Saat Edi berkata begitu aku baru sadar akan kekonyolanku, kenapa aku harus marah dan emosi serta cemburu, bukankah Nirmala juga istri dari Edi. Untuk menutupi kekonyolan dan kebodohanku aku berjalan mendekati mereka berdua yang masih asyik bercinta sembari melepas baju kaus lengan panjang hitam, bra coklat, celana jeans serta celana dalam coklat yang merupakan satu set dengan bra yang masih menempel ditubuhku saat aku membuka pintu kamar tidur utama.
"Oughh.. Vita.. Kamu masih bangun sayang?" tanya Nirmala sembari menikmati sodokan torpedo suami kami.
"Iya kak.. Tommy kemana? Ga pulang kak?" tanyaku kepadanya yang masih asik menikmati permainan asmara dengan Edi suami kami.
"Aaahhhh.. Ssss.. Iya.. Kamu bobo mulu sih..Aaahhhh.. Aaahhhh.. Kan dia nelepon aku saat kita perjalanan dari butik.. Aaahhhh.. Ouuughh.. Dia pamit menginap di lapangan karena masalah yang terjadi rupanya tidak ringan yang kita pikirkan.. Ougghhh.. Aaaa.. Aaahhhh.." jawab Nirmala sembari menikmati gempuran torpedo Edi.
"Ya maaf kak.. Aku ga tahu kenapa aku ngantuk banget setelah menyantap mie aceh bareng- bareng.. Baru kali ini aku merasa sangat ngantuk tak tertahankan sebelum jam 9 malam" ujarku menerangkan apa yang kurasakan kepada Nirmala.
"Hahaha.. Itu pengaruh ganja Vit.. Kamu sih ada- ada aja pengen nyobain mie pakai ganja.." celetuk Edi memberi komentar."
"Oooh karena makanannya.. Gitu ya rasa makanan yang dicampur ganja.. Jadi ngantuk banget.. Aku baru tahu" ujarku menimpali sembari duduk disamping tubuh Nirmala dan mulai meraba- raba payudara milik Nirmala.
"Aahhh.. Aahhh.. Sayang.. Aku keluar.. Aku keluar.. Haaahhh.. Haaahh.. Udah dulu ya sayang dilanjut sama Vita aja dulu.. Haaaahh.. Haaaahhh.. Aku capek" racau Nirmala setelah mencapai klimaks dan meminta untuk istirahat dulu yang mungkin dikarenakan ia sedang melahirkan sehingga staminanya menjadi lebih mudah habis.
"Oke sayang.. Ayo Vit.. Sini sayang.. Puasin aku.." ujar Edi kepadaku setelah melepas torpedonya dari liang kenikmatan milik Nirmala.
"Aku kulum dulu ya sayang kelaminmu.. Biar aku naik sedikit libidonya sekalian aku ingin merasakan rasa cairannya kak Nirmala" ujarku kepada Edi.
"Oke.. Silahkan aja sayangku" ujar Edi yang sudah beranjak dari atas ranjang dan sudah berdiri disampingku.
Aku mulai memasukan torpedo Edi kedalam mulutku. Dan seperti sebelumnya, aku hanya sanggup memasukan setengah kurang kemaluannya, karena begitu gemuk dan besar diameter rudal tempur Edi membuat mulutku terasa penuh sehingga hanya bisa menyedot dan menghisapnya saja tanpa bisa menyapu dan menjilat batang kenikmatan itu dengan lidahku.
Mengoral kemaluan Edi membuat libidoku meningkat, tanpa butuh waktu lama, intiku sudah menjadi basah karena cairan pelumasku yang membanjiri mahkota kewanitaanku.
Edi sangat menikmati layanan dari mulutku, menurutnya mulutnya sangat sempit dan basah apalagi aku sering melakukan kegiatan menjilati kedua bola kembar Edi serta daerah perineumnya sehingga menambah sensasi kenikmatan yang luar biasa.
"Ni sayang.. Liat Vita.. Mestinya kamu jilatin bola kembarku dan belakang qubulku seperti dirinya.. Nikmat tiada tara rasanya kalau dijilatin seperti itu" ujar Edi memberi tahu Nirmala apa yang dia suka apabila dilakukan oral.
"Iiihhh.. Ga ah.. Jijik.. Biar Vita aja yang gituin kamu.. Aku bisa muntah kalau melakukan itu ke kamu.." tolak Nirmala kepada Edi mengenai permintaan Edi agar Nirmala mau memperlakukan torpedonya seperti yang aku lakukan.
Setelah aku kulum selama beberapa menit, sosis besar Edi sekarang sudah membesar dan menegang maksimum dan makin sulit untuk aku aku kulum. Menyadari itu aku segera berdiri dan beranjak ke atas ranjang yang berada disisi kananku lalu memposisikan diriku untuk disetubuhi Edi secara doggy style.
Edi melihat posisiku yang sangat eksotis dan menggairahkan itu tidak langsung menghunuskan pedang tumpulnya ke dalam mulut bawahku melainkan mengarahkan lidahnya untuk membasahi dan menciumi kue apemku yang sebenarnya sudah sangat basah.
"Eunggh.. Sssh.. Aaakh.." erang dan rintihan kenikmatan mulai terdengar dari bibirku saat Edi melumat bibir bawahku yang membuat banyak laki- laki tergila- gila.
Setelah puas menikmati gurihnya cairan pelumas alami di kue apemku, Edi segera mengarahkan sosis gemuk berdiameter 8 sentinya ke inti tubuhku. Dengan kasar dan tak sabaran ia langsung menghujam keras masuk liang sensitifku semaksimal mungkin. Aku yang dihujam dengan keras dan kasar merasakan sensask perih bercampur nikmat.
Edi langsung memompa torpedonya dengan cepat dan kasar seperti orang yang kesetanan dan nafsu birahi yang sudah sangat tinggi. Sekali- sekali ia memukul dengan keras kedua bongkahan pantatku hingga memerah dan terasa perih. Selain itu ia juga terkadang menjambak rambut panjangku dengan kasar ke arah belakang dengan kasar.
Walau diberikan perlakuan kasar namun sensasi sakit bercampur kenikmatan hujaman cepat dan kasar Edi di liang sensitifku membuat libido semakin tinggi. Aku baru menyadari aku rupanya mempunyai kelainan masokis karena menyukai gaya seks sadomasokis yang sedang dilakukan Edi saat ini. Disakiti olehnya membuat libidoku makin mengebu- gebu dan mencapai klimaks berkali- kali dengan cepat.
Walau perlakuan Edi sangat kasar namun hanya hanya sebatas menjambak dan memukul pantatku yang masih aku anggap normal dan tidak kelewat batas bagiku, mungkin karena itulah aku bisa menikmatinya.
Pernah dulu aku melakukan cinta satu malam dengan laki- laki asing yang aku kenal di diskotik dan sangat menyukai BDSM¹. Namun ditengah persetubuhan kami aku meninggalkannya pergi karena merasa tidak nyaman.
¹BDSM: bondage, dominance, sadism, masochism adalah aktivitas seksual yang merujuk pada perbudakan fisik, sadisme dan masokhisme yang dilakukan atas kesepakatan pihak yang bersangkutan.
Berbeda dengan Edi, laki- laki asing yang aku baru kenal sebentar di diskotik itu, benar- benar seorang praktisi BDSM sejati, selain memukul bongkahan pantat dan menjambakku seperti yang Edi lakukan, ia juga menamparku, menggigit dengan keras dan sadis seakan- akan ingin melukaiku, dan bahkan mencambukku dengan cambuk yang sudah ia siapkan sebelumnya yang membuat tubuhku banyak luka- luka. Selain itu ia juga menghina dan mengataiku dengan kata- kata yang kasar, senonoh dan tidak pantas.
Menyadari apa yang dilakukannya sangat kelewat batas dan aneh, aku segera mendorongnya dan menendang torpedonya dengan keras sehingga ia kesakitan, lalu segera memakai baju dan kabur dari kamar hotel yang ia sewa. Aku benar- benar merasa teraniaya dan terhina saat itu, kelakuan laki- laki itu benar- benar diluar kewajaran dan menjijikan. Berbeda dengan cerita hollywood seperti triologi 'fifty shades of grey' BDSM yang sebenarnya bagiku benar- benar menyeramkan dan tidak normal.
Namun apa yang dilakukan Edi malam ini mengasariku masih layaknya adegan fifty shades of grey. Mungkin ia terinsipirasi oleh film itu dan melakukannya kepadaku untuk memanaskan permainan kami malam itu.
Kami berganti posisi menjadi misionaris, Edi mengkungkungku lalu memasukan torpedonya dengan mudah ke liang peranakanku dengan mudah karena kelaminku sudah sangat basah. Bibir kami saling melumat dan bertukar cairan tubuh dengan penuh kelembutan yang hangat sembari Edi memompa diriku naik turun.
Kedua tangan kami saling bercengkraman dengan erat, dan kedua kakiku melingkari tubuhnya. Percintaan gaya klasik yang penuh aura romantis yang membuaiku setelah beberapa waktu lalu kami sedikit bermain sadomasokis yang penuh aura liar dan ganas.
Hampir setengah jam sudah kami memadu kasih di ranjang king koil seri termahal milik Nirmala. Aku sendiri sudah klimaks hampir 15 kali selama olahraga ranjang ini berlansung. Tubuhku terus bergelinjang menikmati sodokan tegas dan nikmat dari tongkat keperkasaan Edi yang sangat nikmat.
"Istriku sayang.. Aku mau keluar.. Enak banget farjimu.. Benar- benar memabukanku.. Aku boleh keluarin didalam ya sayang?" tanya Edi yang sepertinya sudah hampir mencapai klimaks.
"Iya sayangku silahkan aja.. Aku juga sebentar lagi keluar lagi.. Kita keluar bareng- bareng ya suamiku sayang.." ajakku untuk mencapai puncak kenikmatan bersama- sama dengan Edi.
Edi memompa lebih cepat dan lebih dalam untuk mencapai klimaks bersama- sama denganku.
"Aaaaaahhh.. Yesssss... Nikmat sekali liang surgamu sayang.." racau Edi menandakan betapa nikmatnya pelepasan itu yang bertepatan dengan aku mencapai puncak kenikmatan.
Tubuh Edi ambruk, cairan kenikmatan kami bercecer melumer keluar karena saking banyaknya cairan yang disemprotkan olehnya dan juga bercampur cairan kenikmatanku yang juga sangat banyak sehingga tidak tertampung didalam rahimku.
"Terimakasih ya sayang farji kamu nikmat dan sempit sekali" ujar Edi sembari masih terengah- engah. Lalu Edi mencium keningku dengan senyum bahagia.
"Hoaaahhhmm.. Udah ya sayang kegiatan kalian?" ujar Nirmala yang terbangun dari tidurnya diranjang yang sama dengan kami.
Lucunya, sejak tadi Nirmala memang berbaring tidur diranjang yang sama dengan kami disisi paling kanan dari ranjang king size buatan king koil itu tanpa mengacuhkan kegiatan asmara kami dan asik terlelap dalam tidurnya.
"Iya sayang udah selesai.." ujar Edi sembari berguling ke tengah diantara aku dan Nirmala.
Edi merangkul kami berdua, aku dan memeluk erat Edi dari sisi kirinya dan Nirmala memeluk erat Edi dari sisi kanannya. Pemandangan ini mirip raja- raja zaman dahulu yang tidur dikelilingi oleh selir- selirnya. Walau aku adalah madu dari Edi, Nirmala tidak pernah merasa tersaingi ataupun membenciku, mungkin karena ia sendiri mempunyai suami lain selain Edi hingga ia merasa biasa dengan kehadiranku sebagai istri muda Edi.
"Enakan mana farjinya aku atau Vita sayangku?" tanya Nirmala tiba- tiba.
"Kalian sama- sama enak.. Ga bisa dibandingkan satu sama lainnya.. Yang pasti aku beruntung mempunyai istri seperti kalian" ujar Edi bijak.
Akhirnya karena sudah kelelahan kami bertiga pun tidur terlelap dengan posisi seperti ini hingga pagi.