Chereads / Harta, Tahta dan Vita : Kisah Hidup Vita / Chapter 51 - Berbincang dengan Amira

Chapter 51 - Berbincang dengan Amira

"Amira itu siapa ya kak?" tanyaku kepada Nirmala agak berbisik sembari mengikuti Sunarti yang berjalan didepan kami untuk mengantar kami ke butik Syifa.

"Amira itu istri ke 2 Teuku Rian.. Suaminya Syifa" jawab Nirmala sembari berjalan santai mengikuti arah yang ditunjukan mbak Sunarti.

"Syifa juga poligami?" tanyaku agak kaget.

"Iya. Dia poligami.."

"Banyak ya yang poligami di sini.. Aku ga nyangka"

"Ngga juga.. Hanya kalangan tertentu disini kok yang menjalami poligami. Namun dikalangan konglomerat Indonesia punya lebih dari 1 istri adalah wajar. Namun untuk kasus Syifa, dia mengizinkan suaminya menikah karena ia mengidap kanker leher rahim sejak 3 tahun lalu yang menyebabkan rahimnya harus diangkat sehingga ia tidak bisa mempunyai anak. Oleh karena kekurangannya itulah ia mengizinkan Rian menikah lagi dengan Amira" jelas Nirmala kepadaku.

"Rian kenal Amira darimana?" tanyaku penasaran.

"Amira itu adalah teman dekat Syifa sejak SMA di New York. Sejak almarhum ibunda Syifa mengidap kanker paru dan leher rahim, dia dan ibundanya pindah ke New York untuk menjalani pengobatan selama hampir 6 tahun. Syifa dan ibunya tinggal terpisah dengan ayahnya yang harus mengurus bisnis keluarganya di Aceh. Namun walau begitu, ayahnya setiap jumat pagi hingga minggu malam pada pekan ke dua dan ke empat setiap bulan pergi ke Newyork dari Aceh setelah urusan pekerjaannya selesai untuk mengunjungi dan menemani mereka. Nah Amira ini adalah teman satu SMA yang menjadi akrab karena sama- sama berasal dari Aceh dan mempunyai hobi sama yaitu membaca manga. Rian kenal Syifa 4 tahun lalu dan akhirnya berpacaran 6 bulan sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Amira lah yang memperkenalkan Syifa dengan Rian. Amira kenal Rian, karena Almarhum Suami Amira adalah sahabat Rian selama kuliah di Newyork" cerita Nirmala panjang lebar kepadaku.

"Amira janda?" tanyaku penasaran.

"Iya.. Selama kuliah, Amira yang sempat bekerja sambilan menjadi model. Suatu ketika saat ia sedang perjalanan menuju lokasi pemotretan ia mengalami kecelakaan, kakinya terkilir dan diantar oleh agensinya ke rumah sakit terdekat. Disana ia bertemu dengan Benjamin, almarhum suaminya yang bekerja sebagai dokter orthopedi, sama seperti profesi Rian. Singkat cerita akhirnya mereka saling jatuh cinta dan menikah 6 bulan pasca Syifa dan Rian menikah. Namun hubungan pernikahan Amira dan Benjamin tidak berlangsung lama, 2 tahun lalu Benjamin meninggal karena kecelakaan pesawat. Karena tahu dirinya tidak bisa memberikan keturunan kepada Rian, dan karena Amira lumayan dekat dengan Rian dan Syifa sejak mereka pacaran, akhirnya Syifa mengusulkan ke Amira untuk menjadi madunya Rian. Awalnya Rian tidak mau, tapi akhirnya setelah dibujuk selama beberapa bulan, satu setengah tahun lalu Rian menikahi Amira." jelas Nirmala panjang lebar menjawab pertanyaanku sekaligus menerangkan awal mula Rian dan Amira bisa menikah.

"Silahkan nyonya, disini butiknya.. Saya tinggal dulu ya nyonya" ujar mbak Sunarti kepada kamis sesampainya didepan butik.

"iya terimakasih ya mbak" ujar Nirmala.

Kami masuk ke ruangan ukuran 20 meter persegi yang berisi baju- baju karya Syifa. Rancanangan busana yang dibuat oleh Syifa sangat indah dan kekinian, membuatku bingung untuk memilih pakaian mana yang hendak aku beli. Dari dalam ruangan yang sepertinya dipergunakan sebagai ruang staf, muncul seorang gadis cantik berhidung mancung, berkerudung dengan muka percampuran antara india dengan melayu.

"Eh ada tamu.. Kamu pasti Nirmala ya? Saya Amira isrinya Rian" sambut Amira kepada kami saat melihat didalam butik ada kami yang sedang memilah milih pakaian yang akan kami coba.

"Iya.. betul. Saya Nirmala, salam kenal ya sayangku Amira. Ini perkenalkan Vita, dia istri muda Edi" jawab Nirmala kepada Amira sekaligus memperkenalkan aku ke Amira setelah mereka selesai berjabat tangan.

"Halo.. Saya Vita" ujarku sembari mengulurkan tangan mengajak Amira berjabat tangan.

"Halo Vita.. Salam kenal ya" ujarnya menyambut uluran tanganku.

"Maaf ya, kalian sudah lama ya disini? Saya barusan menidurkan anakku, Teuku Setio, yang baru berusia 4 bulan" ujar Amira menjelaskan apa yang baru saja ia lakukan di dalam kamar dibelakang butik.

"Oh ngga apa- apa.. Kamu hebat ya.. Masih bisa jaga butik sembari mengurus bayimu. Moga- moga kelak setelah bayiku lahir, aku juga bisa seperti kamu" puji Nirmala kepada Amira.

"Ah biasa saja ni.. By the way.. Bayi di kandunganmu sudah berapa bulan Nirmala?" tanya Amira penasaran.

"Baru 4 bulan.." ujar Nirmala singkat.

"Wah kok ga keliatan ya.. Kamu jangan terlalu membatasi makan lho sayang.. Kasian anak didalam kandunganmu bertumbuhannya bisa terganggu kalau kamu terlalu membatasi makan.."

"Ahahahaha.. Nggak kok, saya ga membatasi makan, sejak hamil saya makan banyak sekali, namun herannya perutnya tidak besar- besar. Tapi dari pemeriksaan rutin dokter, katanya si dedek sehat dan bagus perkembangan. Tapi ya itu, lucu aja perutku ga besar- besar"

"Syukurlah kalau begitu.. Maaf ya aku tadi sok menggurui, aku cuma takut kamu mengalami kejadian kaya aku dulu. Karena sekitar 2.5 tahun lalu aku sempat keguguran karena terlalu memilah milih makan. Akhirnya selama aku hamil Setio aku makan apapun, hingga berat badanku naik 10 kg, tapi selepas persalinan dalam waktu 3 bulan berat badanku alhamdulillah kembali ke berat awal" ujar Amira.

"Wah nanti setelah melahirkan aku dibagi dong kiatnya biar bisa cepet kurus lagi, walau kelihatannya ga gemuk, gini- gini berat badanku sudah naik 5 kilo lho.." ujar Nirmala antusias.

"Boleh sist.. Nanti aku bagi.. Jadi.. Kalian sudah ada busana yang membuat kalian tertarik?"

"Kalau yang bikin tertarik banyak kak.. Masalahnya saking banyakny bingung mau pilih yang mana.." Celetukku kepada Amira.

"Ya diborong semua aja dong.. Hahaha.." ujar Amira memberi saran yang maksudnya adalah bercanda.

"Ide yang bagus.. Kita borong saja semua.. Hahahaha" ujar Nirmala menimpali.

"Boleh.. Boleh.. Yuk diborong yuk.. Hahahaha.. Biar makin yakin dicoba aja dulu.. Kan ada kamar pas disini.." balas Amira sembari tertawa.

"Oke.. Aku mau coba ini.. ini.. dan ini deh.." ujar Nirmala sembari mengambil 5 pasang busana yang menarik hatinya.

"Wah pilihanmu mantap.. Mala.. Coba dipakai, feelingku kamu bakal cocok pakai semua yang kamu pilih sist" Ujar Amira saat Nirmala membawa 5 pakaian yang dia pilih untuk dicoba di kamar pas.

"Iya.. Moga- moga cocok ya.." ujar Nirmala sembari masuk ke kamar pas.

"Kamu sudah ada yang pingin dicoba sist?" tanya Amira sembari mendekatiku yang masih sibuk memilah milih baju untuk dibeli.

"Aku bingung sist.. Mending yang ini atau yang ini ya?" tanyaku kepada Amira sembari menunjukan sebuah baju jump suit warna merah muda berkerah ala korea dan sebuah longdress dengan tali tipis warna biru berbelahan dada rendah.

"Kamu biasanya pakai longdress ya kan? Gimana kalau coba sesuatu yang baru dengan jump suit ini.. Lagian sekarang kamu kan sudah berubah status jadi istri orang, pakai jump suit kamu tetap akan seksi kok tapi setidaknya akan lebih elegan.. Itu si menurut pandanganku ya sist.. Pada dasarnya semuanya sama bagus.. Tergantung selera aja.. Kalau mau pilih dua- duanya juga boleh.." saran Amira kepadaku.

"Oke aku coba dua- duanya saja.. Disini ga ada jual baju lingerie ya kak?" tanyaku kepada Amira.

"Ada.. Dibaris paling belakang ada berbagai macam linggerie, dari yang bentuk standar, seksi dan nakal sampai ala cosplay juga ada.." jawab Amira kepadaku.

"Wah luar biasa ya Kak Syifa.. Segala jenis busana ia buat.. Oke aku coba lihat deh.."

Aku berjalan ke baris belakang, dan tertarik dengan lingerie bodysuit berbentuk fishnet yang dibuat dari kain sutra yang halus dan nyaman berbentuk rendra- rendra cantik, namun terdapat lubang besar diselangkangan persis didepan inti kewanitaan serta dua lubang diameter 5 senti didaerah payudara yang menambah kesan nakal berwarna abu- abu metalik.

Setelah hampir 30 menit lamanya, akhirnya Nirmala keluar sembari membawa ke 5 pakaian yang ia pilih.

"Gimana sist? Mau dibungkus yang mana?" tanya Amira kepada Nirmala.

"Kamu benar sist.. Aku tampak cantik memakai kelimanya, aku borong semua saja deh"

"Kak.. Aku mau coba 3 pakaian yang sepertinya menarik ya.. Tunggu bentar ya kak" ujarku ke Nirmala sebelum masuk ke kamar pas.

"Iya sayang.. Coba aja ya.. Aku menunggu kamu mencoba sembari ngobrol dengan Amira.." ujar Nirmala.

Aku mencoba ke 3 pakaian yang aku pilih, setelah aku mencoba longdress dan jumpsuit yang sangat pas dan bagus aku pakai, terakhir aku mencoba lingerie yang aku pilih. Muncul ideku untuk mengirimkan swa foto diriku memakai linggerie seksi ini kepada suamiku Edi, setelah berpose menantang dan bergaya nakal aku segera mengirimkan fotoku sembari aku memasang caption dibawahnya.

[Gimana menurutmu? Bikin tambah nafsuin ngga? Kalau iya aku beli khusus buat kamu] tanyakh sembari melampirkan swa foto seksiku menggunakan linggerie yang aku pilih.

[Oh my God.. You're so hot babe.. Aku horny banget ni.. Kamu mau beli lingerie baru ya? Cocok sayang.. Beli aja.. Aku jadi pingin cepat- cepat pulang dan menyetubuhi kamu sayang..] balas Edi kepadaku yang membuatku semakin mantap dan yakin untuk membeli linggerie itu.

[Oke sayang.. Aku beli ya.. Tapi aku mungkin pulang agak malam dengan Kak Nirmala.. Ini butiknya di Lhoksumawe sayang..]

[Oke gpp.. Santai aja.. Aku juga baru pulang agak malam kok.. Love U.. Have fun ya sama Mala..]

Setelah membaca pesan dari Edi aku memakai kembali baju yang aku pakai dari rumah dan melipat rapih ketiga busana yang aku coba. Setelah itu aku keluar dari kamar pas dan rupanya didepan butik sudah ada Syifa yang sedang ngobrol santai bersama Amira dan Nirmala.

"Gimana sist? Mau yang mana?" tanya Amira saat melihatku keluar dari kamar pas.

"Semua bajunya bagus kak.. Tapi.."

"Sudah borong semua aja Vit.. Kakak yang bayar.. Mumpung dikasi harga teman sama si Syifa nih" potong Nirmala yang lansung mengerti bahwa aku tidak sanggup membayar sendiri saat aku melirik ke arahnya.

"Nah gitu dong.. Diborong semua.. Sini aku rapihkan dan bungkus serta hitung jumlah total yang kalian belanjakan" ujar Syifa menimpali.

"Jadi berapa total semuanya say?" ujar Nirmala saat melihat Syifa sudah selesai merapihkan dan memasukan ke delapan pakaian yang kami beli.

"Semua jadi 12 juta rupiah tapi karena hari ini soft launching butikku hari ke 2 dan karena kamu sahabatku, maka khusus hari ini aku kasi diskon 2 juta, sehingga yang kamu harus bayarkan cuma 10 juta Shaaayy.." jawab Syifa kepada Nirmala.

"Wah kalau tahu semurah ini gue borong lebih banyak sist.. Hahahaha.. Ini Sist.. Gue bayar tunai aja mumpung murah" ujar Nirmala sembari menyerahkan seratus lembar uang 100 ribu rupiah kepada Syifa.

"Terimakasih ya sist, uangnya gue terima.. Semoga bisa jadi penglaris buat dagangan gue yang lain" ujar Syifa sembari menerima uang yang diserahkan oleh Nirmala.

"Amin.." jawab Nirmala singkat.

"Eh iya.. By the way, kan sekarang sudah jam setengah tujuh.. Kalian mau cari makan diluar sekalian ga? Mumpung didekat sini banyak jajanan yang lezat- lezat.. Kalau mau yuk, kita jalan, tar gue sama Amira naik mobil pribadi gue"

"Boleh.. Disini ada mie ga? Si Vita lagi pingin nyobain mie yang pakai ganja katanya, hahahaha.. pingin nyoba sakaw dia.. Hahahaha" ujar Nirmala sembari meledekku.

"Iiih.. apaan si kak Mala, aku kan jadi malu" ujarku sembari menyubit pelan dan manja lengannya.

"Aooohh.. Iih kamu dek.. Pakai nyubit lengan kakak.. Untung ga biru.. Hahahaha"

"Hahahaha.. Ada- ada aja lu berdua Mala sama Vita.. Ada sih.. Di dekat sini ada warung kecil yang udah melegenda banget, mie nya pakai kepiting besar yang enak banget. Pake ramuan ganja sikit.. Tapi ga bikin sakaw.. Gimana Vita? Kamu tertarik..

"Boleh kak.. Aku tertarik buat mencobanya" ujarku tertarik.

"Oke.. Kalau begitu aku sama Amira ambil kunci sama panggil babysitter Setio. Ayo Mir.. Kita siap-siap"

"Iya Syifa.. Kalian tunggu bentar ya.. Ini minuman botolnya dinginnya diminum dulu ya. Kalian pasti haus daritadi belanja di butik kami" ujarnya kepada Syifa sembari menawarkan minuman teh dalam kemasan botol dingin yang disajikan saat aku sedang mencoba pakaian di kamar pas.

Setelah menunggu Syifa dan Amira selama kurang lebih setengah jam akhirnya kami berempat menuju ke warung mie khas aceh yang dimaksud oleh Syifa.

Kami menikmati hidangan mie khas Aceh yang sangat lezat itu sembari berbincang dan bercanda bersama. Setelah hampir satu jam bersama dan selesai menikmati makanan akhirnya kami pamit pulang menuju Banda Aceh.

Ntah karena lelah atau pengaruh dari ganja, aku menjadi sangat mengantuk dan tertidur selama perjalanan kembali ke Banda Aceh yang memakan waktu sekitar 3.5 jam.

Aku terbangun ketika mobil sudah memasuki halaman rumah kami. Aku turun dengan agak lunglai karena masih agak mengantuk dan segera naik ke lantai 2 menuju kamar tidurku.

Saat aku masuk ke kamar tidur, kamarku masih kosong. Aku mengira Edi masih belum pulang, sehingga aku yang merasa sangat mengantuk memutuskan langsung tidur tanpa berganti pakaian dan membersihkan muka.

Pukul 2 pagi aku terbangun karena kedinginan, dan aku menyadari kalau Edi masih belum ada disampingku, sehingga aku memutuskan untuk menelepon telepon selularnya. Aku kaget saat terhubung, suara telepon selularnya berasal dari kamar kami.

Namun dimana Edi? Aku memutuskan untuk mencarinya kelua kamar, karena mungkin Edi baru pulang dan sedang makan makanan kecil di ruang pertemuan keluarga. Namun aku berkeliling dilantai dua tidak ada jejak Edi aku temukan.

Hingga aku melewati kamar tidur utama, terdengar semilir suara teriak erangan dan rintihan dari Nirmala. Aku sempat berpikir bahwa Nirmala sedang bercinta dengan Tommy, hingga tidak beberapa lama kemudian aku mendengar Nirmala meracau nama Edi, disitulah aku yakin bahwa Edi sedang bercinta dengan Nirmala.

Aku sebagai istrinya menjadi emosi dan marah, dan dengan spontan membuka dengan keras pintu kamar tidur utama yang sedang dipakai Nirmala dan Edi untuk bercinta.

"Hai istriku.. Kamu sudah bangun.. Mau ikut bercinta bersama kami?" tanya Edi saat melihatku membuka pintu sembari melakukan penetrasi ke inti Nirmala dari belakang dalam posisi doggy style.