"Ga tau ni, no tidak dikenal. Sepertinya orang nawarin kredit atau pinjol" ujarku sembari menolak panggilan Anton dan sekaligus mematikan ponsel agar tidak diganggu.
"Pinjol? Apa itu?" tanya Eros dengan muka polos.
"Pinjol itu pinjaman online. Jadi kita bisa pinjem uang untuk beli produk dan bayarnya dicicil, walau tanpa kartu kredit" ujarku menjelaskan.
"Ooo itu.. Iya aku paham, pinjaman- pinjaman tanpa kartu kredit. Kamu pernah menggunakan pinjol? Hati- hati lho, aku pernah dengar dari prajuritku, kalau ga sanggup bayar sebaiknya ga usah pakai begituan, nanti kamu bermasalah hukum seperti salah satu prajuritku" Nasehat Eros sembari menyantap soto di depannya.
"Iya pernah tapi sudah lunas, aku ikut- ikutan waktu itu, tapi setelah tahu bunganya besar aku kapok, mau irit malah jadi keluar lebih besar." ujarku menerangkan kalau aku pernah menggunakan pinjol namun tidak mau lagi.
"Iya.. Hati- hati pinjam- pinjam begitu. Mau sistem kartu kredit atau tanpa kartu kredit sebaiknya jauhi hutang biar hidup tenang" responnya dari Eros menanggapi kata- kataku.
Kami lalu menikmati soto kudus langganan Eros. Harus aku akui walau murah meriah tapi rasanya enak dan layak untuk dibeli lagi. Pantas rumah makan kecil dan sederhana ini menjadi tempat langganan dr Eros. Selain itu aku salut dengannya, berbeda dengan Ardi, mantan pacar sekaligus gadunku yang brengsek itu, kelihatannya saja Ardi kaya raya, tapi kenyataannya ia bergantung pada kekayaan istrinya dan terlalu hedon, sedangkan dr Eros walau dari asesoris yang dipakainya untuk yang tahu merk termasuk asesoris kelas atas namun ia menjalani hidup sederhana, bahkan mau makan di tempat kecil seperti ini. Sudah gagah, tampan, dan dari tingkah lakunya ia sepertinya tipe pria lurus dan baik- baik.
Tak terasa kami sudah menepi selama 1 jam, selama kami menikmati santapan sederhana nan lezat dari soto kudus pak Dono, kami makin mendekatkan diri dengan obrolan ringan penuh candaan mengenai hobi dan kesukaan kami masing- masing.
Dari obrolan itu, aku mengetahui kalau Dr Eros Kariadi, itu sosok yang sederhana sekali. Walau ia tinggal di daerah elit di kawasan Segitiga emas kota metropolitan dan mempunyai aset berupa rumah besar sebanyak 2 buah di Depok dan Bogor, serta 5 rumah diluar jawa yang ia kontrakan namun ia tidak suka hidup berlebihan. Selain itu ia mempunyai usaha rumah makan sunda di Bogor yang cukup terkenal dan usaha jasa travel di Kalimantan serta Sumatera yang tentu menambah pundi- pundi kekayaannya selain duit jasa sebagai dokter bedah thoraks kardiak dan vaskular yang masih langka.
Ia berasal dari keluarga ekonomi kecil, almarhum ayahnya seorang supir dan almarhum ibunya hanya asisten rumah tangga, dan ia punya adik perempuan yang sekarang dipasrahi untuk mengurus rumah makan sundanya di Bogor. Meski dari keluarga ekonomi rendah, ia pantang menyerah sehingga bisa sekolah kedokteran umum hingga lanjut sekolah spesialis dengan bemodalkan beasiswa dan kerja sambilan saat bersekolah.
Aku selalu kagum dengan orang- orang yang bisa sukses walau dari keluarga tidak mampu. Dan aku selalu kagum dan suka denga orang yang mampu tapi hidup sederhana dan tidak berlebihan. Walau kenyataannya sejak kenal dengan pergaulan bebas tanpa batasan dan dengan banyak kenalan baru di petualangan liar hidupku selama ini,membuat aku terpengaruh dan menjadi suka dengan kehidupan mewah dan gemerlap. Namun terkadang tiba- tiba sering muncul juga perasaan bosan, kosong dan jenuh dengan segala kenikmatan surgawi penuh kepalsuan di dunia ini yang aku selalu ikuti, akan tetapi karena sudah terbiasa, sangat sukar bagiku untuk lepas dan meninggalkan segala kenikmatan palsu nan semu ini. Sehingga aku sekarang lebih bersikap pasrah dan menerima kemana arus dunia penuh kepalsuan dan kesemuan ini membawaku.
"Kamu sudah kenyang Vit?" tanya Dr Eros kepadaku.
"Sudah mas.." jawabku dengan singkat.
"Yuk kita pergi dari sini. Sudah sejam kita menepi makan disini, sekarang sudah jam 11, saya mau ke Tunggal hospital untuk visite pasien lalu rapat di rumkit jam 2 siang." ujarnya mengajakku meninggalkan rumah makan ini dan memberitahu apa alasan ia mau pergi karena masih ada kegiatan lain yang akan ia lakukan di tunggal hospital dan rumkit kesdam tempat Eros bekerja.
"Oke.. Yuk" ujarku sembari berdiri mengikuti dirinya.
Setelah selesai membayar, kami pun meneruskan perjalanan ke apartemenku. Perjalanan memakan waktu singkat hanya tiga puluh menit karena dr Eros mengemudi dengan sangat cepat. Walau kecepatan laju mobilnya sangat tinggi namun gaya ia menyupir sangat halus sehingga aku tidak merasakan khawatir ataupun ketakutan selama perjalanan.
"Kamu ga mau mampir dahulu mas?" tawarku kepada Eros.
"Wah janganlah, selain aku lagi buru- buru ada urusan lain, bahaya kalau hanya berduaan di unit apartemenmu, nanti bisa terjadi hal- hal yang melanggar norma dan hukum" ujarnya kepadaku menolak dengan halus namun tegas.
"Oke.. Terserah kamu saja. Hati- hati dijalan ya. Nanti kabari kalau sudah sampai tujuan, aku khawatir kamu ada apa- apa dijalan dengan gaya mengemudimu yang suka melaju kencang seperti pembalap." ujarku sembari turun dari bmw hitam milik Eros.
"Oke.. Siap Komandan" ujarnya.
Aku diam di depan lobi hingga mobilnya hilang dari pandanganku lalu baru kemudian naik ke unit apartemenku. Setelah masuk ke unit apartemenku, aku menyalakan tombol 'power' di ponselku. Setelah menyala, langsung muncul puluhan notifikasi pesan whatsapp, dua puluh diantaranya adalah dari Anton yang intinya berkali- kali menanyakan bagaimana hasil wawancara dan lamaranku serta kenapa ponselku mati, beberapa puluh notifikasi grup whatsapp dari teman- temanku dan satu notifikasi dari Edi suamiku.
Aku segera membuka pesan whatsapp dari Edi, dan bacaan dari isi pesannya yang masuk sekitar setengah jam lalu [Aku sudah dapat kabar dari Asep, dia aku titipi kamu, aku bilang kamu masih ada hubungan keluarga dengan Nirmala, dan barusan ia mengabariku kalau ia sudah menerimamu dan kamu mulai orientasi senin depan dan kamu akan bekerja sebagai anggota tim bedah jantung, namun aku sudah bernegosiasi dengan dia, aku bilang Nirmala ada acara keluarga penting minggu depan, sehingga ia mengizinkan kamu mulai kerja senin 2 minggu dari sekarang. Selain itu aku juga sudah membelikan kamu tiket pesawat yang akan terbang jumat ini, nanti sabtu kita akan ke Thailand selama 1 minggu untuk bulan madu. Kabari aku kalau kamu ada waktu luang. Love U.]
[Makasih sayang.. Wah kamu sudah beli tiket ke Thailand? Asik aku ga sabar segera ke Thailand. Aku baru sampai ke apartemen. Love U too] balasku ke nomor whatsapp milik Edi.
Aku memperhatikan lagi pesan- pesan whatsapp yang belum aku baca. Saat aku menggulir layar ponselku ada satu pesan whatsapp dari Junior, salah satu teman yang aku kenal dari acara pameran dan pernah menjadi 'sales promotion boy' di stand pameran yang sama denganku.
Aku membuka pesan whatsapp itu lalu aku baca pesan yang bertuliskan [Vita sayang.. Ingat Oom Danu ga? Yang pas acara setahun lalu kita barengan ngajak kita ke acara pesta di pub hotel bintang lima yang disewa khusus selama semalam itu?]
Aku segera membalas ke Junior, yang walau wajahnya tampan ala- ala boyband Korea namun preferensi seksualnya agak menyimpang alias agak kewanita- wanitaan [Hei Cong.. Apa kabar? Long time no see.. Ingat dong.. Yang pestanya seru banget itu dan lu bisa bungkus cowok ganteng dan juga model itu kan?]
[Ah lu inget aja Cong.. Yoi.. Si Kelvin, yang sempet pecongan¹ sama eike. Nek, si Oom ngajak party lagi tar malam. Lu mewong² temanggung³ eike ke sono ga?] tawar Junior atau panggilan gaulnya Juju untuk mengajak aku datang ke acara pesta Oom Danu
¹pacaran ²mau ³temani
[Ah tekotek⁴ gue ma oom Danu.. Tar di suru BJ lagi. Gue kan bukan perek⁵] Tolakku dengan ajakan Juju.
⁴takut
⁵perek adalah bahasa gaul dari pelacur
[Yee.. Uda berubah kali si Oom.. Ga rese lagi. Kuy⁶ lah.. Tar eike jagain U deh.. Eike kan uda bisa karate] tulisnya dipesan yang terkirim padaku menawarkan melindungiku kalau si Oom Danu macam- macam dengan diriku.
⁶Kuy adalah bahasa gaul dari yuk
[Mi apah lu bisa karate? By the way, pesta orgy lagi yak kaya dulu? Kalau gue bisa diizinin buat ajak temen lekong⁷ gue, gue mau.. Gimana Ju?] balasku memberi syarat untuk aku bersedia ikut ke sana.
⁷Lekong adalah laki- laki
[Kata Oom Danu bole..] tulis Juju kepadaku.
[Anjirrr.. Lu lagi bareng doi? Ya udah kalau temen gue mau ikut tar gue baru dateng. Lu kirim aja alamat partynya dimana. Tar gue kabarin jadi ikut apa ga] ujarku kepadanya vi whatsapp.
[Okay.. Kabarin secepatnya ya Cong] balasnya kepadaku.
Aku sebenarnya malas untuk ikut acara pesta orgy atau pesta pora yang sering disusupi kegiatan seks yang kelewat batas dan mabuk- mabukan. Berdasar pengalamanku banyak laki- laki yang jahat disana yang berhubungan seks liar bukan secara suka sama suka tanpa paksaan, namun kenyataannya beberapa laki- laki,yang mungkin karena sudah dalam pengaruh alkohol dan atau obat terlarang ataupun itu memang sifatnya orang itu yang jahat dan suka memaksakan kehendak, memaksa lawan mainnya untuk bercampur dengan mereka disitu bahkan lebih cocok kondisi disebut pemerkosaan dari pada berhubungan badan secara bebas sebelum nikah. Akan tetapi Juju ini sekitar 7 bulan lalu sempat membantuku memberi pertolongan dalam urusan pekerjaan saat aku lagi butuh- butuhnya uang setelah lulus dari akper sehingga aku agak sungkan menolak ajakannya karena merasa hutang budi.
Aku agak bingung mau mengundang siapa bukan menemaniku ke pesta gilanya Oom Danu. Kalau dari kemampuan beladiri, Wahyu bisa diandalkan namun secara politik dan kekayaan dia ga akan kuat, apalagi teman- teman Oom Danu yang ikut tahun lalu bisa dibilang orang papan atas di Jakarta. Kalau mengundang Syahrul aku tahu dia akan dipandang, namun aku ga yakin dia mau melindungiku.
Akhirnya setelah menimbang- nimbang pilihan, aku memutuskan untuk menelepon pacar baruku Syahrul.
"Halo sayang.. Ada apa menelepon aku? Kamu kangen ya sama aku?" suara Syahrul menyapaku dari ujung sisi saluran telepon saat sambungan komunikasi denganya via jaringan ponsel telah terkoneksi.
"Iya sayang.. Aku kangen. By the way.. Nanti malam kamu sibuk ga?" aku langsung ke inti masalah menanyakan dia ada kegiatan atau tidak setelah berbasa basi singkat.
"Ngga ada.. Kenapa?" tanya Syahrul kepadaku.
"Aku diundang ke acara pesta salah satu acara kenalan aku.. Kamu mau menemani aku ga?" tanyaku kepadanya.
"Pesta apa? Yang ngadain siapa?" tanya Syahrul kembali.
"Pesta Orgy oom Danu, Danu Barata Putra" jawabku.
"Danu Barata Putra? Danu yang pernah beberapa kali menjadi gubernur di Sumatera Utara dan Jawa Timur di era sembilan puluhan awal? Pengusaha properti terbesar di Indonesia? Danu yang itu?" tanya Syahrul kepadaku.
"Iya betul.. Gimana mau ngga?" tanyaku kepadanya.
"Gila kamu.. Kok kamu bisa kenal? Hebat kamu.. Aku aja mau menembus lingkaran pertemanan dengan grup yang dikuasainya sulit masuk, kok kamu bisa. Ya pasti mau dong.. Tapi.." Kata Syahrul yang tertarik untuk ikut namun diakhir kata ia tidak meneruskan kalimatnya.
"Tapi apa sayang?" tanyaku penasaran apa yang dia mau omongkan.
"Kamu tahu kan dia dan grupnya terkenal kasar dan kejam terutama ke rakyat jelata? Ada beberapa kasus kekerasan dan pemerkosaan di pesta yang diadakannya itu dimasa lampau yang menjadi rahasia umum di kalangan pebisnis kelas atas. Namun karena kebanyakan korbannya adalah warga ekonomi rendah atau pelacur yang mereka sewa, masalah dan kasus ini tidak pernah sampai diusut polisi karena ada perlindungan dari beberapa pejabat yang tergabung dan ikut dengan grupnya Danu." cerita Syahrul kepadaku mengenai kelamnya dan mengerikannya suasana pesta orgy yang diadakan oleh Oom Danu, walau sebenarnya aku pun tahu masalah itu.
"Ya aku tahu, dan karena itu aku butuh kamu sebagai pacarku untuk menemani dan melindungiku dipestanya Oom Danu. Pestanya sebenarnya seru tapi ada beberapa orang memang di grupnya Oom Danu yang kasar dan kejam. Oom Danu sendiri juga mesum tapi ga sekasar dan sekejam mereka. Gimana kamu tertarik dan mau menemaniku ga? Kalau ga, aku ga berani ke sana lagi" Ujarku kepada Syahrul.
"Lagi?! Kamu pernah kesana sebelumnya?" tanya Syahrul kaget.
"Pernah.. Tahun lalu" ujarku kepadanya.
"Kamu tahun lalu ga disiksa atau diperkosa sayang?" ujarnya bertanya langsung ke pokok masalah.
"Hampir.. Tapi untungnya kondisi badanku menyelamatkanku. Menstruasiku datang lebih awal tepat saat aku hampir sampai di lokasi tempat pesta. Awalnya aku kesal dengan kondisi itu, bukan karena aku ga bawa pembalut, tapi aku kesal gagal mendapatkan kenikmatan dan keseruan dari suasana liar yang akan terjadi di pesta yang aku datangi. Apalagi aku dengar banyak model dan artis yang akan datang. Kapan lagi pikirku aku bisa menikmati tubuh model dan artis tampan. Tapi kenyataannya berbeda, selain aku gagal minimal kenal model atau artis tampan, aku yang datang telat 4-5 jam karena masih ada urusan pekerjaan sambilan di suatu pameran dan lupa membawa baju ganti yang menharuskan aku pulang dahulu ke kontrakan yang aku tinggali waktu itu. Sewaktu aku sampai di pub, aku langsung di bawa oleh pengawal Oom Danu ke dalam kamar khusus karena rupanya aku sudah jadi target yang disukai oleh Oom Danu. Didalam ruangan khusus itu berisi 10 laki- laki dengan usia beragam dari 30 sampai 60 tahun dan 5 perempuan cantik namun bukan dari kalangan artis. Aku hampir di gangbang paksa oleh mereka namun karena menyadari aku sedang mens akhirnya aku jadi objek bukkake oleh sekitar 5 pria sembari melakukan oral ke Oom Danu. Aku beruntung datang telat sehingga banyak tamu pesta yang sudah teler akibat alkohol dan narkoba yang tersaji bebas di sana. Hanya Oom Danu saja yang masih sadar sehingga aku terpaksa melakukan oral kepadanya." ceritaku panjang lebar.
"Puji Tuhan.. Untung kamu mens ya.. Kalau tidak aku ga ngerti bagaimana nasibmu. Kenapa sudah dibegitukan kamu masih mau kesana? Kamu ga jera dan trauma dengan suasana dalam pesta liar itu?" tanya Syahrul kepadaku.
"Jera si.. Aku takut banget.. Makanya aku ajak kamu.. Aku tapi ga bisa nolak ajakan Juju yang mengundangku ke sana, aku punya hutang budi ke dia. Dia pasti jadi simpenan salah satu anggota grup oom Danu. Dan sudah jadi rahasia umum kalau 'simpanan' mereka sering disiksa kalau gagal memuaskan dan memberikan apa yang diminta oleh gadunnya. Jadi aku ga mau si Juju diapa-apain oleh Gadunnya gara- gara aku ga datang ke pesta. By the way selain atlet Selancar.. Kamu punya pegangan bela diri ga?"
"Wah tentu dong.. Aku pemegang sabuk hitam dan 5 Aikido dan juga ahli dalam Krav Maga." ujarnya membanggakan diri lalu berkata "Oke, karena masalah hutang budi dan setiakawan aku akan menemanimu sebagai pacar. Jam berapa kamu mau aku jemput?"
"Jam 12 aja sayang, aku ga mau terlalu kepagian kesana." pintaku.
"Hhmmm.. Aku datang ke apartemenmu jam 9 saja ya.. Lumayan bisa pemanasan dulu bersamamu sebelum kita jalan jam12. Gimana?"
"Setuju banget. Makasih ya sayang"
"Oke.. Eh udah dulu ya.. Aku mau mimpin rapat. Bye"
"Bye" ujarku sembari mematikan sambungan telepon dengan Syahrul.
Aku segera mengabari Juju atau Junior kalau aku akan datang ke party tapi nunggu pacarku. Aku juga dengan sengaja mengabari kalau nama pacarku Syahrul Gunawan Muller sekaligus 'uji kekuatan' dimata Oom Danu yang sepertinya bareng Juju. Diluar dugaan Oom Danu rupanya tahu Syahrul dan ga sabar ingin bertemu sekaligus memuji betapa beruntungnya aku bisa jadi pacarnya Syahrul.
Sekarang tugas selanjutnya aku harus mengabari Edi suamiku agar ia ga kaget kalau aku akan pergi ke pesta walau tidak bilang kalau itu pesta orgy.
"Halo sayangku" sapaku saat saluran telepon kami tersambung.
"Iya halo sayang.. Ada apa?"
"Aku mau minta izin malam ini aku ke acara party temanku ya, acara ultah Juju, di pub deket apartemen. Boleh ya?" ujarku meminta izin untuk pergi ke pesta walau ga memberitahu 100% kebenarannya jenis pesta yang aku akan hadiri.
"Oke sayang. Jangan terlalu mabuk ya tar kamu sakit. Jangan lupa makan juga.. Jangan terlalu capek karena lusa kan kamu kembali ke Aceh dan Sabtu kita jalan- jalan ke Thailand. Have Fun ya babe" ujarnya langsung mengizinkan aku tanpa banyak tanya.
"By the way.. Kita di Thailand mau kemana saja? Aku belum pernah ke sana sekalipun" tanyaku penasaran.
"Nanti kita akan pergi ke Phuket. Menginap di Sri Panwa.. Resort terbaik setauku di sana. Kita berbulan madu sekaligus menikmati indahnya pantai Phuket, pantai yang pernah jadi latar film The Beach di tahun 2000 oleh Leonardo Di Caprio" jelas Edi kepadaku.
"Wow.. Aku ga sabar ingin segera kesana. Kenapa ga hari jumat aja sih kita ke sana?" tanyaku kepada Edi.
"Soalnya orang yang menginap di presidential room pool villa atau X24 baru check out Sabtu." ujar Edi.
"Emang kenapa harus di X24? Siapa si yang nyewa?" tanyaku bingung.
"X24 itu adalah kamar termewah dan terbaik di sri panwa. Sejak besok hingga sabtu kamar itu disewa oleh Shah Rukh Khan dan keluarganya yang mau liburan singkat" jawab Edi kembali.
"Wow kita menginap di kamar yang sama dengan Shah Rukh Khan? Iiihhh.. Pasti keren dan instagramable banget kamarnya.. Aku jadi makin ga sabar" ujarku dengan nada gembira.
"Pastinya.. Kita akan disana selama 6 hari, jadi bisa puas menikmati indahnya pantai Phuket.. Ya udah ya sayang.. Aku hendak rapat dulu.. Have fun di acara party nanti malam ya.. Love you.. Bye" ujar Edi menutup pembicaraan.
"Love you too.. Bye Honey" ujarku sembari memutuskan koneksi saluran teleponku dengan Edi.
Penjelasan Edi membuatku tidak sabar ingin segera berlibur, dan membuatku membayangkan apa saja yang akan aku lakukan selama disana. Lamunanku mengenai rencana liburanku dibuyarkan oleh notifikasi whatsapp dari Syahrul.
[Sayang.. Gw otw ke apartemenmu ya.. Palingan 30 menitan sampai, nanti sepertinya kita bisalah main 1 sampai 2 ronde sebelum kita siap- siap ke orgy partynya Oom Danu] isi pesan dari Syahrul yang mengabari kalau ia sudah selesai rapat dan mau menuju ke apartemeku setelah berbicara via jaringan telepon terakhir kali sekitar 2 jam lalu dengannya dan saat itu kabar terakhir ia memberitahu kalau hendak memimpin rapat.