"Kok kamu gugup begitu Firdaus?" tanya laki- laki pendek dengan rambut tipis dan agak botak ditengah kepala, mirip rambut pesepak bola terkenal Zidane Zidan, dengan papan nama didada bertuliskan 'dr. Asep Sutarman SpJP' yang sepertinya adalah direktur RSUD.
"Oh nggak pak.. Saya kaget aja.. Karena lagi fokus ngetes kepintaran calon perawat yang melamar ke rumah sakit kita." ujar Firdaus berkilah seakan- akan ia baru saja mengetes diriku dengan memberikan pertanyaan walau kenyataannya ia malah meraba- raba diriku meskipun hanya berani meraba kedua lenganku bukan tubuhku yang lain.
"Oh sedang ngetes.. Lho.. Bukannya kamu Vita ya? Kamu melamar kesini?" ujar pria tinggi tampan itu yang kenal dengan diriku walau aku masih belum ingat siapa dirinya.
"Ii.. Iya.. Saya Vita pak.. Saya mau melamar di rumah sakit ini.. Maaf bapak kok kenal saya? Bapak siapa ya?" jawabku dan sekaligus bertanya kembali siapa gerangan laki- laki ini.
"Saya Eros Vit.. Eros Kariadi.. Vita lupa?" ujarnya memperkenalkan dirinya sebagai Eros.
*"Ah iya.. Eros.. Dokter tampan nan gagah yang aku kira menghasut dan mengadukan aku ke direktur Tunggal Hospital hingga membuatku dikeluarkan dari Tunggal Hospital, namun rupanya malah ia yang membelaku agar bisa bertahan namun sayangnya aku malah resign"* ujarku dalam hati.
"Iya dok.. Saya baru ingat.. Maafkan saya dok.." ujarku kepada Eros.
"Jadi ini perawat yang melamar ke rsud kita? Dua kandidat lain ga berkualitas.. Coba biar saya dan Eros langsung yang mengetesnya.." ujar pak Asep direktur RSUD Cikarang tiba- tiba.
"Bapak dan dokter Eros langsung yang mau ngetes?" tanya Firdaus tidak percaya.
"Iya.. Kenapa? Kamu keberatan?" tanya Dr Asep kepada Firdaus.
"Oh tidak.. Tidak.. Silahkan pak.. Bapak mau duduk silahkan pak duduk di kursi saya, biar saya berdiri saja" ujar Firdaus ramah kepada atasannya itu.
"Terimakasih.." ujar Dr Asep sembari duduk lalu lanjut berbicara "Kebetulan saya baru visite pelayanan di IGD.. Dan saya bawa ekg seorang pasien. Coba kamu, Vita, bisa interpretasikan bacaan ekg(Elektro kardio gram) ini?" ujarnya sembari menyerahkan selembar ekg kepadaku.
"Izin bapak ini sinus rhytm bapak, tapi ini salah posisi saja penempatan leadnya" ujarku beberapa menit setelah menerima ekg dan mencoba menginterpretasikan gambaran ekg yang diberikan pak Asep.
"Pintar ni anak Sep" puji Dr Eros yang berdiri belakangku, disamping pak Firdaus.
"Giliran aku yang bertanya.. Pada pasien dengan gejala gelisah, sesak memberat, desaturasi, hemodinamik tidak stabil dan dari pemeriksaan auskultasi diketemukan hipersonor di dada kiri apa yang kamu lakukan?" tanya Eros kepadaku.
"Saya lapor dokter jaga, bahwa didapatkan tanda- tanda tension pneumothoraks¹ dan menyiapkan alat untuk melakukan needle decompression²." jawabku lugas.
¹Tension pneumothorax adalah kondisi medis darurat ketika udara terperangkap di rongga pleura antara paru-paru kiri atau kanan.
²dekompresi jarum adalah dengan suatu tindakan medis memasukan gauge besar pada sela iga untuk menurunkan tekanan intrapleura sehingga fungsi kardiorespirasi kembali baik sembari menunggu tindakan definitif.
"Jenius.. Dokter umum baru yang tadi kita temui di IGD aja salah menginterpretasikan kertas ekg pasien itu dan kedua kamu bisa benar menjawab pertanyaan dr Eros.. Kamu layak kerja di unit bedah jantung terpadu yang saya akan resmikan sebentar lagi." puji Dr Asep kepadaku.
"Terimakasih dok atas pujiannya. Tapi saya masih banyak harus belajar kalau terkait jantung apalagi bedah jantung." ujarku sembari menyatakan kenyataan bahwa aku tidak sehebat yang mereka kira.
"Tidak apa- apa. Dr Eros ini minta perawat yang dari 0 biar bisa dia ajari, tapi menurut saya biarpun dari 0 tetap saja harus punya akar fondasi yang kuat, dan kamu cukup tahu sedikit dasar jantung yang saya tanya. 2 kandidat sebelumnya saya suruh baca ekg diri saya saja salah, dan cuma bisa 'aeo aeo' saja. Kamu saya terima disini." ujarnya lalu melihat Firdaus lalu berkata "Firdaus! Kamu urus berkas- berkas penerimaan dan kontrak kerja mbak Vita.. Besok sudah ada dimeja saya dan senin depan saya mau dia sudah masuk ke RSUD ini!"
"Baik pak.. Akan saya kerjakan" ujar Firdaus.
"Vita.. Ayo ikut saya ke unit bedah jantung yang akan dibuka 2 bulan lain dan dalam tahap penyelesaian" ujar pak Asep sembari berdiri dari sofa tempat Firdaus biasa duduk untuk bekerja.
"Baik pak dokter" ujarku sembari berdiri dari tempat ku duduk lalu berjalan dibelakang mengikuti dr Asep dan dr Eros yang berjalan didepanku.
"Kita beruntung sekali hari ini mendapat perawat pintar dan cantik seperti Vita ya dokter Eros.. Kamu hoki banget baru mengajukan seminggu permintaan satu perawat bedah jantung langsung dapat." ujar Dr Asep kepada Dr Eros yang berjalan berbarengan didepanku.
"Iya.. Tapi kita harus menyekolahkan dia pelatihan keterampilan dasar perawat bedah dulu ya lalu pelatihan bedah lanjut dan terakhir pelatihan perawat bedah jantung. Tapi tidak apa- apa nanti kalau operasi jantung sudah mulai ya biar dia belajar observasi dan belajar dasar dari perawatku dari rs kesdam tingkat 2 yang sudah menjadi tim bedah jantungku sejak beberapa tahun terakhir sebelum dibuka kelas keterampilan dasar oleh hipkabi" ujar dr Eros mengungkapkan rencananya untuk aku terkait menjadi perawat bedah jantung.
"Oke saya setuju.. Nanti kita atur sambil jalan saja." ujar dr Asep lalu berkata sembari menengok ke belakang menatapku "Nah Vita.. Ini adalah ruangan unit bedah jantung yang hampir jadi, nanti kamu akan kerja disini" ujar dr Asep sembari menunjuk sebuah bangunan paviliun 3 lantai yang megah dan diatas pintu utamanya tertulis 'Unit Bedah Jantung'
Aku menatap dengan penuh rasa kagum dengan bagunan megah itu tempat aku akan bekerja kelak, namun kalau masih 2 bulan bisa beroperasi maka dimana unit aku akan bekerja sampai bangunan ini mulai bisa dipakai? Aku langsung menanyakan hal itu kepada dr Asep "Maaf dok, bangunan ini kan berdasarkan penjelasan dokter baru akan beroperasi 2 bulan dari sekarang. Lalu saya selama pembangunan belum selesai bekerja dimana dok?"
"Di poli saya, buka setiap kamis." ujar dr Eros.
"Ya kamu akan ditempatkan di poli dokter Eros setelah melewati masa orientasi selama 2 minggu mulai senin depan. Selain di poli dr Eros, nanti setiap selasa dan rabu kamu akan ikut poli dr Erika ya selama unit bedah jantung belum berjalan, kebetulan perawat dr Erika sedang cuti melahirkan" tambah dr Asep menjelaskan lebih lanjut.
"Baik dokter, terimakasih atas penjelasannya." ujarku dengan sopan.
"Baiklah saya rasa sudah cukup terkait acara hari ini, secepatnya proses penerimaanmu akan kami urus, senin kamu menghadap ke dr Susan, direktur pelayanan medis untuk masalah orientasi lalu menghadap saya. Sampai ketemu hari senin, kamu boleh pulang ya.. Hati- hati dijalan" ujar dr Asep dengan tegas dan berwibawa.
"Baik dokter, saya izin permisi, selamat pagi dan terimakasih" ujarku sembari hendak meninggalkan mereka berdua.
"Saya rasa saya juga harus kembali ke kesdam, saya izin balik kanan ya Sep" ujar Eros berpamitan dengan dr Asep.
"Oke Ros.. Hati- hati dijalan" ujar dr Asep lalu pergi menuju ke arah kantornya.
"Vit.. Tunggu saya" ujar dr Eros sembari berlari mengejarku yang sedang berjalan menuju arah keluar rumah sakit.
"Iya dok.. Ada apa dok?" tanyaku menghentikan langkahku.
"Kamu naik apa kesini?" tanya Dr Eros kepadaku.
"Naik angkutan umum dok.. Kenapa?" ujarku bertanya.
"Oooh.. Kendaraan umum. Di daerah mana rumahmu Vit?" tanya dr Eros lagi.
"Di Apartemen Grande Palace Signature atau GPS dok" jawabku.
"Wah searah dengan tujuanku.. Kebetulan aku mau ke Tunggal Hospital terlebih dahulu untuk visite pasien baru kembali ke kesdam. Kamu bareng aku aja ya.. Oke?" ujarnya menawarkan tumpangan pulang.
"Aduh dok jangan.. Nanti merepotkan." ujarku menolak dengan halus.
"Ayo ga repot sama sekali.. 2 minggu dari sekarang kita akan bekerja bersama, 2 bulan dari sekarang kita akan bekerja satu tim. Kita harus membina hubungan baik dari sekarang. Nggak usah takut, saya tidak menggigit" ujarnya kepadaku.
"Baiklah kalau dokter memaksa" ujarku akhirnya setuju menumpang mobilnya menuju apartemenku.
Kami berjalan menuju parkiran tempat mobilnya berada, rupanya mobil yang dipakai oleh dr Eros adalah mobil bmw 330i warna hitam keluaran tahun 2021.
"Kamu sudah menikah Vit?" tanya Eros kepadaku sembari menyupir mobil bmw hitamnya keluar dari parkiran mobil RSUD
"Belum dok. Dokter sendiri?" ujarku menjawab sekaligus bertanya balik.
"Belum juga.. Tapi pacar sudah punya kan?" tanyanya kembali.
"Belum punya pacar dok.. Masa dokter belum menikah dok?" ujarku ga percaya.
"Beneran belum nikah saya, kebanyakan sekolah dan tugas lapangan sampai ke daerah konflik saya Vit. Jadi sampai sekarang belum nikah. Kamu sendiri masa cewek secantik kamu belum punya pacar si? Ga percaya saya"
"Beneran dok.. Saya masih jomblo.. Swear deh dok" ujarku kekeh berbohong padahal aku sudah punya 1 suami dan 3 pacar.
"Ckckck.. Laki- laki sekitar kamu buta atau gimana ya? Kok sampai wanita secantik kamu belum laku sampai sekarang" komentar Dr Eros tidak percaya.
"Mungkin ya dok.. Ga tahu dok kenapa saya ga laku- laku" ujarnya.
"Eh iya.. Kamu sudah makan belum? Saya lapar. Kita mampir dulu ke rumah makan kecil soto kudus kesukaan saya ya.. Temani saya makan disana ya.." tawarnya saat melewati depan sebuah rumah makan soto ditepi jalan sekitar 3 kilometer dari RSUD.
"Belum makan dok.. Boleh dok." ujarku menerima ajakan dr Eros.
Setelah dr Eros memarkirkan bmw hitamnya, kami berjalan masuk ke dalam rumah makan kecil soto kudus di tepi jalan yang sepertinya baru saja buka.
"Komandan.. Pagi sekali mampir kesininya? Soto seperti biasa kan Komandan?" sapa pemilik rumah makan kecil itu menyapa Eros saat kami duduk kursi di meja makan dekat pintu masuk rumah makan itu.
"Iya mas.. Seperti biasa.." jawab Eros, lalu bertanya kepadaku "Eh.. Vit.. Kamu mau pesen apa?"
"Samain aja dok.." ujarku.
"Dua soto kudus sapi ya Komandan. Sebentar ya Komandan, biar saya siapkan." ujar mas - mas pemilik sekaligus pelayanan dan pembuat soto itu lalu meninggalkan kami.
"Dokter sering mampir ke sini?" tanyaku membuka pembicaraan sembari menunggi datangnya soto yang kami pesan.
"Iya.. Sering. Ini salah satu rumah makan langganan yang sering saya kunjungi sejak saya masih sekolah spesialis. Ngomong- ngomong panggil saja nama saya, jangan panggil dokter kalau diluar rumah sakit ya Vit" ujar Dr Eros menjelaskan.
"Baik dok.." ujarku.
"Tuh kan.. Manggil dok lagi" protesnya kepadaku.
"Maaf mas.. Aku panggil mas saja ya.. Boleh?"
"Boleh Vit.. Silahkan aja" ujarnya mengizinkan aku memanggil dia dengan sebutan mas.
"Oke mas.. Mas mau tanya.. Jadi nanti saya itu ditempatkan di unit bedah jantung berarti hanya membantu dalam operasi saja ya? Tidak merawat pasien di ruangan lagi?" tanyaku kepada dr Eros.
"Untuk sementara begitu.. Sebenarnya saya minta 4 perawat, tapi dr Asep belum sanggup memberikan, 2 perawat untuk scrub³, 1 untuk sirkuler⁴ dan 1 perawat perfusionis⁵. Nanti kedepannya kamu bersama 3 orang perawat yang ditempatkan di unit bedah jantung akan diatur lagi penempatannya agar sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang sesuai sehingga tercipta tim kerja yang efektif dan efesien." jelas dr Eros kepadaku menjawab pertanyaanku.
³Perawat scrub atau di Indonesia juga dikenal sebagai perawat instrumen merupakan perawat kamar bedah yang memiliki tanggung jawab terhadap manajemen area operasi dan area steril pada setiap jenis pembedahan
⁴Perawat Sirkuler adalah tenaga perawatan profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab membantu kelancaran pelakasanaan pembedahan. Perawat sirkuler mempunyai tugas pada masa pre, sebelum, selama dan setelah pembedahan.
⁵Perfusionis adalah salah satu profesi yang merupakan bagian dari tim bedah jantung dan bertanggungjawab dalam menjalankan teknologi sirkulasi darah ekstrakorporeal (diluar tubuh), sehingga dalam menjalankan tugasnya senantiasa berkoordinasi dengan tim dan bagian-bagian terkait.
"Baiklah mas.. Saya siap menerima tantangan kerja baru. Tapi sebelumnya saya minta maaf kalau mungkin skill saya melakukan manajemen keperawatan Bedah belum sesuai harapan mas diawal. Dan mohon bimbingan dan arahannya selama saya di bawah komando mas. Tolong jangan galak- galak karena saya wanita lemah dan lembut" ujarku dengan gaya manja.
"Oh pasti dibimbing dan diarahkan. Masalah galak ya kita liat nanti, hahaha.. Tergantung seberapa bebal kamu aja dalam mengikuti arahan dan bimbingan saya.. Hahaha.." ujar Eros sembari tertawa.
"Aduh.. Saya jadi takut" ujarku dengan muka dibuat seakan kecewa bercampur sedih
"Takut itu sama Tuhan. Sama manusia kok takut" ujarnya meledek saya.
"Siap bos.." ujarku sembari memberi hormat kepada Eros yang duduk di belakang meja makan yang sama bersamaku namun posisi duduknya berhadapan dengan aku.
"Maaf Komandan, neng, ini makanannya. Selamat menikmati ya. Oh iya mau minum apa Komandan?" ujar pemilik rumah makan soto itu kepada kami sembari menyajikan dua soto kudus dengan nasi pisah di meja makan tempat kami menunggu.
"Saya es teh tawar saja pak Dono.." ujar Eros menjawab pertanyaan pemilik rumah makan soto yang rupanya bernama Dono, lalu melanjutkan bertanya kepadaku "Kamu mau minum apa Vit?"
"Samain aja mas" jawabku sembari memasukan sesendok sambal ulek ke dalam mangkuk soto yang tersaji dihadapanku.
"Baik neng dan Komandan saya buatkan ya dua buah es teh tawar" ujar pak Dono sembari meninggalkan kami.
'Uh, met this pretty ting, nice to meet you, mucho gusto
Sweeter than a churro, she call me papi chulo..' suara nada dering lagu Papi Chulo ponselku berbunyi, aku melirik ke layar ponsel, Anton, pacarku meneleponku! Sepertinya ia ingin mendengar kabar terkait masalah hasil lamaranku ke RSUD yang merupakan tempat ia bekerja juga. Namun karena aku sudah terlanjur mengaku jomblo kepada Dr Eros tidak mungkin aku mengangkat teleponnya didepan dr Eros. Bisa ketahuan kalau aku bohong terkait status percintaanku, apalagi dia dan aku akan selalu bersama dalam urusan pekerjaan.
"Siapa Vit yang menelpon? Kok tidak diangkat?" tanya Eros kepadaku yang membuatku bingung harus menjawab apa.