain buru- buru pulang say.. Nginep aja dulu malam ini, gue sewain kamar executif suite ya.." tawar Syahrul kepadaku sembari berjalan.
"Kan lu uda bungkus 2 PITA, ngapain lu butuh gue lagi. Lagian besok pagi gue mesti pagi- pagi ke Cikarang." ujarku kepada Syahrul berusaha menolak secara halus.
"Gue anterin besok pagi.."
"Terimakasih Rul.. Ga usah.."
"Gue bayar lu 100 juta deh nemenin gue malam ini diluar biaya kamar, dan biaya ganti rugi taksi online, selain itu besok gue anter lu pagi- pagi ke tempat tujuan lu" tawar Syahrul tanpa basa basi.
"Hmmm.. Gimana ya.." ujarku yang menjadi galau apakah akan pulang atau menerima tawaran Syahrul.
"Please.. Please.. Mau ya.." ujar Syahrul.
"Ya udah deh.. Gue mau" ujarku yang menyadari 100 juta itu lumayan besar untuk tarif disewa semalem.
"Nah gitu dong.." ujar Syahrul senang "Ya udah kita ke supir taksi onlinenya ya" lanjut Syahrul kepadaku.
"Transfer dulu 80 juta sebagai dp.. Dan aku ada permintaan 1 syarat lagi yang baru aku omongkan setelah kamu pesenkan aku eksekutif suite. Setelah semua permintaan aku kamu ikuti baru kita bisa main.." ujarku meminta persyaratan.
"Oke.. Asal bisa menikmatimu lagi aku ikuti apa maumu.. Ini aku langsung transfer. Kirimi aku no rekeningmu" ujar Syahrul menyetujui permintaanku sembari mengeluarkan ponselnya untuk segera mentransfer seratus juta rupiah sebagai uang muka.
"Udah aku kirim ya.." ujarku mengirim no rekeningku ke nomor whatsapp Syahrul.
Ia segera mentransfer seratus juta sesuai permintaanku. Setelah itu kami berjalan berdua ke lobi untuk membatalkan pesanan taksi online yang aku pesan, didepan meja resepsionis, ia berpisah dariku untuk mengurus segera kamar executive suite.
"Mas Boris ya?" tanyaku sembari membuka pintu depan avanza hitam yang parkir di depan lobi.
"Iya betul.. Bu Vita ya?" tanya Boris sopan.
"Iya.. Mas.. Maaf sebelumnya, saya ga jadi pakai jasa mas.." ujarku mulai minta maaf.
"Lho bu ga bisa semena- mena gitu dong bu!!" potong Boris dengan nada penuh emosi tanpa mau menunggu dan mendengar apa yang aku hendak omongkan hingga akhir.
"Sebentar mas saya belum selesai!! Dengar saya dulu!! Jangan main potong!!" ujarku agak tegas dan agak kesal Boris memotong omonganku.
"Tapi bu.." ujar Boris berusaha membela diri.
"Saya tetap bayar!! Walaupun saya batal memakai jasa mas!!" potong ku sebelum Boris meneruskan omongannya.
"Ini Uangnya dua ratus ribu, biaya perjalanan sekaligus tips lima puluh ribu karena sudah lama menunggu!!" ujarku dengan nada ketus sembari menyerahkan uang tunai sebesar dua ratus ribu rupiah kepada Boria.
"Oh.. Maaf ibu saya tadi kasar.. Jadi dicancel ya bu?" ujar Boris dengan nada lembut kembali melihat aku menyerahkan uang tunai ke dirinya.
"Iya!!" ujarku masih ketus.
"Baik ibu.. Terimakasih. Ini saya cancel ya bu.. Mohon maaf atas kekasaran saya.. Permisi" ujarnya kepadaku dan mulai menyalakan mobilnya setelah menyimpan uang yang aku berikan.
"Iya!!" ujarku sembari melengos masuk kembali ke dalam hotel.
Aku menuju ke meja resepsionis, Syahrul masih berdiri mengurus pemesanan kamar eksekutif suite seperti yang ia janjikan barusan kepadaku. Aku diam disampingnya tanpa bersuara dan menunggu hingga transaksi pemesanan kamar untuk aku bermalam dengan Syahrul selesai.
"Ini pak kuncinya.. 'Incognito'¹ ya pak sesuai pesanan bapak.." ujar petugas resepsionis bernama Lilis kepada Syahrul.
¹Incognito hotel adalah istilah bagi tamu hotel yang tidak ingin diketahui keberadaannya bahwa dia menginap di hotel tersebut.
"Ok terimakasih mbak Lilis.."
"Sama- sama bapak dan selamat malam." jawab Lilis kepada Syahrul.
"Sudah beres Rul?" tanyaku basa- basi kepada Syahrul yang berdiri disampingku.
"Iya.. Ini ya.. Kamu tunggu di kamar saja ya.. Palingan sebentar aja aku sudah selesai urusanku dengan mereka" ujarnya kepadaku sembari berjalan menjauh dari meja resepsionis
"By the way.. Syarat keduaku yang tadi aku omongin. Hubungi aku kalau kamu sudah selesai menyelesaikan pesananmu di aplikasi. Nanti aku mau kamu menyewaku via aplikasi IKEA kamu ya.. Dan menyewaku selama Short time saja. Sampai dikamar aku langsung minta kamu review dan kasih aku nilai perfect 10 baru kita main.." ujarku kepadanya.
"Eh bentar- bentar.. Kamu anggota P.I.T.A?" tanya Syahrul kepadaku
"Iya.." ujarku pendek
"Wow.. Ga nyangka.." ujar Syahrul kaget
"Deal ya.. Kan kamu juga tahu permainanku.. Lagian pantas kan aku mendapat perfect ten" ujarku meminta persetujuanku.
"Iya.. Kamu the perfect one.. Bener- bener malaikat pemuas nafsu.." ujarnya penuh kemesuman.
"Oh iya.. Tadi 200 ribu ya biaya taksi onlinenya" ujarku.
"Oke.. Ini satu juta ya.. Buat gantiin uang kamu" ujarnya sembari menyerahkan 10 lembar uang seratus ribu dari dompetnya.
"Terimakasih sayangku" ujarku sembari mengecup pipinya.
"Kamu istirahat aja dulu ya.. Kalau harus via aplikasi berarti aku harus selesaikan dulu pesanan mereka ya.. Sepertinya pagi kita baru main" ujar Syahrul.
"Gini.. Kamu kan main berdua.. Setelah giliran cewek pertama kamu tuntaskan saja orderan kamu lalu bikin permintaan orderan baru untuk setengah jam ke depan. Nah kamu kan main palingan 1- 2 jam.. Setelah kamu bikin orderan baru, kabari aku nanti aku langsung terima.. Dan setelah masuk kamu langsung mulai jamnya saja, jadi selesai kamu bermain dengan mereka kamu ke kamar aku, pas dikamar kamu langsung tutup orderan aku. Pas sejam kan?" ujarku memberi ide.
"Smart.. Oke.. Aku ikuti saranmu. Kita ketemu 2 jam dari sekarang.."
"Oke.. Can't hardly wait" ujarku.
Setelah itu, Syahrul yang bersamaku turun duluan di lantai 21 karena kamar yang disewakan oleh kliennya berada dilantai 21, sedangkan aku masih 2 lantai lagi baru turun dari Lift. Di hotel ini, lantai 22 sampai 24 terdiri dari kamar club suite, executive suite dan deluxe suite, atau kamar dengan fasilitas terbaik ketiga hingga ke lima di hotel ini sedangkan lantai 25 adalah untuk kamar vice presidensial suite dan presidensial suite kamar terbaik kedua dan pertama di hotel.
Aku segera meloncat ke atas ranjang dan berbaring mengistirahatkan diri karena aku tahu staminaku akan sangat terkuras habis bila bersetubuh dengan Syahrul, laki- laki yang sangat memuaskanku selain suamiku, Edi.
Tertidur hampir satu setengah jam, aku terbangun oleh suara notifikasi pesan masuk dari Syahrul [Aku sudah selesai musuh pertama,dan sudah aku selesaikan orderan mereka serta aku pesan orderan ST full order 1 jam 15 menit dari sekarang di Ritz. Kamu tolong terima orderannya ya..]
Membaca pesan itu aku segera membuka aplikasi Rank P.I.T.A di ponselku lalu menerima orderan 'open booking' darinya, lalu setelah selesai aku mengirim pesan untuk Syahrul [Sudah aku accept orderannya.. 1.5 jam lg ya? Masuk aja ya nanti.. Aku bobo dl smbl nunggu kamu sls. Bye]
[Oke.. 1.5-2jam dari sekarang aku ke kamarmu. Bye]
Setelah selesai membaca pesannya aku kembali melanjutkan istirahat tidurku, karena kemungkinan Syahrul akan menemuiku sekitar pukul setengah 2 atau jam 2 pagi, sehingga tidur selama satu setengah jam hingga dua jam akan cukup mengisi energi untukku beraktivitas bersamanya, apalagi aku sebelumnya staminaku terkuras hampir 70 persen lebih karena bersetubuh dengan Wahyu sore tadi.
‐-------
Slurrrppp... Slurrrppp.. Rasa geli membangunkanku dari tidurku.. Rupanya Syahrul sedang menyantap dengan lahap kue apem milikku. Aku yang sedang terlelap dalam mimpi indah, langsung terbangun dengan birahi yang tinggi.
Aku melirik ke arloji yang menempel di pergelangan lengan kiriku, waktu menunjukan pukul 3 pagi. Permainan lidah dan bibir Syahrul yang ganas membuatku cepat menggapai puncak kenikmatan. Tidak lama setelah aku terbangun dari mimpi indahku, aku langsung mencapai klimaks, dan cairan squirtku menyemprot membasahi muka Syahrul.
Menyadari aku sudah mencapai klimaks, Syahrul segera bangun dari posisinya dan bergerak mengkungkung diriku yang kini berbaring dibawahnya. Aku yang sudah ditelanjangi secara paksa saat masih terlelap oleh Syahrul, segera membuka lebar kedua pahaku memamerkan inti tubuhku yang indah dan penuh lendir pelumas yang siap untuk diterjang oleh torpedo panjang milik Syahrul yang selalu aku rindukan kenikmatannya.
Syahrul mulai mengarahkan kelaminnya ke depan kelaminku. Sebelum ia mulai memasukan torpedonya ke liang sensitifku, ia menggesek- gesekan torpedonya ke kacang polong didepan liang peranakan.
Setelah aku menggelinjang kegelian, Syahrul mulai mencelupkan secara perlahan torpedonya masuk ke dalam sumur kenikmatan milikku. Setelah mentok bertemu dinding rahimku, meski seperti sebelumnya hanya setengah dari panjang torpedonya yang bisa tertampung oleh gua penuh kenikmatan milikku.
Plok.. plok.. plok.. Suara peraduan kelamin kami berdua dengan irama cepat dan liar pompaan Syahrul menggesek- gesek liang gua kenikmatanku yang membuatku makin menggelinjang kesetanan karena terangsang oleh permainannya.
Peluh keringat dari tubuh polos kami, tanpa sehelai kain menutupi sedikitpun, mulai bercucuran seiring permainan birahi panas kami. Diserang dengan gaya klasik misionaris, membuatku mencapai klimaks hingga 4 kali dalam waktu 20 menit.
"Aahhh sayang.. Aku udah hampir sampai.. Dikeluarin didalam atau dimana?" tanya Syahrul padaku dengan muka memburu disaat aku juga hampir klimaks yang ke-6 kalinya.
"Didalam saja sayang.. Aku juga mau keluar.. Kita sama- sama ya sayang.. Aaaahhh.. Aaahhh.." ujarku yang juga hampir mencapai puncak kenikmatan bersamanya.
"Aaaaaakkkkhhh.. Oooouughhhh.. Oh yeah.. Damn.. Nikmat sekali liang surgamu sayang.." Racau Syahrul menandakan betapa nikmatnya pelepasan yang dia rasakan bersamaan dengan lenguhan panjangku yang menandakan aku juga mengalami puncak bersamaan. Setelah semua cairan sperma milik Syahrul terperas keluar hingga tetes terakhir, Syahrul langsung ambruk lunglai disamping tubuhku.
"Tumben kamu keluar cepat?" tanyaku setelah ia menyelesaikan hajatnya itu.
"Iyah.. Aku yang pertama sama Nesya sudah keluar sekali.. Saat ronde kedua bersama Dina, aku belum keluar tapi Dina berkali- kali mendapatkan orgasme hingga akhirnya ia menyerah karena kelaminnya sudah mengalami perih dan lecet." ujar Syahrul menjelaskan kenapa permainannya malam ini tidak selama sebelumnya saat aku dan dirinya melakukan cinta satu malam.
"Ooo.. Begitu.. Terus kamu sudah memberi penilaian untukku di aplikasi IKEA kamu? tanyaku kepada Syahul.
"Ini sudah.. Perfect ten seperti kamu minta" ujar Syahrul sembari menunjukan ponselnya yang segera ia ambil di meja samping ranjang saat aku menanyakan terkait penilaian di aplikasi P.I.T.A sesuai perjanjian awalku dengan Syahrul.